Orang Dalam
Konon satu dalih paling mahsyur yang digunakan oleh masyarakat kita setiap gagal memasuki satu ruang kerja adalah: tidak punya orang dalam. Orang dalam sudah menjadi semacam modal besar sekaligus ketakutan besar para perkara menentukan karir seseorang. Rasa-rasanya, begitu mudah seseorang mendapatkan pekerjaan jika ia punya orang dalam. Katanya, ia hanya perlu menyiapkan berkas ala kadar, formalitas belaka, tanpa harus mengikuti aturan penilaian ia sudah dipastikan mendapatkan satu jabatan di tempat yang ia ajukan.
Di sisi lain, orang-orang yang merasa tidak punya saudara yang telah lebih dahulu berada di ruang yang ingin dituju, akan mengikuti prosedur tes dengan teratur dan rasa pesimis yang menghantu. Di hatinya, kerisauan menggunung. Keyakinannya untuk berhasil hanya sebiji jagung. Sebab apa? Tentu saja sebab stigma yang terlanjur ditanam di dalam masyarakat kita ke minda kita, bahwa orang yang punya kuasa selalu akan mengutamakan tempat baik bagi saudara-saudaranya.
Terkadang stigma ini salah, meskipun tak jarang juga benar. Salah ketika kau terbuka melihat kenyataan bahwa bukankah ada sangat banyak orang yang tak bertalian dengan orang berkuasa yang mengisi ruang-ruang pekerjaan. Mereka mendapatkan jabatan karena kepandaian dan keberuntungan takdir. Tidak bergantung pada bantuan orang lain. Orang-orang yang mendapatkan jabatannya karena menguasai ilmu dan kecakapan diri, biasanya akan menjadi seorang pekerja mumpuni. Bisa diandalkan di bidang yang ia dipercayai. Merekalah yang jika diberikan kepercayaan lebih akan membalasnya dengan prestasi.
Stigma diselamatkan oleh orang dalam itu juga benar. Sering kita temukan di berbagai ruang. Begitu banyak dan menjalar akar. Tidak bisa mutlak juga yang berkuasa itu disalahkan. Kita pun jika dipercaya menjadi orang yang punya posisi penting dan berkuasa dalam hal mengatur-ngatur jabatan, juga ingin menyelamatkan orang terdekat di awal-awal. Jika bersikeras untuk idealis dan tidak menyelamatkan saudara sendiri, bersiaplah dibenci oleh orang-orang bertali ikat wali. Dan jika dibenci, ke depannya kita tidak akan lagi dapat posisi (jika didapat dari jalur politisi) atau dianggap tidak berguna ketika berbaur dengan keluarga sendiri.
Orang-orang yang mendapatkan jabatan dengan hanya bermodal orang dalam sesungguhnya itulah yang menjadi biang bobroknya birokrasi. Mereka duduk di jabatan sambil belajar pelan-pelan, tidak bisa segera diandalkan, persis seperti seorang pejuang yang datang ke perang tanpa persiapan. Alhasil, negeri lain sudah membangun gedung berlantai sembilan puluh, dia masih mengeluh mengurus satu rumah untuk sekedar berteduh. Ketika ia dinilai gagal pada kemudian hari, yang ia jadikan dalih adalah kekurangan dukungan dana dan sebagainya dari pemerintah di tempat yang ia dipercayai. Dasar taik!
pegah ju meunye kah perle kerja
nak ku pegah putra perle long
sebab long leu that syara kuh manteng yang perle kerja
jadi menye kah perle kerija, padum na peng ??
nyan syara entek jeut tapinah saboh tapuduk kah hinan.
kiban cocok lagee meunan aduen @gulistan..
Bek tuwoe neu follow back beuh
Hahahhahaha. Beutoi, brader @asyi. Kaleuh lon follback beh.
memang betoii nyan tgk. @gulistan ,,
babandum lagee nyan, doktrin yang tidak bisa lagi dipisahkan dalam kehidupan sekarang.
Sudah sangat merajalela, pemerintah tutup mata tanpa memperdulikannya.
menye na peng PEGAH JU Beu bagah koen meunan, :D
Neu Folback beuh yang penteng BEK PANIK
Fakta jaman sekarang !! Di segala aspek uda kayak gini, jadi yg berskill maupun lebih ga dianggap apa2, yg penting ada orang dalam dan bisa kerja yauda silahkan masuk, tapi dibalik itu masiu banyak orang hebat yg belum berkesempatan memasuki ranah kerja, melainkan harus cari orang dalam, bereehhh... Nice post masbro
saya orang dalam..hhahahahhaha..dalam ember
Brader @orcheva, saya dalam karung. Ahahhahaha
Yang penting saudara sendiri dulu selamat. Masalah pandai atau tidak, perkara kemudian, brader @kemal13.
Kritis..!
Upvote Juga
https://steemit.com/life/@irvanni13/jika-ditanya-siapa-mahasiswa
Thanks, brader. Done ya.
Sangat menarik ni tulisan.
Mungkin jika saya berhasil atau sukses nanti.
Saya akan membuat sebuah fakultas orang dalam.
Eh eh eh.
@gulistan
Ahahahaha. Mestinya ada, brader @podanrj.
Leumoh aneuk muda menyoe lage nyan. Rugo kuliah. 😊
Huuuft, Payah pike kiban cara, der @ismadi.
Nggak pede sih! Hehehe....
Orang dalam alias nepotisme.
Pembodohan terstruktur ini, bang @bahagia-arbi. Ahahhaa
nyan nan jih kong kalikong...hahahahaha
Bereh, sangat menginspirasi @gulistan