[Aku dan Lelaki Tua] Percayalah Harta Allah Itu Ada Dimana-Mana
![image]() ***
***
Menari Sambil Bernyanyi, Bernyanyi Sambil Menari
Seperti malam-malam sebelumnya, malam itu kembali aku bertemu dengan malam yang sombong. Hanya sepicik bintang berkelabat diatas atap rumahku. Dan setitik embun yang mengusap gelap jendela kamar sebelah kiri, sedang diatap rumah sebelah, ada ribuan bintang, menari-nari sambil bernyanyi. Bernyanyi-nyanyi sambil menari. Diantara malam yang sombong itulah, aku ikut menari juga ikut menyanyi. Menutup mata dan membuka hati, jika saja aku berdiri dirumah sebelah, maka aku juga akan melihat ribuan bintang diatap rumahku, menari-nari sambil bernyanyi. Bernyanyi-nyanyi sambil menari. Hanya saja aku telah lama membuka mata, tapi lupa membuka hati. Seperti seorang tua yang berjuang dengan hati, rela diguyur hujan, tahan di kepanasan
Lelaki tua itu pasrah ketika para hujan terus bernyanyi sambil menari-nari diatas langit lebam
malam menggigil dimandikan sayap-sayap sunyi
dalam peluk tawa terbenam seribu asa
bersama langit yang berlari sambil membawa bintang. Lalu bulan merengek-rengek iba. Para hujanpun terus bernyanyi. Sambil mengetuk-ngetuk atap rumah, adakah yang berlum sembahyang? Terdengar para hujan menangis diantara nyanyian mereka, ternyata dingin malam membuat selimut panjang, entah sampai tunduk pada pagi yang basah
Ada kalanya aku ingin seperti ombak berkejaran, tak pernah patah kaki, memcah bibir pantai walau akhirnya mereka harus menjadi buih, berkejaran lagi, memecah lagi, menjadi buih lagi. Ada kalanya aku ingin seperti angin, pemangku bagi ombak untuk terus berkejaran. Pembawa kapal berlayar. Dan angin yang selalu membawa orang-orang ke singgasana. Dan aku ingin seperti hari ini, menyaksikan langsung angin dan ombak melucuti pantai dan sesekali percikannya muncrat di pipiku dan pipinya. Lalu kami tertawa
Aku dan lelaki tua, adalah dua sisi berbeda. Melihat seseorang dengan mata hatiku berdasarkan pada cerita-cerita yang kudengar adalah satu-satunya cara mengenal seseorang. Lalu kucocokkan kepribadian mereka dengan kepribadian kedua orang tuaku. Entah, rupa yang ada dalam hayalanku sama dengan rupa yang sebenarnya. Rupa wajahku sendiri aku tidak pernah melihatnya, apalagi rupa orang lain, rupa wajah Aisyah, rupa Bilal bin Rabah. Tapi aku sangat senang menggunakan mata matiku
Kisahku dan kisah lelaki tua itu selalu terhenti ketika bertemu dengan dua. jika saja semuanya satu, maka cuma satu hal yang harus terpikirkan. dan provokasi hidup "7Y" akan segera kukibarkan: 7Y = Yakin, yakin, yakin, yakin, yakin, yakin, yakin, dan yakin. "kok 'Yakin' nya jadi delapan?" "karena 'Yakin' satu lagi harus aku berikan untuk seseoarang, agar Ia tidak menahanku lagi"
Dan ketika sampai di penghujung malam, aku menggeliat, mengerjap-ngerjapkan kedua bola mataku. Rasanya masih ingin menarik selimut dan kembali lelap. Tapi, Sang Surya sudah sigap dengan gagahnya menyinari jagat raya, menyilaukan mataku yang baru saja terbuka. Kicauan burung yang bersiul merdu menambah semangatku untuk segera beranjak dari tempat tidur yang membawaku pada mimpi semalam. Hari ini adalah di mulainya semangat untuk hari. Aku sempat berseru pada lelaki tua itu, " Percayalah Harta Allah Itu Ada Dimana-Mana
![image]()
![image]()
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by aris from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.