Unsyiah Modal Kemajuan Pendidikan Aceh
Kantor Biro Rektorat Universitas Syiah Kuala
Sejak Prof Samsul Rizal memimpin, beberapa tahun terakhir Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mengalami perubahan positif yang sangat signifikan. Pada 2018, lembaga pemeringkatan kampus di dunia Webometrics menempatkan Unsyiah pada posisi ke-9 terbaik di Indonesia. Penilaiannya berdasarkan website dan implikasinya terhadap pendidikan. Peringkat itu menjadikan Unsyiah sebagai satu-satunya kampus di luar Pulau Jawa yang masuk 10 besar. Peringkat ke-8 ditempati Institut Teknologi Sepuluh November, ke-10 ditempati Universitas Telkom.
Kemudian, sejak 2012 jumlah publikasi Unsyiah meningkat tajam, yaitu dari hanya 69 judul publikasi di jurnal berindeks Scopus menjadi 1.025 judul di akhir tahun 2017. Jumlah judul terindeks Scopus dari Unsyiah melebihi 100 judul per tahun dari target awal 50 judul.
Pencapaian atas kerja keras Unsyiah membuat masyarakat Aceh bangga memiliki kampus berjulukan jantong hate rakyat Aceh ini. Akan tetapi, semakin meningkatnya prestasi membuat masyarakat bertanya-tanya sejauh mana Unsyiah memberikan kontribusinya terhadap peningkatan kualitas pendidikan Aceh.
Pertanyaan kontribusi Unsyiah muncul mengingat kualitas pendidikan Aceh yang belum sesuai harapan. Hingga 2016 mutu pendidikan Aceh berada peringkat 32 dari 34 provinsi di Indonesia. Meskipun demikian, pada 2017 kompetensi pedagogik guru di Aceh baik PNS atau nonPNS berada pada peringkat 15 secara nasional, sementara pada 2016 pada peringkat 24.
Ada beberapa penyebab mengapa pendidikan Aceh belum berkembang sesuai harapan. Di antaranya pendidikan di Aceh belum merata. Masih banyak prasarana dan sarana pendidikan di Aceh tidak sebaik di perkotaan. Sementara di sisi lain, anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk pendidikan terbilang banyak tetapi dinilai tidak transparan dan belum tepat sasaran.
Oleh karenanya, Unsyiah perlu mengambil peran strategis peningkatan kualitas pendidikan Aceh. Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 pasal 4, salah satu fungsi perguruan tinggi (baca: Unsyiah) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kemajuan daerah
Keberhasilan Unsyiah melahirkan tenaga pendidik profesional berimplikasi terhadap pembangunan Aceh. Seperti kita ketahui bersama, Unsyiah sebagai perguruan tinggi bergengsi di Aceh telah melahirkan puluhan ribu tenaga pendidik dari berbagai studi ilmu. Dengan kata lain, dapat dipastikan pengisi tenaga pendidik Aceh didominasi lulusan Unsyiah .
Peran Unsyiah memajukan pendidikan Aceh sangat penting. Sebagai lembaga pendidikan tinggi Unsyiah dapat mengusulkan kebijakan, bahkan menyediakan sumber daya manusia untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Juga tanpa permintaan langsung dari pemerintah, Unsyiah seyogianya terus melakukan perubahan demi menghasilkan tenaga pengajar berkualitas, mampu bersaing, inovatif, dan kreatif.
Kemampuan Unsyiah di bidang pendidikan diperlukan untuk mengawal kebijakan pemerintah. Unsyiah dapat menjadi pemantau penggunaan dan manajemen anggaran pendidikan sesuai prosedur serta tepat sasaran.
Kemajuan sebuah daerah tergantung pada tingkat kualitas pendidikan. Kita dapat mencontoh Jepang yang semakin berkembang pesat. Ditinjau dari segi program Pemerintah Jepang, pendidikan merupakan program utama. Jumlah anggaran untuk pendidikannya juga termasuk yang paling besar dibandingkan program lainnya. Contoh kecil dari keberhasilan pendidikan Jepang adalah kedisiplinan warganya adalah ketaatan mereka pada rambu lalu lintas.
Pendidikan sangat berdampak pada pembangunan daerah, terutama dari segi perekonomian dan pengurangan angka pengangguran. Menurut Sukirno (2004) peningkatan kualitas pendidikan adalah investasi pembangunan yang hasilnya dapat dinikmati di kemudian hari. Artinya, pengaruh pendidikan tidak serta-merta dapat langsung terlihat. Butuh waktu beberapa hingga belasan tahun kita baru bisa menikmati hasilnya, berupa kemajuan daerah di bidang teknologi dan meluasnya lapangan kerja.
Meskipun demikian, para mahasiswa calon guru perlu dibina agar mampu bersaing dalam dunia kerja dan menciptakan lapangan kerja baru. Para lulusan tidak mesti terpaku pada cita-cita menjadi pegawai negeri sipil. Langkah yang tepat dilakukan para lulusan Unsyiah adalah membuka usaha yang kemudian juga mampu menyerap tenaga kerja. Seperti kita pahami bersama, kecilnya peluang kerja di dunia pemerintahan menyebabkan macetnya solusi pengurangan angka pengangguran. Solusinya adalah membangun dunia usaha baru yang inovatif, kompetitif, dan kreatif.
Lembaga pendidikan yang berhasil adalah yang mampu melahirkan lulusan berkarakter, pantang menyerah, dan memiliki visi dan misi memajukan daerah. Keberhasilan pendidikan jangan hanya dilihat dari segi akademik, melainkan dari perilaku peserta didik. Karena kemajuan suatu daerah sangat bergantung kepada sikap dan kemauan untuk bangkit dari keterpurukan. Kita yakin Unsyiah dapat mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan hebat dari segi akademik maupun berkarakter. Selamat milad Unsyiah ke-57!