Peluk Rindu untuk Nenek

in #indonesia7 years ago

Assalamualaikum steemians yang budiman. Kembali lagi saya menyapa para steemians untuk memberikan cerita-cerita yang mungkin bisa menjadi teman ngopi steemians. Hehe

image

Hari ini, kamis 03 Mei 2018 saya memutuskan untuk pulang sebentar dari perantauanku di Lhokseumawe menuju kampung halaman, yaitu di Bener Meriah. Kepulangan kali ini bukan lah tanpa alasan melainkan karena kerinduan terhadap keluarga dan juga memang ingin merefresh otak sejenak yang sudah lama memikirkan hal-hal yang berbau kampus dan organisasi. Ingin rasanya otak ini dijernihkan sejenak dengan suasana Bener Meriah yang sejuk, dan penuh dengan hangat kekeluargaan. Tentu saja yang tak bisa dihindarkan adalah nikmatnya Kopi asal daerah saya ini, yaitu kopi gayo. 😁

Pagi-pagi sekali aku sudah harus bangun tidur untuk mempersiapkan segala hal yang akan menjadi bawaanku menuju kampung halaman. Tas ransel siap, tas mini kerawang siap, helm, sarung tangan, dan sebagainya sudah siap. Nah,, Berhubung perjalanan dari Lhokseumawe menuju ke Bener Meriah akan menjumpai pergantian suhu dari hangat ke dingin, maka tak kan lupa aku menyiapkan jaket juga agar tidak kedinginan. Oke, semua sudah siap.

Aku berangkat bersama seorang teman dengan mengendarai motor masing-masing. Alhamdulillah di perjalanan semuanya lancar, tak ada terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Perjalanan dari Lhokseumawe-BM tidak terlalu memakan waktu lama, karena aku dan temanku mengambil rute KKA. Dan hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam dengan kecepatan 40 km/jam. Sampailah aku di daerah tempat aku besar. Temanku melanjutkan kembali perjalanannya untuk sampai juga dikampung halaman karena rumah nya masih agak jauh.

Sampai dihalaman rumah, langsung ku turunkan standard motorku dan tak sabar ingin langsung masuk ke dalam dan membuat kehebohan. Hahaha
Orang pertama yang ku salami adalah nenekku, karena aku sangat dekat sekali dengan beliau. Beliau dengan kata-kata bijaknya dan pribahasa gayonya selalu bisa membuat ku tertawa dan terkadang bingung, karena pribahasa yang diucapkan terlalu sulit untuk dimengerti apalagi hanya dengan perbendaharaan bahasa gayo yang sedikit. Bisa-bisa kita yang mendengarkan pribahasa yang diucapkan nenekku hanya bisa menganga kebingungan. Haha

image

Itu lah beliau, di umurnya yang sudah tidak muda lagi. Namun beliau tak pernah manja, apabila mau makan pun tak pernah ingin merepotkan mamakku untuk menyiapkannya. Beliau lebih senang menyiapkan sendiri keperluannya dari pada harus merepotkan mamakku, yang kebetulan tinggal satu atap dengannya. Cerita-cerita dongeng sebelum tidur pun sampai sekarang masih saja beliau ceritakan kepadaku. Di umurku yang sudah kepala dua ini beliau tetap menganggap ku cucu kecilnya, yang tak tahu apa-apa, yang sebelum tidur harus selalu didongengkan. Itu lah anggapan beliau terhadapku, mungkin terhadap cucunya yang lain juga begitu.

Saat hendak bersalaman dengan nenekku, dia terlihat kebingungan. Seakan tidak mengenal siapa yang hendak bersalaman dengannya (disebabkan rabun yang dideritanya). Karena maklum dengan itu, langsung saja ku sapa dia duluan "Ini Uta nek, cucu nenek". Dia terlihat seperti terhentak kaget mendengarnya dan telapak tangan nya melayang begitu saja di pipiku. Ya beliau menamparku. Aku hanya bisa diam tak berkata, yang ku lakukan hanya memeluk tubuh mungil nenekku yang kurasakan gemetar entah kenapa?!! Kemudian beliau berkata "mokot beh gih naeh penah entong ko aku ge win? Unger ku gih naeh demu kite ni" (menggunakan aksen gayo lues karena beliau asli bersuku gayo lues "sudah lama sekali tak kunjung kau jenguk aku ya nak, aku kira kita takkan bertemu lagi") begitu kira-kira yang beliau ucapkan.

Ku jawab pertanyaan beliau dengan candaan dan senyuman, kemudian berlanjut menjadi percakapan seru antara aku dan nenekku. Ah selalu ku rindu nenekku yang ini. Di sela-sela percakapan kami, tiba-tiba timbul pertanyaan yang tak pernah kuduga akan keluar dari mulut beliau. "Biak mu hanati gere singah kumah ni?" (kenapa pacarmu tak kau ajak singgah kerumah?) itu lah pertanyaan mengejutkan dari sang nenek. Jujur di keluarga ku hal-hal yang menyangkut pacaran sangatlah tabu untuk di ungkap apalagi harus dibahas. Tapi dengan keluarnya pertanyaan nenekku tadi, aku sangat tersentak kaget sekaligus hanya bisa diam sejenak. Kemudian ku balas saja dengan cengengesan khas anak Indonesia. Dan nenekku juga membalas dengan tawa ompongnya yang khas dan ku rindu itu. Hahaha.. Maaf nek 🙏

Itu lah peluk rindu ku untuk sang nenek yang ku rindu.

image

Sort:  

Resteem bot Service! Promote Your New Post.Find New Freinds - Followers - Upvotes. Send 0.400 SBD and your post url in memo and we will resteem your post to 9000+ followers from two different account.@stoneboy and @vimal-gautam.

Tanpa nenek kamu juga tak ada
Hargailah orang tua .

Iya bang. Betul sekali
Terima kasih sudah mengingatkan
#selkomsel bang 👍😁

Loading...