[#club100] Betterlife – The Diary Game: 18 Maret 2022| Banjir dan sharing bersama Country Representatif Indonesia
The Diary Game : FRIDAY, MARCH 18th 2022
The Diary Game : FRIDAY, MARCH 18th 2022
Bunga ranum buahnya lebat…
Air perigi terasa hangat…
Assalamualaikum wahai sahabat…
Sambut hari penuh semangat…Pagi ini aku bangun sedikit telat karena terlalu lelap sehingga suara alarm tidak terdengar olehku. Aku terbangun ketika suara gemuruh air di jalan terdengar akibat di lewati truk. Dek….banjir lagi ni..! ucapku pada istriku sambil membangunkannya untuk sholat subuh. Aku membuka HP dan ku lihat jam menunjukkan pukul 06 pagi. Aku bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu dan sholat subuh.
Usai sholat subuh aku membuka laptop dan memutar Nasyid Abah Guru Sekumpul untuk mengawali pagi ini. Lalu aku keluar rumah untuk melihat kondisi banjir. Ya Allah, banjir sudah setinggi lutut. Aku memanggil - manggil ibuku yang tinggal di sebelah rumahku, namun tidak ada jawaban darinya. Aku menuju rumah ibuku yang berbentuk rumah panggung itu dan menemui adikku. Aku mendapatkan info bahwa ibu serta ayahku sudah keluar mengungsi sejak tadi jam 05 pagi saat air banjir masih setinggi sekitar 15 centimeter dan masih bisa di lewati kenderaan roda dua. Mereka mengungsi ke Keude Matang kuli dirumah adikku yang tinggal di sana.
Aku kembali ke rumahku dan memberi makan ikan di kolam serta anak ayam yang ada di kandang. Aku mengalami “Ujian Kesabaran” dalam beberapa hari ini. Beberapa ekor ayamku di makan musang karena kebun di sebelah rumahku menjadi sarang musang. Kebun tersebut berisi tanaman kelapa sawit yang bahkan daun-daunnya sampai masuk ke sela-sela kamar anakku @lutfihakim12. Aku sudah beberapa kali menyampaikan pada pekerja yang memetik kelapa sawit agar menyampaikan kepada pemiliknya untuk membersihkan kelapa sawit tersebut, namun tidak ada respon apa-apa sampai sekarang. Sangking geramnya anakku sampai berkata : Yang pah Dwi hurigi bak ulee jih…..(enaknya kita kasih tendangan Dwi hurugi di kepalanya). Dwi Hurigi adalah sebuah tehnik tendangan memutar ke arah belakang dengan melompat memutar dan gerakan kaki seperti mengait ke arah kepala atau leher dalam beladiri taekwondo dan hapkido.
Selesai memberi makan ikan dan ayam serta muezza, aku mencoba membuat draft postingan di steemit sampai siang hari. Anakku Alvira sibuk minta bermain banjir dari tadi. Aku memenuhi permintaannya untuk mandi banjir siang ini. Dia bermain dengan senangnya menggunakan ban mobil bekas yang di isi angin. Siang ini banjir udah setinggi 50 centimeter di jalan depan rumahku sedang di halaman rumah ibuku sedikit lebih tinggi karena tanahnya lebih rendah dari badan jalan.
Mandi banjir bersama Alvira |
---|
Sehabis waktu sholat jumat aku harus keluar rumah karena ada beberapa keperluan. Seorang pedagang meminta tolong di fasilitasi surat menyurat agar bisa mengangkut ternak ayamnya ke Takengon Aceh Tengah dan sebagai dokter hewan berwenang aku harus membantu mereka menjalankan kegiatannya. Selain memfasilitasi surat tersebut aku juga harus keluar rumah karena harus membeli beberapa macam barang kebutuhan sebagai stok di rumah. Aku terrpaksa menggunakan perahu (Jalo) untuk bisa keluar dari rumah menuju simpang empat yang lebih tinggi bersama adikku.
Keluar dari rumah menggunakan perahu |
---|
Di sepanjang jalan ku lihat air belum juga surut dan masih menggenangi rumah-rumah penduduk di desaku. Pemandangan yang sudah sangat sering terlihat saat ini. Ketika hujan sedikit lebat pasti akan berakibat banjir di kampungku. Sampai-sampai @radjasalman komentar “Kajueut Pinah KK”… Namun seperti yang pernah ku sampaikan sebelumnya : Aku bertahan demi cinta…Cinta terhadap kampungku dan juga sanak keluargaku. Aku harus memantau orangtuaku yang sudah renta yang terkadang sakit atau memerlukan sesuatu. Sewaktu masih tinggal di Lhokseumawe aku pernah pulang kampung dan membawa mereka keluar rumah dan mengungsi ke Lhokseumawe dengan sedikit memaksa mereka yang mencoba bertahan di rumah pada bair besar tahun 2006 lalu. Aku menerebos banjir setinggi lebih kurang 40 centimeter menggunakan mobil yang hampir saja membuat mobil harus turun mesin. Untung saja saat itu mobil baik-baik saja dan tidak sampai masuk air ke dalamnya karena bodynya masih padu. Dengan kondisi banjir sekarang yang sudah sangat sering terjadi aku tidak bisa membayangkan bagaimana ribetnya aku harus sebentar-sebentar bolak-balik Lhokseumawe – Matangkuli untuk menjaga kedua orang tuaku.
Banjir di Kampungku hari ini |
---|
Tiba di simpang empat aku bergerak ke keude Matangkuli untuk menge-print surat di toko ATK karena printer di rumahku sedang rusak lalu aku segera meluncur ke geudong untuk mengantar surat tersebut kepada pedagang yang akan membawa ternak mereka ke Takengon.
Di perjalanan aku mendapat berita bahwa @radjasalman dan @heriadi sedang berada di Dayah Kupi Simpang Cibrek dan memutuskan untuk bergabung di sana dan mengubah lokasi perjumpaan dengan pedagang tadi. Aku meminta pedagang untuk menemuiku di Dayah Kupi Simpang Cibrek.
Di Dayah Kupi Simpang Cibrek ini rupanya sudah berkumpul beberapa steemian seperti @firyfaiz @bunda-monteski @keumala75 dan tentunya dua orang CR Indonesia @radjasalman dan @heriadi yang sedang nongkrong direst area ini. Aku bergabung bersama mereka dan berbincang banyak hal tentang steemit dan juga masalah-masalah lain sampai jam 05 sore.
Di Dayah Kupi Simpang Cibrek |
---|
Usai bubaran aku langsung pulang dan singgah di Simpang Rangkaya untuk berbelanja. Ya ampun barang kok pada naik semua. Minyak goreng curah saja sudah seharga 17.000 rupiah per kilo, apalagi minyak goring kemasan. Pantas saja BANG IWAN (baca : Iwan Fals) yang merupakan die-hardnya Pak De sampai membuat lagu tentang kelangkaan minyak goreng. Pileh Lom..sigoeh beu awai jak yak pileh..! Perpanjang sampai lima periode sekalian….KONSLET kata Kak Onyot.
Setelah berbelanja aku pulang ke rumah dan menelpon adikku dirumah untuk menjemputku di simpang empat mengunakan perahu karena banjir belum juga surut. Air masih berada di perkampunganku yang membuat aktivitas warga lumpuh. Biasanya jalan di depan rumahku cukup, ramai terutama saat sore hari di mana banyak para orangtua menjenguk anak mereka di dayah Abon Bunie.
Pulang ke rumah menggunakan perahu |
---|
Usai sholat maghrib aku makan malam bersama keluargaku dan beberapa saat kemudian listrik di kampungku padam. Untung saja ada lampu buatan kemarin yang bisa kugunakan saat darurat begini.
Lampu hommade yang sangat berguna saat listrik mati |
---|
Demikian diary ku kali ini. Semoga anda menyukainya dan terima kasih sudah mampir di postinganku.
Pertemuan dengan orang orang hebat di Steemit. Saya juga ingin bergabung
👍
Lagak that pantun pembuka bang @alee75
😁
Hana can, han neupakat kamoe bak dayah kupi.... Hhaah
😁😁
🤭🤭🤭 Han takut baca sampe abeh sang takot kuning Dwi hurigi. Aneuk manok kuno ne ba Hana musang
🤭🤭
Sudah singgah di Dayah kopi mantap pak.
👍
Congratulations! This post has been upvoted through steemcurator08.
Curated By - @event-horizon
Curation Team - Life and Humanity
Thank you...🙏
kegiatan sharing dengan sesama steemian memang selalu seru dan menambah wawasan. Sukses selalu ya pak
Betul buk ..thanks ..