The Diary Game (August 14, 2020) - Day 14 : Tidak Ada Yang Abadi
Saat suara azan di masjid sedang berkumandang, saya tersentak terjaga dari tidur, dengan tergopoh-gopoh saya menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhu', karena saya tidak ingin terlambat sampai di masjid untuk menunaikan sholat subuh. Sebenarnya alarm di smartphone sudah berdering dua kali dalam interval lima menit, tapi tanpa sadar saya mematikan bunyi alarm tersebut.
Setelah selesai menunaikan sholat subuh, saya kembali ke rumah sekitar pukul 06.10. Saat di masjid banyak para jamaah sholat subuh yang menanyakan kondisi ayah mertua saya, karena mertua saya tersebut merupakan jamaah tetap yang rutin ke masjid. Sehingga ketika lama absen ke masjid, menimbulkan tanda tanya bagi jamaah lainnya.
Saat tiba di rumah, saya hanya berdiri di pintu rumah sambil memanggil istri saya, sejurus kemudian istri saya keluar dari dalam rumah dan kami langsung melakukan aktivitas berjalan kaki di waktu pagi. Kami berjalan kaki menyusuri jalan pedesaan dan melewati batas desa yang berbatasan dengan persawahan. Saat ini merupakan waktu yang sangat menyenangkan melewati area persawahan karena tanaman padi sedang menghijau seperti hamparan permadani yang sangat indah. Ini benar-benar menyejukkan mata bagi yang memandangnya.
Rute yang saya lewati saat berjalan kaki di pagi ini
Sekitar satu jam kemudian kami sudah kembali ke rumah setelah berjalan kaki selama satu jam dan menempuh jarak sekitar 5 kilometer. Setelah menunggu beberapa saat di teras rumah untuk mengeringkan peluh di punggung, kami masuk ke dalam rumah untuk sarapan. Kemudian kami bersiap-siap untuk ke Banda Aceh.
Sekitar pukul 8.30 pagi kami sudah dalam perjalanan ke Banda Aceh, tujuan kami adalah ke Rumah Sakit Zainoel Abidin untuk mengunjungi mertua saya yang kemarin di rujuk ke sana karena penyakitnya semakin parah. Saat dalam perjalanan, saya singgah di Kota Sigli yang jaraknya sekitar satu jam dari kampung kami di Meurah Dua, Pidie Jaya ( Aceh, Indonesia). Di Kota Sigli saya ingin menarik uang di ATM Bank Mandiri Syariah yang terletak di jalan Prof. A. Majid Ibrahim. Setelah menarik uang, struk dan kartu ATM saya tidak mau keluar dari mesin ATM tersebut (kartu tertelan).
Kemudian saya melaporkan masalah tersebut ke sekuriti yang bertugas di Bank Mandiri Syariah tersebut. Oleh dia, saya diarahkan menuju ke costumer service untuk melaporkan masalah tersebut. Setelah menunggu beberapa saat, kartu ATM saya sudah dikeluarkan dari mesin ATM dan diserahkan kembali kepada saya, karena terburu-buru, saya tidak sempat mengambil gambar saat di sini.
Dalam perjalanan ke Banda Aceh kami singgah di minimarket "Indah Sari Blang Asan" ini untuk berbelanja makanan dan minuman sebagai bekal dalam perjalanan
Kemudian saya melanjutkan perjalanan lagi ke Banda Aceh. Tapi baru beberapa kilometer mobil berjalan, istri saya meminta untuk singgah di minimarket "Indah Sari Blang Asan", dia ingin membeli beberapa makanan dan minuman untuk bekal dalam perjalanan ke Banda Aceh. Kemudian kembali melanjutkan perjalanan dan saat tiba di Saree, Kabupaten Aceh Besar, mobil saya arahkan ke pom bensin di sana untuk isi bensin. Saya mengisi bensin sebanyak 22,23 liter atau seharga 200.000 rupiah (58 STEEM).
Tiba di Saree, Kabupaten Aceh Besar, saya mengisi bensin di pom bensin tersebut
Kemudian saya kembali melanjutkan perjalanan. Di daerah Lamtamot, Aceh Besar, saya berhenti sebentar karena di balik kaca mobil menangkap pemandangan indah, saya turun dari mobil dan mengambil gambar pemandangan dengan latar belakang gunung Seulawah yang masih aktif (apabila anda ke Banda Aceh melalui pantai utara, maka anda akan melewati gunung Seulawah ini).
Gambar yang saya ambil saat tiba di daerah Lamtamot, Aceh Besar, dengan latar belakang gunung Seulawah
Bersama anak-anak di dalam mobil saat menuju ke Rumah Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh
Tepat pukul 12.10 kami sudah tiba di Banda Aceh, sebelum ke Rumah Sakit Zainoel Abidin yang terletak di jalan Teungku Daud Beureueh No. 108 Banda Aceh, kami terlebih dahulu singgah di rumah adik kami di desa Jurong Peujeura, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar. Disini kami menjemput adik kami dan anak-anaknya untuk kami bawa ke rumah kerabat kami yang berdekatan dengan Rumah Sakit Zainoel Abidin. Setelah menitipkan anak-anak di rumah kerabat kami, kami langsung menuju ke ruang transit Pinere Rumah Sakit Zainoel Abidin yang terletak di samping Poliklinik Pinere (disini khusus menerima atau merawat pasien yang memiliki riwayat infeksi).
Pintu masuk menuju ke ruang transit Pinere tempat ayah mertua saya di opname
Tiba di ruang transit Pinere sekitar pukul 12.50 siang, istri saya dan adiknya langsung menuju ke ruangan untuk menjenguk ayahnya. Sedangkan saya memarkirkan mobil di tempat parkiran. Saya bersiap untuk ke Masjid untuk yang berada di kompleks Rumah Sakit Zainoel Abidin untuk menunaikan sholat jumat, tetapi baru saja saya keluar dari mobil, istri saya mengabarkan melalui handphone bahwa kondisi ayahnya semakin kritis, saya segera menuju ke ruang tempat mertua saya di opname, dan belum tiba di ruangan tersebut istri saya kembali memanggil saya melalui handphone dan mengabari bahwa ayahnya telah meninggal dunia. Beliau menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 13.05 siang. Innalillahi wainnailaihi raji'un...
Dia mengabarkan sambil terisak dan menahan tangis, saya menjadi hampa dan dan tanpa terasa air mata mengalir di kedua pipi saya. Saya bergegas menuju ke ruang tempat mertua saya di opname, tiba di sana saya mencoba tegar agar dapat mengendalikan situasi. Karena semua anggota keluarga yang hadir di sana yaitu istri saya dan ketiga adiknya serta ibunya sudah larut dalam duka dan air mata.
Saya segera menghubungi keluarga dan sanak famili di kampung untuk mengabarkan kabar duka tersebut, saya juga memberikan petunjuk ke keluarga di kampung bahwa jenazah akan dimakamkan hari ini dan meminta mereka untuk mengurus semuanya sehingga dapat berjalan dengan lancar proses pemakamannya. Setelah itu saya segera mengurus administrasi proses pemulangan jenazah ke kampung halaman dengan menggunakan mobil Ambulance khusus jenazah.
Sekitar pukul 2 siang, kami sudah dalam perjalanan ke kampung, mobil saya mengiringi mobil Ambulance tersebut di belakangnya dan sekitar pukul 17.40 sore kami sudah tiba kembali di rumah mertua kami di kampung. Di rumah, orang-orang yang akan mengurus proses pemakaman dan yang melayat sudah menunggu, mereka ramai sekali, perkiraan saya mencapai 350-400 orang.
Saat tiba jenazah di rumah, kami langsung memandikannya dan mengkafaninya. Kemudian waktu sholat maghrib pun telah tiba dan kami semuanya menunaikan sholat maghrib di masjid terdekat. Setelah selesai menunaikan sholat maghrib, kami kembali ke rumah untuk menandu jenazah untuk di bawa ke masjid. Tiba di masjid, jenazah disholatkan dan kemudian di bawa ke pemakaman umum untuk dimakamkan. Sekitar pukul 9 malam proses pemakaman jenazah ayah mertua saya selesai dan saya pun kembali ke rumah, tiba di rumah saya langsung larut dalam duka dan tertidur di atas ambal di ruang tamu.
Mohon maaf karena proses pengurusan jenazah sangat privasi, jadi tidak ada satu pun foto yang dapat saya lampirkan untuk melengkapi cerita saya ini.
Kami bergabung dalam tim Aceh-Indonesia yang terdiri dari saya sendiri sebagai leader, @muzack1, @ernaerningsih, @lord-geraldi dan @p3d1.
Ingin tahu tentang saya? Klik disini
Congratulations, your post has been upvoted by @dsc-r2cornell, which is the curating account for @R2cornell's Discord Community.
Enhorabuena, su "post" ha sido "up-voted" por @dsc-r2cornell, que es la "cuenta curating" de la Comunidad de la Discordia de @R2cornell.
Share ke Twitter:
Semoga menjadi pembelajaran bagi kita bahwa tidak ada yang abadi dalam hidup, saya ikut berduka atas meninggalnya mertua bang @anroja. Semoga beliau ditempatkan di tempat yang terbaik.
Aamiin.. Terima kasih bang @muzack1 telah ikut berbelasungkawa dan mendoakan orang tua kami.
Semoga yang ditinggal kan tabah dalam menghadapi semua ini,...
Aamiin.. Terima kasih bang.. Mohon maaf mungkin dalam beberapa hari ini saya hanya vote saya, karena tidak sempat memberikan komentar.
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Semoga almarhum di terima di sisi-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan sabar dan tabah dalam menghadapi musibah ini. Turut berduka
Aamiin... Terima kasih kak @ernaerningsih atas belasungkawa yang anda tunjukkan, saya sangat menghargainya.
Sama-sama
Innalillahi Wainnalillahi Raji'un. Segala do'a-do'a baik untuk almarhum, semoga Allah SWT, menerima semua amal ibadah, dan almarhum ditempatkan di surga-NYA.
Aminn ya Rabb.
Aamiin... Terima kasih bang @midiagam atas doanya, saya sangat mengapresiasinya.
Sama-sama bang @anroja, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran menerima musibah ini dengan ikhlas.
Aminn ya Rabb..
Aamiin...Aamiin...Aamiin...
Innalillahi wainnailaihi Raji'un, semoga almarhum ditempatkan di dalam surga jannatunnaim. Amiiin
#onepercent
#indonesia
Aamiin ya rabbal 'alamin. Terima kasih bang @p3d1 yang telah mendoakan orang tua kami.
Innalillahi wainnailaihi Raji'un, semoga Allah menerima amal almarhum, Allah ampunkan dosanya, Allah terangkan kuburnya, Allah luaskan tempatnya, Allah tinggikan derajatnya, serta yang ditinggalkan Allah ikhlaskan hatinya, Allah luaskan sabarnya, dan Allah tingkatkan ketaatannya. امين
إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ, ʾinnā li-llāhi wa-ʾinna ʾilayhi rājiʿūn
Saya tirut berduka
Semoga amal beliau di terima di sisinya.
Abg @anroja dan keluarga tabah menghadapinya....aminnn.
#onepercent
#indonesia
Aamiin, Terima kasih atas ucapan belasungkawanya doanya @wira8788
Innalillahi wainna ilaihi Raji'un, semoga husnul khatimah, amiiin
Aamiin...
I'm out of words. Death of a loved one is very devastating. Prayers to your family especially to your wife.
#onepercent
#philippines
Terima kasih banyak sobat, mohon maaf kalau saya kurang aktif dalam beberapa hari ini dalam memberikan voting dan membalas komentar dari anda semua. Minggu depan saya berharap sudah normal kembali.
#onepercent
#indonesia
It's okay. I understand. Be strong and keep safe always, you and your family.
Terima kasih atas pengertian anda, saya tersanjung.