Ramadan Bercerita: #2 Pola Tidur yang Berubah Selama Ramadan

Pada tulisan kedua dalam bulan Ramadan ini saya ingin berbagi cerita tentang apa yang menjadi kebiasaan saya di malam Ramadan. Ini bukan tentang ibadah atau hal yang dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadan, tetapi bagaimana saya coba beradaptasi dengan Ramadan (ya adaptasi yang coba saya buat sendiri, jadi jangan ada bantahan atau anjuran apapun, karena saya sudah prediksi anjuran apa saja yang akan kalian berikan).
Hari-hari biasa (selain bulan Ramadan) saya sudah biasa begadang, tidur paling cepat pukul 01.00 dinihari. Tapi walau tidur larut malam, saya tetap bagun pagi dan beraktiftas di pagi hari (aktifitasnya ya minum kopi pagi). Pada bulan Ramadan, saya tidak tidur di malam hari supaya saya bisa tidur nyenyak pagi hari dan bangun saat masuk waktu zuhur. Ini sudah saya lakukan sejak beberapa taun terakhir. Penyebabnya antara lain;
Pertama, karena saya tidak harus bekerja pagi. Maksudnya, ya tidak masuk kantor atau kerja apapun yang mengharuskan saya untuk bangun pagi kemudian tidak tidur lagi hingga siang. Semua pekerjaan saya kerjakan setelah shalat zuhur. Ini juga menyebabkan waktu berpuasa jadi pendek, karena selama enam jam sudah dihabiskan untuk waktu tidur. Saya bahkan tidak keluar rumah hingga pergi shalat tarawih dan selanjutnya ngopi hingga sahur. Mungkin ini bisa menjaga puasa dari hal-hal yang membatalkan pahalanya (ah pembenaran haha).
Kedua, jika saya terjaga di pagi hari tentu saja tidak ada aktifitas yang bisa saya kerjakan (ada sih, jika diada-adakan. Misalnya kalian bakal menyarankan, kan bisa baca Al-Quran, kan bisa ini kan bisa itu). Jika biasa saya bangun pagi untuk menikmati segelas kopi hangat, di bulan Ramadan tentu saja tidak ada warung kopi yang buka. Jadi saya memilih untuk tidur saja, karena saya sudah ngopi semalaman. Tidak mengerjakan ibadah? Ada lah. Kecuali jika kalian anggap ibadah hanya soal ritual shalat dan baca Al-Quran.
Ketiga, ada respon aneh dari tubuh biologis saya soal waktu. Mungkin karena kebiasaan begadang di hari-hari biasa, jadinya saya merasa segar ketika malam hari (terutama diatas jam sepuluh) dan agak tidak semangat pada pagi hari. Ini hal aneh yang saya ingin ubah tetapi tidak pernah berhasil. Selama bulan Ramadan, saya baru bersemangat setelah mandi menjelang tarawih. Dari sejak di pesantren dulu, saya membiasakan mandi menjelang shalat tarawih (Isya), jadi saya merasa nyaman untuk shalat tarawih, apalagi jika menjadi imam. Sebelumnya, terutama selesai berbuka, tubuh merasa lemah dan muncul keinginan untuk tidak shalat tarawih. Tetapi karena sudah terbiasa, saya yakin ini pasti hanya efek dari berbuka puasa, dengan memakan karbohidrat terlalu banyak. Oleh karena itu, biasanya saya langsung mandi dan merasa segar saat shalat tarawih hingga subuh.
Sebenarnya, saya iri melihat orang-orang yang bisa bersemangat bekerja saat Ramadan dalam keadaan berpuasa, bahkan ada yang dari pagi hingga sore. Saya membayangkan jika seperti demikian, tentu saja akan berat. Saya berkali-kali ingin mengubah kebiasaan "tidak tidur" di bulan Ramadan. Karena terlalu banyak hal produktif yang terlewatkan. Tetapi tetap saja hal ini berulan setiap tahun. Sebenarnya tidur pagi itu tidak nyenyak juga, sangat tidak berkualitas. Tapi, ya sudah demikian, juga pasti akan tidak nyaman saat sudah pukul 11.00 siang, akan terasa hawa panasnya.
Bagaimana pola tidur teman-teman selama Ramadan?
Pola tidur yang berubah adalah satu hal yang mendapat highlight selama Ramadan. Dan bagi orang yang suka tidur seperti aku, itu benar-benar berpengaruh sekali. Biasanya bangun menjelang pukul enam, sekarang bangun menjelang pukul empat karena imsak pada pukul setengah lima. Lalu pukul lima tidur lagi dan pukul 7 baru betulan bangun.
Gitu aja sih. Engga spektakuler juga sebenarnya. Tapi ya begitu lah.