Chinese woman Nian Nio Lhian Khie has 100 husbands among facts and legends in Aceh.
Upon hearing the name of Putroe Neng or the Acehnese woman of Chinese origin Nian Nio Lhian Khie then that comes to mind the person who has heard the story is many men who died due to beauty and poison in his genitals, purportedly said to reach a hundred people.
There are historians who say that this is a legend, because until now there is no authentic evidence or literature or manuscripts or artifacts that could be the beginning of proof that the story of Putroe Neng with poisoned sex really exists.
the location of the grave of Putroe Neng alias Nian Nio Lhian Khie in Blang Pulo Village, Muara Satu sub-district of Lhokseumawe
And strangely this legendary fictional story seems to be enjoyed and publicly consumed from time to time, although in terms of logic and from the normal human age factor it will not be able to marry in such a short span of time.
Likewise, scientifically based archeological and historical studies have also never been found, whereas the Story (Central Information for Samudra Pasai haritage) and Mapesa (the historical observer community) are two institutions of historical and ancient relics assessment including ancient tombs of the 15th and 16th centuries. nor the writings of these researchers at all never mention the tomb of Putroe Neng.
If viewed from the side of the grave location of Putroe Neng remain beside the road Medan- Banda aceh field, and very easy to reach, unlike the cemetery other away from the road and difficult to be reached by vehicle and even have to walk to be able to penetrate the targeted location, and even more bizarrely the Aceh government made the area into a restored cultural heritage by using state money, but without a single note in the fertility complex that mentions data about the life of Putroe Neng who became a legend and leads to fiction.
*in the grave site there are several graves when viewed from the tombstone can indicate the level of life strata during the figure is alive, but no explanation whatsoever related to who is in the grave at there *
A historical review
From a growing legend that the son of Nei Nian Lian Khie, a female warlord of the rank of General of a Buddhist china and intend to attack and unite various kingdoms on the island of Ruja (sumatera), but can be defeated by meurah Johan who was also the founder of Darud Donya Aceh Darussalam Kingdom, finally Sultan Meurah Johan, became the first husband of Putroe Neng after this Chinese woman embraced Islam and changed his name to putroe Neng, then Meurah Johan was named the first man who died on the first night after marrying the former commander war of the woman.
Until now there is no historical fact that can lead why Putroe Neng reached the Samudera Pasai area or called Lhokseumawe at this time, the distance between the kingdom of Darud dunia based in Banda Aceh now with Lhokseumawe fairly far at that time.
Nevertheless, it is not denied that in the 15th and 16th centuries Aceh's relationship with China or China in terms of trade was quite good and strong, and this is based on the discovery of a number of artifacts and ceramics of the Yuan and Ming dynasties by the historical lovers Chisah' organization on the beach site of the senses of purwa now located in the region of Aceh Besar. However, it can only show the relationship between Aceh and China. Not a relationship with figure putroe Neng.
Archaeological Review
From the archaeological side of the discovery of ancient gravestones and other artifacts, especially the palace officials or who served in the palace can always be proved by the writing on the grave about the origin of the figure buried. It is as found in the Pasai kingdom and some work in other areas of Aceh.
Like the tomb of the sultan Ali Mugayatsyah the first founder of the court of Darud dunia there is an explanation of the sultan who called ever triumphant using his own currency in the palace environment
(The inscription on the legs of Sultan 'Ali Mughayat Shah's legs elaborates that
"... he is the sultan who fought on land and in the sea and God won him")
Returning to Putroe Neng' tomb if she is indeed one of the court's relatives or a respected person of that era is certain it must be a record and have evidence of historical that can be traced.
In the tomb of Putroe Neng found only tauhid sentences and which are related to the general things in a cemetery.
from that case, the authentic evidence of the tomb of a Chinese woman who is accused of ever marrying a hundred men in the city of Lhokseumawe has not been supported by archaeological and scientific evidence.
3 Education Review. 3
From an educational point of view, there is no parallel between a legend that developed in Aceh and Putroe Neng legend , a growing legend usually invented or told by an earlier person for a positive purpose . as an example of the legend of Amat Rahmayang which tells the children against the ungodly, it is expected that there will be psychological effect in that time against the person who heard it so as not to be ungodly to the parents. It is also like in the area of western Sumatra which is famous for the legend of Malin kundang.
But with the legend of a woman with 100 husbands and all of them dead because of her relationship on the first night, has not found a positive side of the legend that is spoken by hereditary. It reads even the dark side of the life of an Acehnese origin woman whose genitals are inserted with poison for the purpose of killing, and this unfounded legend has drugged so many people in fiction that is inconsistent with the flow of history.
This post comes after a long discussion with @vannour, @ejhaasteem, @curiesea, @Kharrazi and @azirgraff, those who have motivated and encouraged me to write about the legendary matter which in my opinion does not educate for future generations and negatively impact the mysterious figure women was born in China.
Thanks to visiting my Blog
Best Regards @deniandepa
Wanita Tiongkok Nian Nio Lhian Khie bersuami 100 , antara fakta dan legenda di Aceh.
Begitu mendengar nama Putroe Neng atau wanita Aceh asal Tiongkok Nian Nio lhian Khie maka yang terlintas dalam pikiran orang yang pernah mendengar ceritanya adalah banyak laki-laki yang menemui ajal karena kecantikan dan racun di kelaminnya, konon katanya hingga mencapai seratus orang .
Para sejarawan ada yang mengatakan bahwa ini legenda, karena hingga saat ini tidak ada satupun bukti otentik atau literatur maupun manuskrip atau artefak yang bisa menjadi awal pembuktian bahwa kisah Putroe Neng dengan kelamin beracun memang benar-benar ada.
Dan anehnya cerita fiksi yang melegenda ini seakan dinikmati dan menjadi konsumsi publik dari zaman ke zaman, meskipun dari segi logika dan dari faktor usia manusia normal tidak akan mampu melakukan pernikahan dalam rentang waktu yang sesingkat itu.
Begitupun secara ilmiah berdasarkan pengkajian arkelogi dan sejarah juga tidak pernah ditemukan, padahal Cisah ( Central Information for Samudra Pasai haritage) dan Mapesa ( Masayarakat pemerhati sejarah) adalah dua lembaga pengkajian sejarah dan peninggalan kuno termasuk makam kuno abad ke 15 dan 16. Namun dalam blog maupun tulisan para peneliti ini sama sekali tidak pernah menyebut tentang makam Putroe Neng.
Jika dilihat dari sisi lokasi makam Putroe Neng tetap berada samping jalan negara lintas Medan - Banda aceh, dan sangat mudah dijangkau, berbeda dengan lokasi pemakaman lannya yang jauh dari jalan dan sulit ditempuh dengan kendaraan bahkan ada yang harus berjalan kaki untuk bisa menembus lokasi yang dituju.
Lebih aneh lagi pemerintah Aceh menjadikan kawasan tersebut menjadi suatu cagar budaya yang telah dipugar dengan menggunakan uang negara , namun tanpa ada satu catatanpun di kompleks peruburan itu yang menyebutkan data tentang kehidupan Putroe Neng yang menjadi legenda dan mengarah ke fiksi.
Tinjauan sejarah
Dari legenda yang berkembang bahwa Putroe Neng berasal dari Tiongkok, dan bernama Nian Nio Lian Khie, merupakan Seorang komandan perang wanita berpangkat Jenderal dari china yang beragama budha, dan berniat menyerang dan menyatukan berbagai kerajaan di Pulau Ruja (sumatera), namun dapat dikalahkan oleh Meurah Johan yang juga sebagai pendiri Kerajaan Darud Donya Aceh Darussalam, akhirnya Sultan Meurah Johan, menjadi suami pertama Putroe Neng setelah wanita asal tiongkok ini memeluk islam dan mengganti namanya dengan putroe Neng, kemudian Meurah Johan disebut menjadi lelaki pertama yang meninggal di malam pertama setelah menikahi mantan panglima perang wanita tersebut.
Hingga saat ini tidak ada satupun fakta sejarah yang bisa menuntun mengapa Putroe Neng sampai ke daerah samudera pasai atau disebut Lhokseumawe saat ini, jarak antara kerajaan Darud dunia yang berpusat di Banda Aceh sekarang dengan Lhokseumawe terbilang cukup jauh pada masa itu.
Meskipun demikian tidak ditampik bahwa pada abad ke 15 dan 16 hubungan Aceh dengan china atau tiongkok dalam hal perdagangan cukup baik dan erat, dan hal ini berdasarkan penemuan sejumlah artefak dan keramik masa dinasti Yuan dan Ming oleh Organisasi pecinta sejarah Mapesa di situs pantai indra purwa yang sekarang berada diwilayah Aceh Besar. Namun itu hanya bisa menunjukkan hubungan antara Aceh dan tiongkok. Bukan hubungan dengan sosok putroe Neng.
Tinjauan Arkeologi
Dari sisi arkeologi berdasarkan penemuan nisan kuno dan artefak lainnya khusunya para pejabat istana atau yang mengabdi di istana selalu dapat dibuktikan dengan adanya tulisan di makam tentang asal-usul sosok yang dimakamkan. Hal ini seperti yang ditemukan di di kerajaan pasai dan beberapa kerjaan di daerah Aceh lainnya.
Seperti halnya makam sultan Ali Mugayatsyah pendiri pertama istana Daruddunia terdapat penjelasan mengenai sultan yang di sebut pernah berjaya menggunakan mata uang tersendiri dalam lingkungan istana tersebut
Kembali kepada makam putroe Neng jika benar dirinya merupakan salah seorang kerabat istana atau orang terpandang di masa itu dipastikan hal tersebut pasti menjadi suatu catatan dan mempunyai bukti bukti sejarah yang bisa ditelusuri.
Pada makam putroe neng yang ditemukan hanya kalimat tauhid dan yangberhubungan dengan hal-hal umum dalam suatu pemakaman.
dari hal tersebut maka bukti otentik makam tentang wanita tiongkok yang di tuding pernah menikahi seratus laki-laki di Kota Lhokseumawe belum didukung bukti secara arkeologi dan keilmuan.
Tinjauan Pendidikan.
Dari segi pendidikan juga tidak ditemukan suatu keasamaan antara satu legenda yang berkembang di aceh dengan legenda putroe Neng, legenda yang berkembang biasanya diciptakan atau diceritakan oleh orang terdahulu untuk maksud dan tujuan postif . sebagai contoh legenda Amat Rahmayang yang menceritakan tantang anak durhaka kepada orang tua, tentunya diharapkan ada efek psikologi pada masa itu terhadap orang yangmendengar hal tersebut agar tidak durhaka kepada orang tua. Hal ini juga seperti di daerah Sumatera Barat yang terkenal dengan legenda Malin kundang.
Namun dengan legenda wanita bersuami 100 dan semuanya mati karena berhubungan dengannya di malam pertama, belum ditemukan sisi positif dari legenda yang dituturkan secara turun temurun ini.
Yang terbaca malah sisi gelap dari kehidupan seorang wanita Aceh asal tiongkok yang kelaminnya diselipkan racun demi tujuan membunuh, dan cerita legenda yang tanpa dasar ini telah membius orang begitu banyak dalam fiksi yang tidak sejalan dengan alur sejarah.
Postingan ini hadir setelah sekian lama berdiskusi dengan @vannour, @ejhaasteem, @curiesea, @Kharrazi dan @azirgraff, mereka yang telah memotivasi dan mendorong saya untuk menulis perihal persoalan legenda yang menurut pendapat saya tidak mendidik bagi generasi penerus dan berdampak negatif pada sosok misterius wanita kelahiran tiongkok tersebut.
Terimakasih sudah mengunjungi blog saya.
Thank you for taking part in this months #culturevulture challenge. Good Luck.
Mantap x bahasannya bg
trims guree, berkat dorongan guree.
Xtidak naik potong...
Hahaha potong saja bg Halim
Diam diam ternyata sudah menjadi ahli batu jrat ya.
Hanya untuk memberikan sesuatu kepada masyarakat agar tidak kebablasan dalam menghayati suatu fiksi sejarah yg belum jelas latarbelakang nya
Yang mengurus dan merawat peninggalan purbakala tak ada perhatian sama sekali dr pihak terkait bg. Mhon bantuan nya lah udah lbh 4thun nenek saya gak di gaji alasan nya krn gak keluar SK
Sdh pernah sekali saya liput, nanti kita liput kembali.
You got a 3.61% upvote from @buildawhale courtesy of @deniandepa!
If you believe this post is spam or abuse, please report it to our Discord #abuse channel.
If you want to support our Curation Digest or our Spam & Abuse prevention efforts, please vote @themarkymark as witness.