Kondisi Saya Sempat Drop - Isoman #2
Tubuh saya lemah seperti kayu ini {foto sendiri}
Setelah hasil tes PCR keluar bahwa saya positif, saya sempat tidak percaya. Soalnya, sebelum tes dilakukan saya masih yakin kalau saya kena tipes seperti dua tahun sebelumnya. Tapi tes PCR itu akurat dan saya tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin sudah saatnya istirahat total, tidak memikirkan masalah kerjaan.
Masalahnya, saya tidak bisa tidur. Saya terbangun sepanjang malam. Guling ke sana guling ke sini, tidak karuan. Posisi saya memang selalu di tempat tidur, tapi saya nyaris tidak bisa tidur. Hanya rebahan badan saja. Itu membuat proses penyembuhan jadi terganggu. Belum lagi selera makan saya juga hilang.
Gegara tidak selera makan, kondisi saya sempat drop. Tubuh melemah, untuk bangun dari tempat tidur saja susahnya minta ampun. Harus dipapah. Jalan seperti terhuyung-huyung, dan harus ada pegangan. Saya benar-benar mati kutu. Padahal, andai saja saya sanggup makan sedikit saja, mungkin kondisi tubuh saya tidak separah itu. Ini benar-benar tidak ada tenaga.
Sempat punya pikiran untuk datang ke IGD Pinere RSUDZA. Minta diinfus, biar ada makanan yang masuk ke tubuh. Tapi, menyebut nama Pinere saja sudah bikin ngeri. Saya pasti tidak akan sanggup berada di sana.
Lalu, saya mulai melawan pelan-pelan. Saya mesti makan. Meski itu cuma satu-dua sendok. Itulah yang saya lakukan. Saya masukkan saja nasi ke dalam mulut, kemudian saya minum untuk mendorong nasi masuk ke perut. Begitu seterusnya.
Malam hari benar-benar jadi malam paling menyiksa bagi saya. Selain tidak bisa tidur nyenyak, demam kembali kambuh. Tubuh menggigil kedinginan. Saya harus pakai dua helai selimut, biar mampu menutupi seluruh bagian tubuh, dari kaki sampai kepala. Hanya bagian hidung yang saya biarkan sedikit terbuka, biar bisa bernafas.
Kadang, tubuh masuk angin. Untuk mengeluarkan angin dari tubuh, saya harus berjuang. Jika angin itu tidak keluar, saya merasa tersiksa. Seakan ada beban yang belum terangkat dari tubuh, terutama di sekitar bagian dada. Saya harus bangun dari tempat tidur, mencoba melakukan beberapa gerakan agar angin segera keluar. Lebih sering saya gagal. Alhasil, saya menahan sakit di sekitar dada sepanjang malam.
Begitu pun jika batuk melanda, penderitaan saya jadi berlipat ganda. Bayangkan, saya terbatuk-batuk yang tidak putus-putusnya. Seakan-akan semua isi di dalam tubuh mau terlepas keluar. Perihnya minta ampun. Tersiksa banget.
Beurijang puleh, kiban ka kondisi uroe nyou?
mudah-mudahan geu peu sehat lee Allah SWT, aamiin
Alhamdulillah, kondisi ka leubeh sehat. Tapi hana lon tes PCR ulang le...