Fire Victims at Tumpok Teungoh Expect Help with Kitchen Equipment: Survey for Steem Amal
Seorang anak korban kebakaran duduk di depan rumahnya yang ludes tak bersisa di Tumpok Teungoh, Lhokseumawe.
According to communication with @radjasalman via WA, I visited the location of the fire at Jalan Peutua Ali Tumpok Teungoh Village, Lhokseumawe, Indonesia. The location of this fire is not far from my house, about 40 meters.
Even without visiting, I can recommend that the victim really deserves help. However, I also came to ascertain the most urgent needs of the victims. In addition, there is some data that needs to be updated or corrected, other than what has been circulating in the mass media where there are several errors.
The victims of the fire in two housing units on Jalan Peutua Ali, Tumpok Teungoh, Lhokseumawe, are now living under a tent set up by the Lhokseumawe City Government Social Service. Panic aid has also been handed over to victims, both from the government and Tumpok Teungoh Village.
One of the fire victims, Rahmazaniah, said that for the first night after the fire disaster, they slept under a tent built by the Lhokseumawe City Social Service. "We also break our fast in the tent," said Rahmazaniah when met at the tent, Friday (14/4/2023).
According to the mother of two, in the world of the burnt house units, three heads of families (KK) lived. Apart from Rahmazaniah and her two children, there is also Juliadi, not Mulyadi as has been reported in many media. One more house unit at the front is occupied by Yusrawati.
Rahmazaniah also corrected some of the information circulating in the mass media. Apart from the name of the victim, the owner of the house, the cause of the fire which was mentioned came from the rubbish that was reported. "The truth is due to an electric short circuit," said Rahmazaniah, who was justified by her parents.
Mrs. Rahmazaniah said that the fire was caused by an electric short circuit. According to him, it is impossible for them to burn the trash and leave it like that. At that point, sparks had appeared before.
However, the police said the fire started from the trash that was burned near the house and swept into the clapboard house.
Rahmazaniah revealed that they really need kitchen equipment such as rice cookers, plates, places to eat, cooking utensils, glasses, and so on. "Everything was burnt out. No one was saved," she said sadly.
The head of Dusun 1 Tumpok Teungoh, Muhammad Yusuf, said that apart from kitchen utensils and cooking utensils, the victims also needed other assistance such as clothes, especially for young children. "Adults are still needed, even though donations have arrived," said Yusuf.
Apart from aid for times of panic, he added, fire victims also deserve housing assistance. Yusuf hopes that victims can get housing assistance, both assistance for the poor and other sources of assistance. “We hope the government can provide housing assistance for the victims. It is impossible for them to stay under the tent forever, said Yusuf.[]
Menjelang matahari terbenam di depan rumah yang terbakar.
Aparat TNI bersama warga ikut memadamkan api.
Tenda tempat penampungan sementara.
Korban Kebakaran di Tumpok Teungoh Mengharapkan Bantuan Peralatan Dapur: Survei untuk @steem.amal
Sesuai komunikasi dengan @radjasalman via WA, saya mengunjungi lokasi kebakaran di Jalan Peutua Ali Desa Tumpok Teungoh, Lhokseumawe. Lokasi kebakaran ini tidak jauh dari rumah saya, sekitar 40 meter saja.
Tanpa mengunjungi pun, saya bisa merekomendasikan bahwa korban sangat layak dibantu. Namun, saya datang juga untuk memastikan kebutuhan yang paling mendesak dari para korban. Selain itu, ada beberapa data yang perlu diperbaharui atau diperbaiki, selain yang sudah beredar di media massa yang terdapat beberapa kekeliruan.
Korban kebakaran dua unit rumah di Jalan Peutua Ali, Tumpok Teungoh, Lhokseumawe, kini menetap di bawah tenda yang didirikan Dinas Sosial Pemerintah Kota Lhokseumawe. Bantuan masa panik juga sudah diserahkan kepada korban, baik dari pemerintah maupun Desa Tumpok Teungoh.
Salah satu korban kebakaran, Rahmazaniah, mengatakan untuk malam pertama setelah bencana kebakaran, mereka tidur di bawah tenda yang dibangun Dinas Sosial Kota Lhokseumawe. “Kami juga berbuka puasa di tenda,” ungkap Rahmazaniah ketika dijumpai di tenda, Jumat (14/4/2023).
Menurut ibu dua anak tersebut, dalam dunia unit rumah yang terbakar tersebut, dihuni oleh tiga kepala keluarga (KK). Selain Rahmazaniah dan dua anaknya, ada juga Juliadi, bukan Mulyadi seperti diberitakan banyak media. Satu unit rumah lagi di bagian depan dihuni Yusrawati.
Rahmazaniah juga mengoreksi beberapa informasi yang beredar di media massa. Selain nama korban pemilik rumah, juga penyebab kebakaran yang disebutkan bersumber dari sampah yang dikabar. “Yang benar akibat hubungan pendek arus listrik,” ungkap Rahmazaniah yang dibenarkan orang tuanya.
Ibu dari Rahmazaniah menyebutkan, api bersumber dari hubungan pendek arus listrik. Menurut dia, tidak mungkin mereka membakar sampah dan meninggalkan begitu saja. Di titik itu, sudah pernah muncul percikan api sebelumnya.
Namun, pihak kepolisian menyebutkan api bersumber dari sampah yang dibakar dekat rumah dan menyambar ke rumah berdinding papan tersebut.
Rahmazaniah mengungkapkan, mereka sangat membutuhkan peralatan dapur seperti pemanas nasi, piring, tempat makan, peralatan memasak, gelas, dan sebagainya. “Semuanya sudah ludes terbakar. Tidak ada yang sempat diselamatkan,” ungkapnya sedih.
Kepala Dusun 1 Tumpok Teungoh, Muhammad Yusuf, menyebutkan selain peralatan dapur dan peralatan memasak, korban juga membutuhkan bantuan lainnya seperti pakaian, terutama untuk anak kecil. “Untuk orang dewasa juga masih dibutuhkan, meski sudah ada sumbangan yang masuk,” kata Yusuf.
Selain bantuan untuk masa panik, tambahnya, korban kebakaran juga layak dberikan bantuan rumah. Yusuf mengharapkan korban bisa mendapatkan bantuan rumah, baik bantuan bagi kaum dhuafa maupun sumber bantuan lainnya. “Kami berharap pemerintah bisa memberikan bantuan rumah bagi para korban. Tidak mungkin selamanya mereka tinggal di bawah tenda,” ujar Yusuf.[]
CC: @steem.amal @el-nailul @anroja @pennsif @steemcurator01 @steemcurator02
Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
Terima kasih kanda @ayijufridar yang telah melakukan survey terhadap korban kebakaran. Insya Allah dalam waktu dekat kami akan melakukan berkoordinasi untuk penyerahan bantuan dari Steem Amal.
Sama-sama Brade @anroja. Korban memang layak dibantu. Saya stand by di lokasi kalau kawan-kawan @steem.amal mau datang.
Baik Kanda.
TEAM 5 CURATORS
This post has been upvoted through steemcurator08. We support quality posts anywhere and with any tags. Curated by: @waterjoe
Thank you so much @steemcurator08 and @waterjoe.
Innalillahiwainnailaihirajiun….
Semoga Allah menggantikan harta lain yang tak ternilai bagi semua korban.
Musim kemarau seperti saat ini cukop rawan terjadi kebakaran. Sep ngeri teuh takalen ureung teimeutet.
Semoga saja steem amal dapat membantu saudara kita yang terkena musibah, mereka sangat perlu uluran tangan kita semua, saya merasa sedih saat melihat anak yang meratapi rumahnya yang sudah terbakar. Semoga mereka tetap kuat dan semoga Allah gantikan dengan harta yang lebih baik lagi