Jalur Mudik Aceh Lintas Barat-Selatan, Jangan Mati di Jalan Lurus!
Setelah gelombang maharaya tsunami meluluh-lantakkan pantai barat selatan Aceh, kondisi dari dan ke sana sempat macet hingga beberapa tahun. Menjelang mudik lebaran, kenangan jalan lintas barat-selatan Aceh itu senantiasa menghiasi benak saya.
Pernah suatu ketika di tahun 2008, saya mudik melintasi jalur pantai barat Aceh. Ketika itu sedang musim kemarau. Kondisi sepanjang Calang hingga Meulaboh dipenuhi debu jalanan. Saya dan pengguna jalan lainnya tak dapat menghindari debu. Tak dinyana, masyarakat sepanjang jalan itu pun banyak yang diserang batuk dan radang tenggorokan.
Di kali lain, saya mendapatkan undangan untuk mengisi materi pelatihan menulis di Nagan Raya. Ketika itu, saya pergi menggunakan bis L300. Musim hujan membuat kondisi jalan lintas barat tersebut dibanjir lumpur. Lumpur di sepanjang jalan Calang hingga setinggi lutut.
Walhasil, bis yang saya tumpangi, yang semula menuju ke Aceh Barat, tak mampu melewati lumpur tersebut. Sama halnya dengan bis-bis L300 lainnya, ban bis tenggelam oleh lumpur. Bis yang semula arah ke Aceh Barat terputar sendiri kembai ke arah Banda Aceh. Demikian sebaliknya, yang dari Aceh Barat terputar kembali ke arah Meulaboh.
Selain perkara lumpur di musim hujan dan debu di musim panas, pengguna jalan lintas barat selatan tidak dapat menghindari rakit. Pascatsunami, pengguna jalan di lintas ini terpaksa naik rakit 3 hingga 4 kali.
Kondisi yang terjadi sejak 2005 hingga 2010 ini membuat saya menulis sebuah artikel di Harian Serambi Indonesia. Artikel tersebut saya muat ulang pada blog saya. Berikut linknya:
https://lidahtinta.wordpress.com/2010/08/25/tunjuki-kami-jalan-pulang/
Pascadimuat tulisan tersebut, saya baca berita di media bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menggelar rapat paripurna membahas jalan lintas barat-selatan. Tidak lama kemudian, jalan lintas barat tersebut diperbaiki. Hanya butuh setahun, jalan lintas barat tersebut selesai dengan maksimal. Hasilnya luar biasa bagus. Luas jalan pun bisa muat tiga truk roda delapan berjalan beriringan.
Kini, kondisi jalan lintas barat-selatan masih tetap bagus. Beberapa ruas jalan malah tampak lurus sehingga pengemudi bebas menancapkan gas kendaraannya. Hal ini seperti tampak pada kawasan Lhoong. Gunung yang dulu berdiri di tengah jalan sudah dibom sehingga jalan bisa dibuat lurus.
Oleh karena itu, bagi para pengguna jalan ini, janganlah sampai mati di jalan lurus hanya karena kondisi jalan sudah luar biasa bagus. Biar lambat asal selamat, takkan lagi gunung dikejar.
Selamat mudik, selamat berjumpa dan berkumpul dengan keluarga besar.
Salam hari raya,
Herman RN
Go here https://steemit.com/@a-a-a to get your post resteemed to over 72,000 followers.
Jalan lurus apalagi jalan tol, justru lebih berbahaya :)
hehehe... makasih sudah melihat jalan...
Wkwkwk..