Koper Seksi Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta

in #indonesia7 years ago (edited)

Aku suka mendorong koper dan melintasi XRay di bandar udara. Tampaknya, itu keren sekali. Seolah, irama itu hanya bermain bersama orang-orang ‘terpilih’ saja di dalam kesibukan check-in, antrian panjang saat jam-jam sibuk, atau harus bangun pagi buta untuk mengejar penerbangan pertama. Terkadang, imajinasi terlalu liar dalam membedakan mana bagian yang nyata dan mana yang kontradiksi. Tetapi, aku selalu bermain dalam aroma bandara yang khas, menikmati segala kesibukan, dan sering jenuh menunggu boarding time.

Terminal 3 Soekarno-Hatta.jpg
Koper seksi Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng - dokumen @bairuindra

Bagiku, seorang traveler yang kerapkali menggais boarding pass dari hasil menulis blog, tidak banyak pilihan untuk memilih bandar udara mana yang harus kusinggahi. Begitu e-ticket masuk ke e-mail aku selalu berharap segera sampai ke bandar udara tujuan. Demikian pula pada sebuah keinginan, khayalan yang terlalu tinggi, dan tercapai secara tiba-tiba, sampai membuat aku tersedu-sedan.

Aku ‘singgah’ di bandar udara termegah negeri kita. Tidak hanya di bandar udaranya saja, tetapi di terminal yang arsitekturnya menawan. Akhir 2016 yang menggugah rasa, pesawat yang menerbangkan ragaku dari Banda Aceh mendarat mulus di landasan ‘pacu’ Bandara Soekarto-Hatta, Cengkareng, lalu hinggap ke pintu kedatangan, Terminal 3 Ultimate!

Terburu waktu, aku bergegas mengikuti irama langkah penumpang lain. Papan nama berwarna kuning ku ikuti dengan sigap. Kiri atau kanan, atau lurus untuk mengambil bagasi. Kupikir, tidak ada habisnya ‘lorong’ yang membawa kami ke pintu keluar. Makin ku tapaki, makin terasa pegal setelah lebih kurang 3 jam dalam hawa dingin pesawat terbang. Silap mata bisa membuatku tersesat di luasnya Terminal 3 Ultimate ini.

Ku singkat cerita, lepas dari sebuah hidangan, aku kembali memburu waktu di pintu keberangkatan Terminal 3 Ultimate, pulang ke Aceh yang indah tiada tara. Proses check-in yang tidak begitu ramai – mungkin sebagian besar telah check-in online atau memang cepatnya petugas di terminal ini bekerja. Aku rehat sejenak di bangku yang tersedia, di bawah atap dengan lampu temaram, di antara pohon-pohon entah hidup atau bukan yang jadi objek foto calon penumpang, mengisi daya smartphone sebelum gundah datang; soal di mana gate untukku pulang.

Terminal 3 Soekarno-Hatta 2.jpg
Salah satu sudut di terminal kedatangan Terminal 3 Ultimate - dokumen @bairuindra

Bergegas, aku mengikuti jejak calon penumpang lain. Aku kembali melewati XRay kedua dengan lebih ketat daripada XRay pertama sebelum check-in. Sepanjang jalan aku menikmati aroma yang kentara dengan wisata Indonesia. Pemandangan dari segala sudut adalah Indonesia yang indah. Kafe-kafe di dalam terminal ini terlihat sangat elit sekali; ku yakin bahwa harga makanan dan minumannya juga ‘elit.’

Di barisan ini banyak sekali orang berfoto. Oh, tidak. Itu ada artis. Mereka di dekatku, mereka diajak foto oleh penggemarnya. Eskalator yang menurun langsung menghadapkan ku pada kursi-kursi warna hijau yang elegan. Mataku mencari gate untuk Banda Aceh. Belum terlihat meski aku telah melangkah jauh dari eskalator. Aku tak henti membaca gate yang lewat. Arah mana yang seolah sangat tajam. Dan di kursi-kursi itu ada artis lagi. Hampir tiap gate aku menemukan artis cantik nan seksi; mendorong koper ke kelas bisnis atau ekonomi. Ada yang sibuk melayani foto bersama, ada pula yang diam seorang diri tanpa ada blitz kamera ke arahnya. Aku kayak norak sekali bersikap acuh tak acuh padahal entah ingin juga berfoto dengan artis yang juga calon penumpang pesawat terbang di terminal ini.

Terminal 3 Soekarno-Hatta 3.jpg
Jalan menuju gate yang padat di Terminal 3 Ultimate - dokumen @bairuindra

“Itu gate Banda Aceh!” aku bersorak dalam hati. Kakunya traveling seorang diri beginilah keadaannya.

Aku mau berfoto di kaca besar itu, menghadap ke pesawat terbang yang parkir indah tak ada yang bisa kuminta tolong.

*Aku mau berfoto di kursi berwarna biru yang mewah itu * juga malu kuminta calon penumpang lain memotretnya untukku.

Dan, aku hanya bisa mengarahkan kamera smartphone ke mana-mana. Sekejap saja, aku menemukan alasan duduk santai di ruang tunggu ini. ‘Koper-koper seksi’ berseliweran di mana-mana. Mereka santai sekali melewati gate-gate tanpa mengarah ke sana. Mereka ditarik oleh tangan yang tubuhnya mengenakan rok terbelah sampai ke pangkal paha. Mereka dipaksa ke mana tuannya melangkah dengan rambut sebahu meliuk-liuk diterbangkan angin.

Terminal 3 Soekarno-Hatta 4.jpg
Kursi hijau di ruang tunggu yang elegan - dokumen @bairuindra

Terus saja berlalu. Koper seksi Terminal 3 Ultimate di Bandara Soekarno-Hatta menemaniku sampai panggilan masuk ke pesawat berbunyi. Sejauh aku memiliki perjalanan udara, baru di Termimal 3 Ultimate dengan mudah kutemui ‘koper seksi’ itu. Tak ada yang peduli. Semua mewah. Elegan. Dan berkelas.

Mereka berjalan, aku mengibaskan mata ke arah lain.

Mereka duduk, aku tersentak hampir pingsan.

Mereka menyilangkan kaki, di depanku, napasku seolah terhenti.

Mereka meminta tolong foto dirinya, tanganku gemetar hampir menjatuhkan smartphone mahal itu.

Terminal 3 Soekarno-Hatta 5.jpg
Traveling seorang diri yang sulit mengambil foto diri - dokumen @bairuindra

Aku seolah terpojok dalam halusinasi. Tetapi, ini Terminal 3 Ultimate, ini terminal yang sebagian besar dihuni oleh orang-orang ‘kaya’ saja. Aku menarik napas teratur. Meski, gate ini untuk Banda Aceh tetapi calong penumpang daerah lain juga ada di sini. Meski, gate ini telah banyak yang duduki kursinya, tetapi orang-orang yang melintas menuju gate masing-masing atau ke kafe terdekat, juga tidak bisa diberhentikan.

Mereka banyak yang seksi. Mereka menikmati hari. Dan mereka tak peduli kepada mata nakal di sekitarnya!

Koper seksi Terminal 3 Ultimate, sebuah cerita, sebuah kecupan manis yang bisa engkau rasakan sendiri saat singgah di sini.

Sort:  

Sontak aq kaget, perempuan koper seksi itu ternyata satu pesawat ku. Mereka kemudian menutupi rambutnya dengan selendang sutra... Welcome to Banda Aceh

Dan rok terbelah melambai-lambai di udara!

rok terbelah, rambut basah, bibir merah merona. perempuan itu tersenyum manis ke arahku, "Ubai, ulalala..."

Oh, tidak. Apa yang terjadi setelah itu?

Bang Ubay berupaya memejam mata, membuang jauh bisikan Ulala...
Tapi semua sia-sia, sekali-kali Bang Ubay mengintip manja. '
Ulala, dia lale sama HP di sana

Tak terasa terjepret sudah begitu saja.

tanpa sengaja perempuan itu terkodak oleh henponku yang memiliki memori dan pencahayaan yang ulalala manjah.

Ahaha. Godaannya berat ya. :p

Berat banget hehehe

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 60632.49
ETH 2366.53
USDT 1.00
SBD 2.56