The Diary Game 3 Mei 2024 ; Menjadi Orang Tua Bahagia seharian

in Hot News Communitylast month (edited)

temani anak-anak bermain landscape_20240503_204914_0000.png
Hari ini, waktu terasa berjalan begitu lambat..jam 7.20 saya sudah berada disekolah setelah sebelumnya bergelut dengan perasaan yang campur aduk karena si sulungku tak mau hadir kesekolah hari ini. Padahal kondisi si sulung baik-baik saja. Sekitar 30 menit aku memberi ia kesempatan untuk mengumpulkan moodnya untuk segera prepare ke sekolah , namun ia tak beranjak sama sekali dari tempat tidurnya. Sehingga aku berpikir pasti ada hal yg tidak beres disekolahnya. Tak ingin terlambat mengajar akhirnya aku dan suami bernegosiasi untuk ambil alih tugasku pagi ini. Aku pikir akan aku selesaikan masalah siSulung sepulang mengajar nanti.
Sesampai dsekolah aku masih punya waktu untuk sarapan. Sembari menunggu anak2 yang masih ikut membaca surah Yasin dilapangan madrasah aku mengambil kesempatan untuk sarapan. Dan Alhamdulillah selesai anak-anak membaca Yasin dan masuk ke kelas masing-masing aku juga langsung memasuki kelas 3 Umar dimana aku juga bertugas menjadi wali kelas dikelas ini. Seperti biasa sebelum memberi tugas aku menjelaskan pelajaran sebagaimana biasanya agar mereka tidak kesulitan dalam mengerjakan tugas. Selesai mengerjakan tugas anak-anak yang sudah selesai mengumpulkan tugas masing-masing dimeja depan kelas tempat aku duduk. Dan aku segera menilai tugas-tugas mereka. Aku selalu memberi tanda juara pada buku anak-anak yang menjadi 10 orang pertama yang cepat menyelesaikan tugas. Mereka sangat senang begitu juga aku sebagai gurunya merasa menjadi guru yang berhasil saat itu dalam memberikan motivasi untuk anak-anak didikku

IMG_20240500_080621.jpg

IMG_20240503_091451.jpg

4 jam pelajaran berlalu dan akhirnya selesai mengajar hari ini. Jam 10.00 WIB aku sudah kembali kerumah. Separuh jiwaku sedari tadi memang memikirkan si Sulung. Tapi aku harus menyelesaikan kewajibanku juga sebagai guru. Aku harus bertanggung jawab atas pekerjaan yang sudah kujalani hampir 20 tahun ini. Sudah menjadi motto atau mungkin prinsipku bagaimana sulitnya kehidupan dirumah jangan sampai pekerjaan sebagai pendidik disekolah terabaikan. Karena kedua itu sama pentingnya bagiku yang sudah mengambil keputusan untuk menjadi ibu pekerja. Harus bisa mengimbangi kedua hal itu tanpa harus mengorbankan salah satunya. Dari kedua hal tersebut aku selalu mengafirmasi positif diriku untuk menjadi orang tua yang bahagia itu wajib karena anak-anak akan menyerap energi positif itu untuk dirinya dari orang tua yang bahagia.

Sesampainya dirumah aku mendapati si Sulung tidur dikamar tanpa berbuat apa-apa. Langsung aku bangunin dan mengajak ia mengobrol..dari hal-hal yang ringan terlebih dahulu. "Kakak sudah makan, trus ngapain aja. Tidak banyak kata yang keluar dari mulutnya hanya menjawab apa yang aku tanyakan. Sehingga membuat aku makin penasaran dengan keadaannya. Dan aku memulai ke pertanyaan inti" kenapa Kakak malas sekolah hari ini?" Dengan nada bersalah dia menjawab " kakak belum muraja'ah hafalan yang disuruh ustadz. Ustadz marah-marah kemarin, jadi kakak ga mau dimarahin ustadz lagi. Sambil menghela nafas aku berucap " ya sudah sekarang aja muraja'ahnya kan ada mama". Tidak tau harus marah ke siapa saat itu. Marah ke ustadz atau ke anak sendiri. Kalau aku marah-marah ke anak pasti mood anak hilang lagi. Dan gak mungkin juga marah ke ustadnya..ustadz kan menjalankan tugas sama seperti aku yang berprofesi sebagai guru juga. Memang si kakak ini paling anti sama marah-marah. Dia ga suka samasekali kalau dimarahin. Bisa ga ke sekolah lg besok. Aku langsung memberi ia solusi untuk menyelesaikan muraja'ahnya siang tadi agar bisa ia setorkan esok hari. Aku usahakan menjaga emosiku agar stabil sembari mendengar hafalan surah yang ia hafal berulang-ulang.

Alhamdulillah selepas shalat Maghrib hafalan si kakak sudah lancar. Dan mudah-mudahan ia siap dan dimudahkan Allah SWT dalam menghadapi hari esok..aamiin. memang tak mudah menjadi orang tua yang bahagia dengan kondisi dibawah ekspektasi. Harus tetap berfikir positif walaupun tak ada alasan untuk bahagia. Alasan untuk bahagia hanyalah rasa syukur, rasa syukur yang kuat dan tak henti. Dan aku sangat bersyukur bisa mensyukuri setiap kejadian dalam kehidupan ini sebagai hikmah.

Selesai tugasku mendukung si sulung sekarang waktunya menemani si Tengah dan si bungsu bermain. Dan seperti biasa kalau mereka sudah bermain keadaan rumah sudah pasti seperti kapal pecah.hehe..dan aku tetap mensyukuri ini. Dulu..(flashback sedikit) hampir 10 tahun rumahku tertata rapi, harum indah dan Asri versi aku lhoo..hehe.tapi sayang saat itu kami belum punya anak dan perasaan hampa, sepi selalu seakan rumah seperti kuburan. Oleh sebab itu sekarang aku nikmati ini semua sebagai anugerah Allah SWT yang patut disyukuri selalu.

Menjadi orang tua bahagia bukan karena memiliki anak-anak yang hebat semata, punya seabrek prestasi.. tapi menjadi orang tua bahagia adalah saat kita mampu menerima segala kekurangan dan kelebihan anak-anak kita sebagai acuan diri kita merubah diri menjadi orang tua yang lebih baik versi diri kita.

Sekian diarygames aku malam ini, semoga tulisan ini memberi manfaat untuk saya pribadi dan teman-teman stemian dimanapun berada.

Salam hangat
@elagusella

Sort:  
 last month 

semangat Bu ela

 last month 

Makasih bu sri

 last month 

Tagar nya banyak yang salah

 last month 

Ok mksh segera diedit🙏

 last month 

Thank you for publishing a post on the Hot News Community, make sure you join at least #club5050, don't plagiarize, use original photos or copyright-free images by linking the source

Description
Action
Verified User✔️
Club Status#newcomer
steemexclusive✔️
Plagiarism Free✔️
AI Article Free✔️
Bot-Free✔️
Beneficiary Rewards
@𝘯𝘶𝘭𝘭 25%
@𝘩𝘰𝘵.𝘯𝘦𝘸𝘴

Moderation note: Keep sharing your best posts and interact with each other in the comments.

Verified by : @fantvwiki

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.11
JST 0.030
BTC 69114.01
ETH 3773.01
USDT 1.00
SBD 3.53