Penyanyi Buta, Sebuah Catatan Perjalanan

in #indonesia7 years ago (edited)

Screenshot_2018-05-07-15-31-08-63.png

Malam mulai turun, hiruk pikuk kegembiraan membahana di bawah stasiun monorail Bukit Bintang. Langit cerah, separuh bulan tampak sedang naik dari timur.

Screenshot_2018-05-07-16-49-17-65.png

Bergerombol pengunjung, dengan berbagai macam polah dan gaya dengan beragam usia.
Satu dua tampak pasangan suami istri. Sekelompok muda belia heboh asiik berselfi ria.

Sebuah lagu dinyanyikan dengan sempurna, seorang penyanyi perempuan, memegang microfone sambil duduk di kursi tanpa diringi alat musik yang ada hanya sejenis tape recorder sebagai pengiring, suaranya klop dengan jenis musik yang dinyanyikan. Pengunjung nampak terbawa alunan suara merdu wanita beusia tigapuluhan itu.

Sebuah lagu hampir usai dilantunkan. Aku terkesima, dan baru sadar bahwa ternyata sang biduan cacat fisik dia tunanetra! Subhanallah! Dengan keterbatasan yang ada dia mampu melengkapi kegembiraan puluhan wisatawan yang mengelilinginya di malam itu,

Di seberang sana, hinggar bingar lebih semarak terdengar, usai beberapa lagu di sini, kami tergerak untuk ikut bergerombol ke seberang.

Beberapa alat band sederhana tampak mengiring biduanita jalanan. Musiknya cukup enak di telinga. Sang penyanyi berpakaian jeans dan baju kaos putih lengan panjang. Sederhana sekali.

Screenshot_2018-05-07-15-30-53-82.png

Berbeda dengan yang tadi,penyanyinya tidak buta. suaranya tidak kalah merdu, dibanding yang tadi, Tapi kali ini pemain musiknya yang tunanetra, semuanya! keempatnya! Alat musik dimainkan dengan penuh kegembiraan.

Screenshot_2018-05-07-15-30-13-51.png

Malaysia memberi ruang ekspresi dan juga pendidikan khusus demi pengembangan bakat para tunanetra. Takdir Orang buta tidak berakhir sebagai pengemis, seperti lazimnya di negeri kita.
Sekali lagi, dengan keterbatasan kemampuan fisik, mereka bisa menghibur orang lain.

Setelah selesai beberapa lagu seorang pemuda mengedarkan kotak bagi penonton yang mau membagikan receh yang mereka punya, yang tidak mau juga tak apa.

Screenshot_2018-05-07-17-12-59-87.png
And very body happy!! Satu dua ikut berjoget, hampir semua ikut bernyanyi.

Screenshot_2018-05-07-15-34-09-92.png

Kerajaan Malaysia memang memanjakan wisatawan, dengan berbagai macam pilihan aktifitas dalam menikmati liburan. semuanya nampak tertib merasa nyaman, merasa aman.

Fasilitas public transport cukup memadai, dan nyaman, jadwal keberangkatan dan ketibaan yang tepat, tidak perlu menunggu lama, dan tidak perlu takut ditinggal. Informasi jadwal public transport mudah di akses.

Screenshot_2018-05-07-15-42-58-62.png

Screenshot_2018-05-07-15-38-20-11.png

Screenshot_2018-05-07-15-36-54-49.png

Screenshot_2018-05-07-15-35-42-53.png

Sudah memadai, tapi masih saja nampak pembangunan baru fasilitas transpotasi umum yang sedang dibangun, barangkali untuk menghadapi kunjungan wisatawan yang terus bertambah.

Saya berpikiran, sepertinya tourism memang dipersiapkan serius oleh Kerajaan Malaysia sebagai potensi sumber pendapatan utama Kerajaan. Pariwisata akan dijadikan sebagai sektor penyokong utama pertumbuhan ekonomi di Negeri Semenanjung ini ke depan.

Agaknya mereka sangat sadar bahwa sektor minyak dan gas pada waktunya akan habis, sementara jasa turis dan turunan bisnis sektor pariwisata semakin lama semakin bertambah pasarnya. Selama tawaran kesenangan dan kenyamanan terus menerus ditambah.

Screenshot_2018-05-07-17-09-34-67.png

Di bukit bintang malam itu semua nampak ceria. Wajah-wajah pelancong melayu dan china apakah dari Indonesia dan dari Malaysia sendiri sudah berimbang jumlahnya dengan wajah Eropa, Amerika juga Arab.
Maknanya pasar wisatawan mereka sudah lintas Benua.

Hampir tiga jam kami menikmati wisata jalan kaki di Bukit Bintang, mulai dari menikmati kuliner, belanja oleh-oleh dan accesoris, bernyanyi bersama pemain musik tunanetra jalanan.

Screenshot_2018-05-07-17-16-41-44.png

Tanggalpun berganti, tapi orang orang semakin ramai berseliweran.
Pada akhirnya kami berkesimpulan melancong ke Malaysia, adalah pilihan yang tidak keliru.

Tambahan, hasil investigasi malam itu, kami tidak menemukan tunanetra yang menonton musik.
Demikian.

Sort:  

Saya suka sekali tempat ini.

Yes, same as me!

Tolong dipastikan @apayek penulis tidak tuna apa2 kan....?😁

Sudah dipastikan, aman!