DERAI AIR MATA UNTUK SANG IBU

in #busy7 years ago

IMG_20180207_083335.jpg
Seorang anak laki-kaki tinggal bersama sang ibunya, dia masih sekolah, pada suatu pagi, dia kepingin cepat-cepat sampai disekolah bukan karena ingin belajar tetapi karena ingin punya waktu untuk pacaran.

Ibu aku berangkat kata si Anak berjalan menuju pintu.
Ibunya menjawab ya nak tapi kamu harus mengantar beras dulu kepasar baru kamu ke sekolah. Aduh bu ini udah telat, ibu saja yang mengantarkannya, Tolong lah nak tiba-tiba kaki ibu sakit. Udah telat ini lalu dia belalu begitu saja dan terus berangkat.

Setiap pagi sebelum pelajaran sekolah anak muda tersebut selalu berpapacaran, di sore hari anak tersebut berjalan pulang, seperti biasa ia melati pasar namun dia sangat terkejut melihat orang begitu banyak berkerumun, dalam hatinya bertanya-tanya ada apa gerangan, lalu dia bertanya pada seorang bapak yang sedang berjualan di dekat kerumunan tersebut, ada apa pak, ini nak tadi ada ibu-ibu yang lagi membawa beras mau nyeberang, entah dia tidak melihat lalu diserempet oleh sepeda motor, nampaknya agak parah lihat itu kan masih ada bercak darah. Ibu tersebut terluka di kepalanya. Bapak pun sangat sedih melihatnya. Anak muda tersebut langsung berlari menuju rumahnya.

Dari jauh dia melihat dirumahnya ramai dengan orang-orang, ia sudah menduga apa yang sudah terjadi. Yang hanya bisa ia lakukan adalah berharap bahwa keramaian itu adalah sebuah acara menyenangkan, bukan seperti apa yang ia kira. Semakin mendekat, langkah kakinya semakin gemetar dan semaki tidak berdaya. Seolah semua energinya tersedot oleh pikirannya sendiri. Langkah demi langkah membuat air matanya berurai menetes membasahi pipinya, semakin mendekati pintu rumah, semakin tidak bisa berkedip. Semakin ia tidak bisa menyangkal dengan apa yang ia gambarkan dalam benaknya.

Pintu rumahnya pun terbuka lebar karena banyaknya orang di sana yang keluar-masuk. Anak ini pun langsung memasuki rumah, tak menghiraukan tatapan kasihan dan iba yang orang lain pancarkan kepada dirinya. Memang persis seperti apa yang ia pikirkan, terlihat seorang wanita yang terbaring kaku dengan kain putih menutupi badannya, anak ini tahu. Bahwa iIbunya telah tiada menghadap Allah SWT ?Ibuu..? Sang Anak menangis perlahan.

Seketika itu juga, semua kenangan bersama sang Ibu mengalir deras dalam pikirannya. Mulai dari kenangan pertama kali masuk TK yang saban hari sang Ibu antar dan temani, sampai kenangan waktu Ibunya menangis waktu dia dipukul oleh Ayahnya. Tetapi ketika Ayahnya meninggal, dia malah menyalahkan kematian tersebut kepada sang Ibu, melampiaskan semua emosinya kepadanya. Sang Ibu tahu apa yang anak ini rasakan, makanya ia selalu menerima apa yang anak ini lontarkan.

Namun sebenarnya, Sang Ibu pun merasakan kepedihan yang amat mendalam, bahkan setiap malam menjelang, sebelum 40 hari ayahnya meninggal, Ibunya selalu menangis. Namun kembali kepada rasa sayangnya kepada si anak, ia menutupi semuanya. Namun pada akhirnya si anak tidak menyadarinya, malah kenangan terakhir yang ia ciptakan kepada sang Ibu hanyalah kepedihan.Bagai manapun semua itu sudah terjadi. Tidak ada jalan lagi bagi nya untuk bisa mengembalikkan sang Ibu ke dunia. Derai air mata itu pun percuma, hanya suatu reaksi penyesalan akan rangkaian kenangan bersama ibunya.
Karya Mochamad Syahrizal
Dikutip dari :
https://www.google.co.id/amp/s/www.inspirasi.co/amp/rizalzalle/6887_derai-air-mata-untuk-sang-ibu

Sort:  

walaupun karya serupa seperti ini sering kita baca, tapi tetap saja menyisakan embun di hati usai membacanya.

Terharu banget tulisannya @bangjuh

Sangat menyentuh

Apakah anda menyediakan tisu untuk pembaca cerita anda @bangjuh ? I need it badly :)

nice concept can you check my blog