Thediarygame, Jum'at, 19 April 2024| Selamat Jalan Kawan

Assalamualaikum dan apa kabar rekan-rekan steemith yang hebat. Semoga baik dan sehat. Gelisah hati jika tak bercerita ksah yang pastinya secuil kisah akan memberikan manfaat buat diriku dan rekan-rekan steemith sekalian. Kisah kali ini semoga menjadi pelajaran buat kita semua. Beginilah kisah dibuka:

Ada pesan yang Aku baca bahwa dunia tempat meninggal. Akhirat tempat tinggal. Pesan penuh hikmah dan mendalam disampaikan oleh Ustad Azhar Idrus. Dalam bahasa Al-Qur’an Allah ingatkan bahwa hidup didunia sementaradan kita pasti mati dan kembali kehadapan sang pencipta. Awal dari tulisan ini Aku buatkan karena ada kaitanya dengan teman sejawatku, teman ahli jamaahku yang telah pergi mendahului meninggalkan dunia.

Aku mendaapatkan kabar duka dari Imam Muda Masjid Al-Barkah, Hasan Al-Hafiz, “ Pak, rekan kita yang sering salat berjamaah telah meninggal dunia.”

“Innalillaahi wainna ilaihi raji’un. Lahul Al-fatihah,” terucap dari mulutku.

Sebagai manusia pastilah Aku terkejut kaget. Doni Hidayat bin Nurdin Chan, nama almarhum. Beliau meninggal diusia muda yakni 41 tahun. Lahir di Kota Tanjungpinang pada 09 Agustus 1982 dan dipanggil oleh Allah melalui Malaikat Izrail juga di Kota Tanjungpinang, pada 18 April 2024. Berita duka ini Aku dapatkan pada hari Jum’at 19 April 2024 tatkala akan salat Jum’at. Artinya almarhum meninggal di malam Jum’at, malam mulia diantara malam lainnya. Orang baik meninggal di malam baik. Padahal almarhum masih salat magrib dan isya bersamaku di masjid Al-Barkah. Tak ada hal-hal yang luar biasa terpancar dari raut wajah. Maut datang tanpa khabar sekitar pukul 23.00 WIB, tanpa sakit maka pergilah beliau dengan tenang.

---

---

• Almarhum menikmati minum kopi bersama jamaah masjid*

Sebagaimana yang Aku tuliskan bahwa semasa hidup beliau sangat rajin salat lima waktu secara berjamaah. Beliau istiqamah dengan anjuran baginda Nabi Muhammad SAW agar sang umat Islam tunaikan salat lima waktu di masjid secara berjamaah. Beliau bukan warga komplek TNI AL. Bukan juga prajurit. Beliau adalah Aparatur Sipil Negara (ASN). Beliau sering datang dengan sepasang anak laki-lakinya. Kakaknya yang masih Sekolah Dasar adalah muazin tetap untuk kalangan anak-anak. Suaranya keras dan melengking hingga menembus angkasa. Profil agak gemuk dan berkulit sawo matang. Untuk adiknya malah ganteng dengan kulit putih yang membungkus tubuh. Beliau sering ngopi bareng dengan jamaah lainnya. Makanya saat diberitahu yang bersangkutan meninggal dunia beberapa teman terkejut bercampur tak percaya. (Almarhum yang terdapat panah warna kuning).

Namun setelah direnungi sejatinya tak perlu kaget karena pastilah maut akan datang menghampiri sang hamba tanpa memilih dan menilah kasta, jabatan, kekuasaan, kedigjayaan, warna kulit, status sosial pekerjaan dan lain sebagainya, bahwa semua tak bisa kabur dari kematian. Baca saja kisah Raja Kejam Fir’aun yang mengumumkan dirinya Tuhan, yang bersangkutan tewas ditelan gelombang raksasa Laut Merah. Almarhum meninggal pada malam Jum’at dan esok harinya usai salat Jum’at langsung dikebumikan. Pergi sudah selamanya sang teman ahli jamaah di masjid Al-Barkah. Meninggalkan dunia dan menuju tempat tinggal baru akhirat sampai menanti tiupan terompet sangkakala kedua kali dari Malaikat Israfil sebagai pertanda semua umat manusia akan dibangkitkan dalam keadaan sedemikian rupa di Padang Mahsyar nan luas tiada bertepi.

Malam ini usai salat isya, jamaah masjid sepakat ikut tahlilan dirumah duka. Kami berangkat dari masjid menggunakan sepeda motor. Ada yang sendiri dan juga saling berboncengan. Naik sepeda motor lebih nyaman karena jalan arah kerumah duka agak sempit dan naik turun, di daerah Kampung Baru. Aku berboncengan dengan bang haji Zulpan Siregar. Motor Yamaha yang digunakan sangat bising dan menganggu telinga. Motor ini milik anggotanya yang dipinjamkan karena anngotanya ijin ke Padang hendak mengurus syarmin pernikahan. Memang bising dan apalagi saat jalan menanjak maka berteriak kencang motornya. Begitulah motor Yamaha kondisinya.
Alamat duka tak jauh hanya sekitar lima menit kami sudah tiba dirumah. Rupanya sudah pada ramai warga yang datang. Ada yang duduk diluar, teras rumah dan didalam rumah. Aku tiba dan langsung duduk dikursi empuk yang terletak diteras rumah. Kebetulan kursi tersebut kosong tanpa penghuni. Tidak terlalu lama kami duduk acara langsung dimulai dan dipimpin oleh seorang ustad. Tahlilan diawali dengan pengantar bacaan istiqfar dan mengirimkan do’a yang kemudia dilanjutkan membaca suratul Yasin. Secara serempak dengan satu komando jamaah yang bertahlil membacanya. Dan, pada akhir penutup dibacakan do’a.

---

---

---

---

• Tahlilan dirumah Ahli Bait*

Selesai acara tahlil dan do’a maka kami menikmati sedikit kue hidangan dan minuman aqua gelas sebagai dari pihak ahli bait. Ini merupakan keikhlasan hati dan ada juga kue ini diberikan oleh warga setempat. Semua jamaah menikmati. Aku tak berlama-lama karena Aku belum makan malam setelah berbuka mengambil sunah puasa enam di bulan Syawal. Aku dan rekan lainnya pamit. Selamat jalan kawan. Budi baikmu akan kukenang. Aku ingat sekali wajahmu dan apalagi setiap hendak wudhu beberapa kali jumpa almarhum terlebih dahulu kekamar mandi. Semoga amal ibadahmu menjadi teman setiamu dialam kubur. Menjadi suluh penerang bagi sang hamba yang taat.***

Terima kasih buat rekan-rekan steemith yang hadir dalam postingan ringanku.
Salam hangat dari kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau @hoesniy