Steemit Engagement Challenge S9W4 - The Steem Say No to War

Perang adalah satu kata yang sangat ditakuti setiap orang. Membayangkan perang saja sudah membuat jantung berdegup. Kenapa perang menjadi momok paling menakutkan? Perang membawa dampak yang sangat luas dalam setiap aspek kemanusian, maka tak heran kalau perang selalu di identikkan dengan kehancuran, ketakutan dan trauma. Tiga efek besar ini terjadi karena adanya perang. Lebih tragis lagi, kita bisa membayangkan apa yang mareka alami ketika sebuah peperangan berlangsung. Banyak rakyat sipil dan masyarakat biasa menjadi sasaran empuk bagi pemegang mesin amunisi. Desingan peluru meluluh lantakkan satu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya. Mareka tidak bersalah dan tidak pernah berbuat salah dan menyinggung orang lain. Kehidupan mareka jauh dari berkecikupan, akur dalam keluarga dan taat dalam peraturan agama, lalu kenapa mareka harus menjadi korban sepihak ?

Pasca peperangan usai, yang menang bergembira, bersorak sorai di setiap jalan. Membanggakan diri dengan kemewahan dan kecanggihan senjata mutakhir. Namun nun jauh disana, ribuan bahkan jutaan nyawa-nyawa tak berdosa menjadi korban. Peperangan memang bukan jalan keluar. Kalau damai masih bisa dilalui, kenapa perang yang selalu dibanggakan. Perang memang tak lebih sebagai ajang bisnis melalui sebuah pameran. Ya mareka bangga bisa memamerkan steiap mesin perang mareka yang mampu membutuh ribuan maupun jutaan rakyat tak berdosa. Tragis, pilu dan sangat menyayat hati

Kata perang memang tidak akan ada habisnya. Bahkan ada negara yang secara terang-terangan menyuarakan perang. Perang memang penyelesaian berkedok bisnis. Beberapa pihak terkait justru bersenang-senang bila terjadi sebuah peperangan. Tak peduli tentang, jiwa, harta, nyawa maupun martabat dari sisi kemanusian yang jauh dari koridor Agama. Pihak-pihak yang duduk manis dibelakang layar hanya sibuk dengan layanan telpon untuk pemesasanan mesin perang mareka yang dianggap dapat membunuh ribuan nyawa hanya dalam hitungan menit. Lagi-lagi perang adalah penghilangan nyawa tanpa pandang usia

Tidak ada satu perang pun di dunia ini membawa dampak baik setelahnya, pasca perang, negara yang menjadi bulan-bulanan mesin perang mutakhir hanya tersisa setengahnya. Puluhan tahun kemudian, mareka hidup dalam penderitaan panjang, kehancuran dan kehilangan serta gangguan fisik maupun mental yang berkepanjangan. Perang memang selalu menyisakan kepiluan, kehilangan, kehancuran dan trauma panjang. Jadi, mari sama-sama katakan tidak pada perang. Lalu, masih adakah kata "CINTA & DAMAI? Tentu saja ada, dan akan terus ada

Cinta dan Damai, apa yang bisa kita maknai dan implimentasikan dengan dua kata sakti ini? Baik dalam skala mikro maupun makro, makna cinta dan damai adalah keseteraan antara hati dan perbuatan. Jauh dalam lubuk hati seseorang, Tuhan telah meletakkan rasa cinta. Baik cinta kepada keluarga, kepada anak, suami maupun istri serta cinta kepada sesama. Baik orang-orang disekitar kita maupun ditempat yang jauh dengan kita. Rasa cinta senantiasa hadir manakala kita menyukai dan mencintai segala aspek dengan berbagai pertimbangan kemanusiaan

Sementara damai, akan hadir ketika sudah saling cinta, saling memahami dan saling menyayangi. Dalam memaknai damai secara lebih luas, ketika satu keluarga, satu kelompok masyarakat dan bahkan satu negara sudah mempunyai rasa saling cinta, saling percaya dan saling memahami. Senada dan seirama, se iya sekata dan se pemahaman. Rasa damai akan sulit tercapai bila tidak memiliki beberapa kriteria diatas

Inilah artikel singkat yang dapat saya publikasi kali ini. Berharap ada manfaat yang terkandung di dalamnya. Terimakasih komunitas Steem Entrepreneur atas kontes yang luar biasa. Saya turut mengundang beberapa senior saya kali ini, paling tidak untuk memberikan masukan terkait tema kali ini. @radjasalman, @muzack1, @harferri, @ikhwal, @irawandedy @abialfatih, @asiahaiss dan @munaa semoga bisa hadir disini. Sejenak mari kita doakan mareka yang telah mendahului kita yang diakibatka n oleh ganasnya peluru dalam peperangan