Traveling with My Boy Bike #4: Sore di Alue Naga dan Sebuah Plang Menggelitik Batin

in #indonesia7 years ago (edited)

sepeda3.jpg
Imbauan yang...

Mengawali gowes perdana di tahun 2018, saya dan Kak Eva memilih rute cantik di wilayah seputar kota kemarin sore. Sore sering menjadi alternatif kami untuk bersepeda berdua, karena kalau ramai-ramai dengan komunitas biasanya hari Minggu.

Tujuan kami adalah kawasan pantai Alue Naga di Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Menuju ke sini kami memilih melewati jalur sepanjang Jalan Syiah Kuala, dari start awal di depan Toko Buku Zikra di kawasan kota.

Karena rute yang ditempuh tidak jauh, kami mendayung santai saja. Sambil mengobrol tentunya. Sampai di pantai Alue Naga, kami sempatkan untuk foto sejenak. Sebagai bagian dari 'portofolio' hahaha. Bagaimanapun rekam jejak harus didokumentasikan sebaik mungkin bukan?

Pulangnya kami menyusuri jalan sepanjang kawasan sungai Alue Naga yang mulus. Di sini lagi-lagi kami berhenti untuk mengabadikan satu dua momen. Panjang sungai membentang, dengan pemandangan perbukitan di kejauhan, di tambah bentangan horizontal jembatan Krueng Cut, akan memberikan kesan indah saat difoto.

Maka minta tolonglah kami pada seorang anak mudi yang sedang berduaan dengan seorang anak muda. Mereka berbicara bahasa lokal yang tidak terdeteksi oleh saya. Setelah memantau di mana kira-kira posisi yang mantap, saya mendekati sepasang pemuda-pemudi tersebut. Dengan muka dibuat sepolos mungkin saya berucap; boleh minta tolong fotoin kami?

"Mengganggu saja dia kan?" celetuk Kak Eva dari jarak beberapa meter.

Anak mudi tersebut tersenyum.

"Canded ya canded!" ujarku tak tahu diri.

Sudah baik dia mau membantu mengambil foto kami, masih saja ada permintaan ini itu hehehe. Ya, begitulah, biar terkesan natural, seolah-olah segala sesuatu terjadi dengan sendirinya. Padahal, settingan semuanya. Begitu juga halnya kadang-kadang dalam hidup kita.

Setelah ponsel saya kembali berpindah tangan, tiba-tiba mata saya bertubrukan dengan tiga buntelan jamur yang tumbuh di rerumputan. Sontak aku menahan Kak Eva agar menunggu sejenak. "Sebentar, Kak. Aku ambil foto ini dulu ya."

sepeda5.jpg
Unknown jamur dengan background anak muda-anak mudi yang membantu memotret kami

Kak Eva menanti dengan sabar. Aku kembali bergaya untuk mengabadikan makhluk-makhluk mungil itu.

Ini memang salah satu kegemaranku. Memotret apa saja yang menurutku unik ketika pergi ke suatu tempat, tak terkecuali saat sedang bersepeda. Kalau seorang diri malah aku bisa berlama-lama berdiam diri di suatu tempat untuk mendapatkan lebih banyak objek. Sekaligus untuk menambah suplai energi.

Roda sepeda kami kembali mendarat di aspal. Belum jauh kami mengayuh, tiba-tiba sebuah plang dengan tulisan-tulisan mencolok menarik perhatian kami (foto paling atas). "Apa maksudnya tulisan itu ya?" tanya Kak Eva.

Aku hanya mengernyitkan dahi. Yang kami maksudkan adalah apa maksud dari perawan sekali dalam imbauan itu.

Kami yang sudah berlalu beberapa meter akhirnya kembali lagi. Barulah kami mengerti apa maksud dari tulisan di balik plang tadi. Ternyata, tulisan itu tidak berdiri sendiri. Melainkan ada 'jodohnya' di sisi sebelahnya.

sepeda4.jpg
Pacaran di sini akan menyebabkan hilangnya perawan. Mungkin itu pesan yang sebenarnya dari tulisan tersebut.

Perihal tulisan di plang itu mungkin akan saya tulis di sesi yang berbeda. Hanya saja timbul pertanyaan di hati kecil saya, di tempat terbuka seperti itu, mungkinkah untuk 'menghilangkan' yang cuma sekali itu? Kami cuma bisa geleng-geleng kepala. Lalu, muncul pertanyaan menggelitik di benak saya, mengapa perawan yang hanya ditulis sebagai sekali saja, apakah perjaka bisa berulang-ulang?

sepeda2.jpg

Usai dari sini kami melanjutkan gowes menyusuri Jalan Teuku Nyak Arief, melewati Jalan Panglinya Nyak Makam dengan tujuan bandrek Pak Sen di Lambhuk. Rupanya ketika kami tiba di sana, warung pisang goreng dan bandrex tersebut penuh. Karena kesulitan untuk parkir sepeda, kami lantas memilih menuju etape selanjutnya di Peuniti.

Itulah sepotong cerita, kelak akan menjadi kenangan yang memunculkan senyum di hari tua. Semoga!

Sort:  
Cycling Comunity on Steemit sends you some good wind!!

You are upvoted and resteemed by Thank You Bicycle - SteemIt Cycling Community!
It is our mission to spread good vibes of cycling across Steemit. We support you!

Keep those weels rolling and enjoy the ride!!

If you want to know more about our mission click here.
If you want to join us, click here.
If you do not like our activity, reply with STOP to this and we will leave you alone

Bagus kisahnya, aku suka.

Di rumah ada tiga sepeda, tapi tak satupun pernah kugowes lagi... Rasanya badan berat kali sekarang. Mungkin faktor kurang olah raga ya Han... Lihat Ihan yang wara-wiri ngegowes rasanya seru lah.

Btw jamurnya bulat gitu ya.. tapi aku fokusnya ke background romantis di belakang :D

hahaha modus wkwkw

Hahaha.. Perjaka dan perawan secara fisik maksdnya.. Kl perempuan ada yg ilang, lelaki gaa ya ya ya

Mungkin karena perjaka tidak berefek ya kak. Kalau peraw*n jelas hehe

Hayeu kali kakak masih bisa gowes.. Aini lupa ntah kapan terakhir bersepeda huhuhu

hayuuukkk gowes lagi

Seru kali bisa sepedaan ya. Aku hawa tapi malas, plus merasa rempong, wkwwkkk

hahahahha....alasan

para penjelajah