Antara Dua Peristiwa Besar; Lahir dan Mati

in #writing7 years ago (edited)

IMG_20180403_183415.jpg

Sumber

DALAM sejarah hidupnya, manusia mengalami dua peristiwa besar, yaitu kelahiran dan kematian. Dari kedua peristiwa besar ini, rentetan peristiwa-peristiwa kecil lainnya pun menyertai.

Sebagai contohnya, misal --ini sering kita dengarkan dari cerita-cerita orang. Ketika si B lahir ke alam dunia, si B berteriak cukup lantang, hingga orang sekelilingnya terkejut melihat dia. Namun semua orang yang terkejut itu tak lantas menangis juga, melainkan tertawa terbahak-bahak.

Nah itu artinya saat peristiwa besar di alami oleh si B –lahir—membuat terjadi peristiwa kecil bagi orang lain –tertawa terbahak-bahak.

Atau dalam contoh lainnya, bagaimana sebuah peristiwa besar selalu disertai dengan peristiwa kecil. Contoh, Saat si D sedang dalam proses dilahirkan oleh ibunya, ibunya berteriak cukup lantang; "HAN LEE, KAMATEE KEE !!" (Tidak mau lagi, mati aku). Akan tetapi, selang setahun kemudian, si D sudah mendapatkan adik dari ibunya.

Ini juga menunjukkan bahwa saat peristiwa besar dialami oleh si D --lahir ke dunia ini, mengakibatkan muncul peristiwa kecil lainnya, yaitu ibu si A berteriak “han lee” –mungkin "han le" untuk melahirkan—namun ternyata tidak melewati umur dua tahun si D, ibunya sudah melahirnya si E; adiknya si D. Nah!

Lalu ada pertanyaan: apa sih yang dapat kita lakukan diantara dua peristiwa besar itu; lahir dan mati? Dengan peristiwa kecil apa kita akan menghiasinya.

Untuk mencari jawaban pertanyaan tersebut tentunya tidak terlalu susah-susah amat. Seperti kata seorang Teungku --yang saya dengar saat berdiskusi dengannya—cara yang baik menghiasi dua peristiwa besar itu ialah menciptakan peristiwa kecil lainnya. Yaitu membuat orang lain mendapati emosi yang berbalik antara saat kita lahir dengan saat kita mati.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, saat seorang bayi lahir –termasuk kita—semua orang lain –ayah, ibu, kakek, nenek, dll– tersenyum semuanya menyambut kehadiran kita dalam komunitasnya, sedangkan kita sendiri menangis.

Jadi, saat kita hidup –seperti kata Teungku tersebut-- buatlah aktivitas yang akan membuat orang lain ketika kita mati menangis tersedu-sedu, sedangkan kita tersenyum sendiri.

Tentunya, cara membuat orang lain menangis tersedu-sedu saat kita mati bukanlah melalui aktivitas yang menyimpang atau melukai hati orang lain, semisal mencuri, bermain wanita, dan lain sebagainya. Melainkan dengan cara berbuat kebaikan yang sesuai dengan nilai dan norma agama dalam masyarakat. #nyanban

Waktu+kamu+lahir,+kamu+menangis+dan+orang-orang+di+sekelilingmu+tersenyum+–+jalanilah+hidupmu+sehingga+pada+waktu+kamu+meninggal,+kamu+tersenyum+dan+orang-orang+di+sekelilingmu+menangis..jpg

Sumber

IMG_20180329_220702.jpg


Selasa, 03 Maret 2018 || @emsyawall

Sort:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by emsyawall from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.