Small Notes and Poems at Kilometer 43: Love Story |

in Steem SEA8 days ago

Kilometer 43_01.jpg


ON THIS historic day (November 6, 2024), when you reach kilometer 43, I want to say something that I may have said in a different language; I love and care for you in a different way. Maybe not the way you want or need, but this is my way that is formed from my character, my abilities more and less, and a form of peace towards the situation that occurs.

Once again, maybe this is not the ideal form of love that you expect. In this life, sometimes we have to accept things that are not ideal but it is a rational choice. Sometimes you have to choose to follow your heart, let it flow wherever and in whatever circumstances it will anchor.

At kilometer 43, let's step aside for a moment. Look back with gratitude, including the bad memories that continue to haunt. Don't try to erase those bad memories, because when you do, you will focus on them and they will continue to strengthen. Change the way by focusing on the future, on the positive things that you want to realize with your loved ones; children, family, friends, including your lover.

Keep going like that until the next kilometer. There will be ups and downs, but that is no reason to stop. Keep going even though you are limping. There will be times when you will run, walk, even crawl. Keep focusing on your noble ideals, as Confucius said; It doesn't matter how slow you walk, the important thing is to never stop. Focus and be consistent, you will reach your destination!

I can't give you anything when you rest at Kilometer 43. I always pray for you and us, you know that. Even if you don't know, I will continue to do it because I believe that consistent prayer can change destiny.

In addition to prayer, I wrote a short poem to commemorate your arrival at Kilometer 42. I started writing this poem the day before you arrived at Kilometer 43 and finished it when you stood at the Kilometer 43 monument. Not very good, maybe, but I tried my best.

Kilometer 43
finally arrived
pulled over at Kilometer 43
with the burden still hanging
on the head, shoulders, whole body
even the heart

but for a strong woman
the burden becomes a challenge
the dust on the road that sticks
becomes a building that fosters dreams
songs do not always
pass with a happy tone
sometimes only mute lyrics
breaking the heart sadly

life will always be like that
at Kilometer 43
when looking at the trail with a smile
you see yourself; whether dark or light
that is perfection
to continue the journey
to the next kilometer
with dreams tightly clenched
in my grip
as strong as my prayers

Lhokseumawe, November 11, 2024


Kilometer 43_02.jpg


Kilometer 43_03.jpg


Catatan Kecil dan Puisi di Kilometer 43

DI HARI bersejarah ini ( 6 November 2024), ketika kamu sampai di kilo meter 43, aku ingin mengatakan sesuatu yang mungkin pernah kusampaikan dengan bahasa berbeda; Aku mencintai dan menyayangimu dengan cara berbeda. Mungkin bukan cara yang kamu inginkan atau kamu butuhkan, tetapi inilah caraku yang terbentuk dari karakterku, kemampuanku lebih dan kurang, serta bentuk perdamaian terhadap situasi yang terjadi.

Sekali lagi, mungkin ini bukan bentuk cinta ideal yang kamu harapkan. Dalam hidup ini, terkadang kita harus menerima berbagai hal yang tidak ideal tetapi itu adalah pilihan yang rasional. Terkadang harus memilih dengan mengikuti kata hati, membiarkannya mengalir di mana pun dan dalam kedaaan apa pun nanti berlabuh.

Sampai di kilo meter 43, mari menepi sejenak. Lihatlah ke belakang dengan penuh rasa syukur, termasuk kenangan buruk yang terus membayangi. Jangan berusaha memusnahkan kenangan buruk itu, sebab ketika kamu melakukannya, kamu akan fokus ke situ dan justru ia akan terus menguat. Ganti caranya dengan fokus ke masa depan, terhadap hal-hal positif yang ingin kamu wujudkan bersama orang-orang tercinta; anak-anak, keluarga, sahabat, termasuk kekasihmu.

Teruslah seperti itu sampai kilo meter berikutnya. Akan ada pasang surut, tetapi itu bukan alasan untuk berhenti. Terus melangkah meski tertatih. Ada saatnya kamu akan berlari, berjalan, bahkan merangkak. Fokus terus pada cita-cita mulia, seperti kata Confucius; Tidak masalah seberapa lambatnya kamu berjalan, yang penting tidak pernah berhenti. Fokus dan konsisten, kamu akan sampai ke tujuan!

Aku tidak bisa memberikan apa-apa ketika kamu beristirahat di Kilometer 43. Aku selalu mendoakanmu dan kita, kau tahu itu. Andai pun kamu tidak tahu, aku akan terus melakukannya karena aku percaya doa yang konsisten bisa mengubah takdir.

Selain doa, aku menulis puisi pendek untuk mengenang ketibaanmu di Kilometer 42. Puisi ini mulai kutulis sehari sebelum kamu sampai di Kilometer 43 dan selesai tatkala kamu tegak di tugu Kilometer 43. Tidak terlalu bagus, mungkin, tapi aku berusaha sebaik mungkin.

Kilometer 43
akhirnya tiba juga
menepi di Kilometer 43
dengan beban masih bergayut
di kepala, pundak, seluruh tubuh
bahkan hati

tapi bagi perempuan perkasa
beban menjadi tantangan
debu-debu di jalan yang melekat
menjadi bangunan memupuk mimpi
lagu-lagu memang tak selamanya
berlalu dengan nada gembira
terkadang hanya lirik kelu
mematah hati pilu

kehidupan akan selamanya demikian
di Kilometer 43
ketika menatap jejak dengan senyum
kau melihat diri; entah gelap atau terang
itulah kesempurnaan
untuk melanjutkan perjalanan
menuju kilometer berikutnya
dengan mimpi yang terkepal kuat
dalam genggaman
sekuat doa-doaku

Lhokseumawe, 11 November 2024


Kilometer 43_04.jpg

Sort:  
 3 days ago 

Terima kasih @steemcurator04