Sepeda Ontel dan Sandal Jepit

in #history7 years ago

Kisah tahun 1980-an, satu keluarga miskin yang tinggal di rimba raya yang jauh dengan perkampungan warga lainnya. Keluarga yang dimaksud adalah Abdul dan Siti. Pasangan keluarga itu dikarunia 5 orang anak, diantaranya 3 putra dan 2 putri.
image
Source Ilustrasi sekolah hari pertama

Anak laki-laki pertama dan kedua tidak jauh terpaut usia, beda hanya 17 bulan. Kedua anak itu bernama Subhan dan Adi. Subhan sudah berusia 8 tahun dan Adi 6,5 tahun. Pada tahun 1991, kedua anak pak Abdul sudah usia pendidikan. Pak Abdul melamar sekolah untuk kedua putranya itu di Sekolah Dasar (SD) Bukit Hagu atau sekarang dikenal SD Negeri 12 Lhoksukon. Pihak panitia sempat menolak menerima anak pertama, si Subhan tidak diterima sekolah dengan alasan Subhan masih kecil sekali. Memang iya sih, Subhan lebih kecil dari adiknya (Adi). Apapun cerita, usianya tetap lebih tua Subhan dari Adi.

Dengan keadaan pikiran kacau, Pak Abdul berharap kedua anaknya diterima bersamaan. Setidaknya ada dua alasan, yang pertama si Subhan usia sudah lebih tua dari Adi, kedua dengan keadaan tempat tinggal yang jauh, jika pergi sekolah ada teman. Dengan negosiasi yang alot pihak panitia penerimaan siswa SD Buket Hagu bernama buk Nurhayati akhirnya menerima kedua calon siswa itu.

image
Source Ilustrasi Subhan dan Adi pernah jalan kaki pergi sekolah

Pak Abdul dengan rasa senang dan bahagia kedua anaknya diterima sekolah. Pak Abdul pamit dari panitia dan pulang ke Buket Bruek. Dimana Buket Bruek itu adalah tempat tinggal keluarga pak Abdul yang jarak dengan sekolah itu lebih kurang 5 km dan jauh dari pemukiman warga lain, hanya 4 keluarga saja yang tinggal di Buket Bruek itu.

image
Source Ilustrasi Subhan dan Adi sebagai siswa pedesaan

Seminggu kemudian sesudah diterima sebagai siswa di SD Bukit Hagu Subhan dan Adi sudah mulai masuk sekolah. Hari pertama masuk sekolah si Subhan dan Adi diantar oleh pak Abdul dengan membonceng sepeda ontelnya di jalan yang penuh rumput-rumput ilalang, hanya bisa dilalui sepeda di jalan setapak yang sangat becek dengan keadaan pontang panting mendayung sepeda sejauh 5 km akhirnya berhasil mengantar kedua anaknya ke sekolah.

Senin pagi itu, hari pertama Subhan dan Adi pergi sekolah, sampai di pintu gerbang sekolah pak Abdul mengantar mereka dan menuju ke ruangan kelas yang dindingnya terbuat sebagian dari papan, sebagian ke atas jejaring kawat, sampai di ruangan kelas disitu mereka merasakan suasana baru dan teman baru. Mereka merasa malu dan tidak percaya diri berinteraksi teman-teman lain. Di kelas sudah duluan datang Ayu, Fitri, dan Nasrul.

Sekitar 20 menit berada dalam ruangan kelas siswa-siswi lain juga sudah hadir semua. Tidak lama kemudian masuk seorang ibu guru bernama Nurhayati atau biasa dipanggil buk Nur. Dengan penuh semangat buk Nur menyapa siswa-siswi baru dengan Assalamu'alaikum wr.wb. Buk Nur mengajak siswa-siswi berdo'a dan meminta memperkenalkan diri satu persatu.

Yang membuat Subhan dan Adi tampil beda adalah ketika siswa-siswi lain menggunakan sepatu, Subhan dan Adi menggunakan sandal jepit. Subhan dan Adi tampil beda tidak menghiraukan itu, walaupun dipandang sinis oleh teman-teman lain karena mereka berdua memakai sandal jepit. Mereka tetap fokus mendengar apa yang diajarkan oleh bu Nur di hari pertama sampai belajar selesai.

Subhan tidak pernah menyesal lahir dari keluarga miskin dan bahkan dari kisah Sepeda Ontel dan Sandal Jepit itu menjadi motivasi buat Subhan dan Adi untuk sukses. Mereka pergi sekolah pernah berjalan kaki sejauh 5 km waktu Sekolah Dasar (SD), pernah mendayung sepada 10 km di daerah basis konflik Aceh waktu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan masih banyak kisah-kisah menarik dari Subhan dan Adi. Patut untuk dinantikan kisah berikutnya.[]

Sort:  

You got a 36.85% upvote from @luckyvotes courtesy of @benimardaniat!

What a great story, my friend, this super beautiful, the will is power, it simply shows that with sacrifice the things that we propose can be fulfilled

Yes indeed @isaacguerrero, this is sure with full sacrifice to the two children for the sake of education and this story is my direct lift my true story and my family

Good post &nice story
Bro @benimadaniat