Alhamdulillah, Saya Sudah Sehat Kembali Usai Positif Covid-19

Saya masih bertanya-tanya, mengapa saya sempat drop ketika positif Covid-19? Padahal dari beberapa kawan saya sempat mendengar bahwa ketika mereka divonis Covid-19 (setelah tes PCR), kondisi mereka baik-baik saja. Mereka cukup mengonsumsi vitamin, makan buah-buahan, dan istirahat yang cukup.

Sementara saya berbeda. Kondisi saya sempat drop, sampai istri saya yang juga positif Covid-19 sempat syok berat, dan berulang kali memaksa saya untuk mau datang ke IGD Pinere RSUDZA. Ia melihat saya tidak makan nasi dan makanan lain untuk meningkatkan stamina tubuh. Saya hanya mengonsumsi air putih hangat dan selalu berbaring di tempat tidur.

Saya memang memiliki riwayat sakit DBD dan tipes. Itu yang membuat kondisi saya cukup parah. Ini pula alasan mengapa selera makan saya berkurang bahkan tidak memiliki selera makan sama sekali. Banyak orang cerita kalau seseorang punya penyakit penyerta, ketika diserang Covid-19, kondisinya bertambah parah. Tidak jarang berujung pada kematian. Ini, misalnya, terjadi pada pasien Covid-19 yang punya penyakit paru-paru, jantung, dan lambung. Begitu pula dengan pasien yang memiliki penyakit sesak, sangatlah rentan.

Jadi, setelah dipikir-pikir, kondisi saya beberapa kali drop karena saya punya penyakit tipes. Penyakit ini yang membuat selera makan saya hilang sehingga berakibat pada melemahnya kondisi tubuh. Ini diperparah lagi dengan Covid, yang memang menyerang imun tubuh. Beruntung, saya memiliki banyak teman yang memberi informasi vitamin apa yang mesti saya konsumsi. Teman-teman (dan juga istri) memaksa saya untuk mau makan nasi, bagaimana pun caranya. Alhasil, saya makan nasi meski cuma sedikit, dan agar masuk ke dalam perut, saya dorong dengan minum air putih.

Tidak ada rasa sama sekali. Makanan apapun rasanya hambar, tidak enak dan bikin jijik. Ini ditambah lagi dengan hilangnya penciuman. Benda dan makanan apapun seolah-olah tidak ada baunya. Bayangkan bagaimana menontonnya hidup tanpa bau. Kosong. Kita tidak bisa merasakan bau apa-apa. Mengingat hal ini, kini saya jadi senyum-senyum sendiri.

Kondisi saya berangsur pulih ketika saya mulai mau makan nasi. Memang porsi makan saya masih jauh dari porsi normal. Hanya mampu makan nasi sekitar lima-enam sendok makan. Itu pun sudah dipaksa dengan air putih. Tapi itu jauh lebih baik daripada tidak makan apa-apa. “Bagaimana pun, nasi harus dimakan,” kata beberapa teman.

Selama sakit, saya juga mengonsumsi buah-buahan. Jenis buah yang saya makan bisa dihitung, tidak banyak pilihan. Saya misalnya hanya makan nanas, semangka isi kuning, apel dan jamblang (boh jambei kleng). Buah yang terakhir, entah kenapa, saya suka sekali. Saya bahkan sampai beberapa kali ke jembatan Pante Perak untuk membeli buah berwarna hitam pekat ini. Setelah saya mengkonsumsi buah ini, selera makan saya berangsur pulih. Sekarang, ketika sudah sembuh, saya tidak pernah membeli lagi buah hitam ini.

Kini, setelah dua minggu mengurung diri di rumah, kondisi saya sudah jauh lebih baik. Memang, kondisi fisik saya belum kembali seperti semula. Tapi ini jauh lebih baik. Baju yang selama ini kekecilan sudah bisa saya gunakan lagi. Celana banyak yang sudah longgar dan harus diperketat dengan tali pinggang. Saya yakin seiring waktu fisik saya akan kembali seperti sediakala.

Nah, melalui tulisan ini, saya mau mengabarkan bahwa saya sudah pulih kembali, meski saya belum melakukan tes ulang. Pihak Puskesmas pun sudah menyatakan kalau kami (saya dan istri) sudah sembuh dari Covid-19. Terima kasih untuk teman-teman semua yang sudah mendoakan kami. []