The Spirit of Vaname Shrimp Farmers in Aceh || Semangat Petani Tambak Udang Vaname di Aceh

in #news7 years ago (edited)

image

Petani Tambak Udang Vaname mengunakan kolam tenda plastik di Kecamatan Pedawa Kabuapetn Aceh Timur, Aceh, Indonesia. (Photo @ilyasismail)

Steemian. Dulu sekitar tahun 1985 hingga tahun 2000. Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi penghasil udang Windu terbesar di Indonesia. Setelah tahun 2000 dengan munculnya berbagai penyakit virus udang windu, potensi budidaya tambak udang di Aceh pelan-pelan sirna. Ratusan ribu hektar tambak produktif terbengkalai dan perekonomian masyarakat petani tambak budidaya udang yang mendiami pesisir Aceh merosot.

Steemian. It used to be around 1985 until 2000. Aceh province is one of the biggest Windu prawn producing provinces in Indonesia. After the year 2000 with the emergence of various diseases of tiger shrimp virus, the potential of shrimp farming in Aceh slowly disappear. Hundreds of thousands of hectares of abandoned productive ponds and the economics of shrimp farming communities that inhabit the coast of Aceh decline.

image
Petani tambak ikan bandeng saat panen ikan bandeng di kawasan Kecamatan Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia. (Photo Dok: @ilyasismail)

Ratusan ribu hektar tambak udang di Provinsi Aceh, sejak itu juga berubah fungsi menjadi tambak budidaya ikan Bandeng secara tradisional. Penghasilan petani tambak budidaya ikan Bandeng, jauh berbeda dengan penghasilannya dibandingkan dengan budidaya udang windu. Karena ikan Bandeng, merupakan jenis ikan banyak duri yang kurang diminti oleh masyarakat Indonesia dan ikan Bandeng bukan jenis ikan yang diminati oleh masyarakat international, sehingga tidak termasuk dalam katagori ikan eksport.

Hundreds of thousands of hectares of shrimp ponds in the province of Aceh, since then also changed the function of a traditional milkfish cultivation pond. The income of fish farmers farming pond farmers, much different from their income compared to shrimp farming. Because milkfish, is a type of fish a lot of thorns are less diminti by the people of Indonesia and milkfish is not the type of fish that is in demand by the international community, so it is not included in the category of export fish.

image
Petani Tambak kawasan Idi Cut, Kabupaten Aceh Timur, Aceh , Indonesia. Saat sedang memperbaiki pintu air di tambak tradisional. (Photo Dok : @ilyasismail)

Harga ikan Bandeng jauh beda dengan harga udang windu yang mencapai Rp100 ribu/ Kg. Sedangkan ikan Bandeng dengan masa pemeliharan secara alami mencapai 4 bulan, dan harganya pun sangat rendah, yaitu Rp15 ribu/Kg. Akibatnya perekonomian masyarakat petani tambak pelan-pelan menurun. Bahkan untuk memperbaiki tambak mereka tidak mampu.

The price of milkfish is much different with the price of shrimp that reaches Rp100 thousand / Kg. While milkfish with the period of naturally raises to 4 months, and the price is very low, ie Rp15 thousand / Kg. Consequently, the economics of the farmers' communities gradually declined. Even to repair the ponds they can not afford.

image
Tambak udang vaname di Desa Paya Dua Peudawa Kabupaten Aceh Timur, Aceh Indonesia. (Photo by: @ilyasismail)

Dua tahun terakhir ini petani tambak udang di Aceh mulai bergeming kembali dengan hadirnya budidaya udang Vaname, sejenis udang putih yang dibudidaya di tambak air payau dengan keasinan air berkisar 21-35 mpp. Udang Vaname ini merupakan jenis udang komoditi eksport dengan harga berkisar Rp60 ribu hingga Rp80 ribu/ Kg, tergantung ukuran besar udang tersebut. BACA CARA BUDIDAYA UDANG VANAME

In the last two years, shrimp farmers in Aceh have begun to resonate with the presence of Vaname shrimp farming, a kind of white shrimp cultivated in brackish water ponds with water salinity ranging from 21-35 mpp. Vaname shrimp is a type of export commodity shrimp with prices ranging from Rp60 thousand to Rp80 thousand / kg, depending on the size of the shrimp. READ HOW TO VANAME CULTURE

image
Image Source

Sebelumnya di Aceh pada tahun 2012- 2013, budidaya udang Vaname, pernah menjadi momok menakutkan. Katanya udang jenis ini membawa virus penyakit untuk kelangsungan sistem budidaya tambak dan berpengaruh terhadap jenis udang asli daerah. Momok menakutkan itu bukan saja lahir ditangah masyarakat, namun Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee Banda Aceh dan Dinas Perikanan Aceh, juga pernah mengeluarkan imbauan dan selebaran kepada masyarakat petani tentang bahaya virus budidaya udang vaname. Lihat Photo dibawah ini yang saya rekam di dinding Kantor Dinas Perikanan Kabupaten Aceh Timur :

Previously in Aceh in 2012- 2013, Vanname shrimp farming, once a frightening specter. He said this type of shrimp carries the disease virus for the continuity of pond farming system and affect the type of local prawns. The frightening specter is not only born in the community, but the Brackish Water Cultivation Center of Ujung Batee Banda Aceh and the Aceh Fisheries Department, has also issued an appeal and leaflet to the farmers about the danger of shrimp vaname virus. See the photo below that I recorded on the wall of the Office of Fisheries of East Aceh Regency:

image

Brosur yang dikeluarkan Dinas Perikanan Provinsi Aceh tersebut dengan tulisan merah: “BAHAYA UDANG PANAME Di PROVINSI ACEH. karena udang ini membawa penyakit virus-virus berbahaya : lihat beberapa photo di bawah ini :

image

image

image

image
All Photo By: @ilyasismail

The brochure issued by the Aceh Provincial Fisheries Service in red: "DANGER OF UDANG PANAME IN ACEH PROVINCE. because these shrimp bring the disease dangerous viruses: see some photos below:

Bahkan Dinas Perikanan Provinsi Aceh pernah mengeluarkan seruan bersama untuk pembudidaya udang Vanamei tahun 2013, bernomor 523/1983/5/2013 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Aceh kala itu. Himbauan tersebut sampai hari ini masih terpasang di dinding kantor Dinas Perikanan Kabupaten Aceh Timur. Lihat Photo di bawah ini :

image

Even the Aceh Provincial Fisheries Department once issued a joint appeal for the Vanamei shrimp farmer in 2013, numbered 523/1983/5/2013 signed by the Head of Fisheries and Marine Affairs of Aceh Province at that time. The appeal to this day is still installed in the walls of the Office of Fisheries District of East Aceh. See Photo below:

image
Pegawai Dinas Perikanan Aceh Timur saat menunjukkan surat himbauan Dinas Perikanan Aceh yang terpasang di dinding kantor tersebut. Tentang himbauan virus udang vaname. (Photo By: @ilyasismail)

Seiring imbauan tersebut dikeluarkan pihak Dinas Perikanan Provinsi Aceh, masyarakat pembudidaya udang vaname di pesisir Aceh, sejak tahun 2013 hingga saat ini terus menggeluti sektor budidaya udang vaname, dengan panen yang menguntungkan. Benarkah udang Vaname tersebut membawa virus penyakit terhadap kelangsungan hidup jenis udang lainya. Jika udang Vaname mengakibatkan virus. Kenapa?. Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Kalautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 75/ PERMEN-KP/2016 Tentang Pedoman Umum Pembesaran Udang Windu (PENAEUS MONODON) dan Udang Vaname (LITOPENAEUS VANNAME), dalam Permen tersebut dijelaskan secara detil untuk ketertiban budidaya tambak di Indonesia.

BACA PERMEN

Along with the appeal issued by the Aceh Provincial Fisheries Department, the community of shrimp farmers in the coast of Aceh, since 2013 until now continues to cultivate the sector of shrimp farming vaname, with a favorable harvest. Really the Vaname shrimp carries the disease virus against the survival of other types of shrimp. If the shrimp Vaname virus. Why?. Ministry of Marine Affairs and Fisheries of the Republic of Indonesia issued Regulation of the Minister of Marine and Fisheries of the Republic of Indonesia Number 75 / PERMEN-KP / 2016 concerning General Guidelines of Wind Shrimp Enlargement (PENAEUS MONODON) and Shrimp Vaname (LITOPENAEUS VANNAME), in the candy are described in detail for the order of tambak in Indonesia.

READ PERMEN

image

Hari ini dengan hadirnya budidaya udang vaname. Petani tambak di pesisir Aceh mulai tersenyum kembali dan dapat meraih keuntungan dan kejayaan masa silam, ketika budidaya udang windu di Aceh dulu berjaya. Hampir setiap pesisir Aceh, hari ini terlihat, petani budidaya tambak udang kembali membuka tambak-tambak mereka yang sudah dangkal, untuk kelangsungan budidaya udang vaname.

Today with the presence of vaname shrimp farming. Farmers of coastal ponds in Aceh started smiling again and were able to gain the benefits and glory of the past, when the tiger prawn cultivation in Aceh used to prevail. Almost every coast of Aceh, today seen, shrimp farming farmers re-open their ponds are already shallow, for the survival of vaname shrimp farming.

image

Petani tambak yang mempunyai modal besar di Aceh, mereka melalukan sistem budidaya intensif. Sementara petani yang memepunyai modal kecil hanya melakukan cara budidaya tradisional dengan jumlah tebaran benur yang sedikit. Setiap satu petak tambak ukuran 9000 meter, petani budidaya intensif dapat memanen sedikitnya 5000 Kg udang Vaname dengan harga jual mencapai Rp80 ribu/ Kg. Sementara petani tambak udang Vaname sistem tradisioanl juga dapat meraih keuntungan dari hasil budidaya udang Vaname ini.

Farmers fish who have large capital in Aceh, they do intensive cultivation system. While farmers who memepunyai small capital just do the traditional way of cultivation with a small amount of fries. Every one plot of pond size 9000 meters, intensive cultivation farmers can harvest at least 5000 Kg of Vaname shrimp at a selling price of Rp80 thousand / Kg. While shrimp farmers Vaname traditional system can also benefit from the results of this Vaname shrimp farming.

Kini budidaya udang Vaneme di Aceh, bukan saja menggunakan lokasi tambak udang yang telah ada, malahan banyak petani tambak yang mempeunyai modal besar, dalam setahun terakhir membuka lokasi tambak baru. Banyak petani tambak udang Vaname bermodal yang membuat petak tambak mereka penuh intensif dengan lapisan plastik hitam. Lihat Video di bawah ini :

Now the shrimp farming of Vaneme in Aceh, not only use the location of shrimp ponds that already exist, even many fish farmers who have big capital, in the last year opened the location of new ponds. Many Vaname shrimp farm farmers have capital that keeps their ponds intensive with black plastic coats. See Videos below:

Di kawasan Kecamatan Peudawa Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, Indonesia. Petani tambak budidaya udang vaname daerah ini seperi M. Nasir, Hasanuddin dan beberapa petani tambak lainya, membuka usaha budidaya udang Vaname, dengan menggunakan lokasi areal belakang rumah mereka dengan mengandalkan air asin dari sungai terdekat, dan air tawar dari sumur galian tanah (bor).

In Peudawa Sub-district, East Aceh District, Aceh Province, Indonesia. The farmers of this area are like Nasir, Hasanuddin and some other fish farmers, opened the Vaname shrimp farming business, using their backyard area by relying on saltwater from nearby rivers, and freshwater from soil drilling wells.

image

Petami saat sedang menjala udang dalam kawasan Aceh Timur(Photo Dok @ilyasismail)

Kepada penulis mereka mengatakan, setelah satu tahun menggeluti budidaya sistem penuh intensif. Mereka dapat memanen udang Vanane dengan keuntunga ratusan juta rupiah dengan masa panen 3, 5 bulan. Sistem budidaya udang vaname dengan kolam tenda i seperti yang dilakukan petani di Kawasan Peudawa, Kabupaten Aceh Timur, juga dilakukan oleh petani tambak lainnya di Provinsi Aceh dan Indonesia.

To their authors say, after a year of cultivation intensive system full. They can harvest Vanane shrimp with hundreds of millions of rupiah with harvest period of 3, 5 months. The cultivation system of vaname shrimp with tent ponds like farmers in Peudawa area, East Aceh district, is also done by other farmers in the provinces of Aceh and Indonesia.

Budidaya udang vaname di Aceh, dewasa ini mulai maju pesat dan ini merupakan peluang besar bagi masyarakat pesisir dalam mengangkat taraf hidup mereka. Dibawah ini penulis memperlihatkan photo suasana panen udang vaname di Kecamatan Darul Aman Kabuaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia :

The cultivation of vaname shrimp in Aceh, is now beginning to thrive and this is a great opportunity for coastal communities to raise their standard of living. Below is the authors show photo of shrimp harvest atmosphere in the District Darul Aman, Aceh TimurDistrict, Aceh, Indonesia:

(Video By: @ilyasismai)

Tempat-tampat penampungan hasil tambak udang yang sebelumya pernah tutup karena hasil panen udang windu merosot. Kini kembali ramai dikunjungi petani tambak udang untuk menjual hasil panen mereka.

Place-shelter shrimp pond storage results that had previously closed because the shrimp tiger shrimp decline. Now again visited by farmers of shrimp farmers to sell their crops.

image
Petani tambak saat memperbaiki kincir air dengan semangat di Kecamatan Peudawa, Kabuapten Aceh Timur, Aceh, Indonesia. (Photo by: @ilyasismail)

Dalam postingan ini, penulis dapat menyimpulkan, bahwa hari ini dengan kehadiran budidaya udang Vaname yang sempat yang menjadi menakutkan dengan virus-virus udang. Ternyata hari ini sangat diminati oleh masyarakat pembudidaya udang di pesisir Aceh dan ini menjadi sumber pencarian petani tambak di Aceh untuk menuju kesejahteraan dan kemakmuran untuk merestorasi sejarah masa kejayaan budidaya udang Windu di Provinsi Aceh pada tahun delapan puluhan.

In this post, the author can conclude, that today with the presence of shrimp farming Vaname which had become scary with shrimp viruses. It turns out today is in great demand by the community of shrimp farmers in the coast of Aceh and this is a source of search for farmers in Aceh ponds to prosperity and prosperity to restore the history of the triumph of Windu shrimp culture in the province of Aceh in the eighties.

image
Petani tambak udang vaname intensif saat mamtau kondisi tambak di Aceh Timur.(Photo By: @ilyasismail)

Salam Steemit. Semoga petani tambak budidaya udang vaname di Aceh bertahan dan terus berkembang. Semoga tidak ada lagi virus penyakit udang singgah di tambak udang Vaname di Aceh. Harapan kita semua kepada Pemerintah Aceh agar dapat membatu modal kepada petani tambak budidaya udang vaname di Aceh, agar mereka tetap semangat menjadi produsen udang vaname sebagai komoditi perikanan unggulan di Provinsi Aceh, Indonesia.

Regards Steemit. May the farmers of shrimp farming farms in Aceh survive and continue to grow. Hopefully there is no shrimp disease virus stop at Vaname shrimp pond in Aceh. We all hope that the Aceh Government will be able to capitalize the farmers of shrimp farming farmers in Aceh, so that they will continue to be the producers of vaname shrimp as a leading fishery commodity in Aceh Province, Indonesia.

Salam Steemit, By : @ilyasismail

UPVOTE -FOLLOW- RESTEEM

image

Sort:  

Hi @ilyasismail,

Your blog is really good!

Thanks :)

Thanks @phrase. May be happy for you and success always

The results are great and the harvest is amazing

Thanks @dumpu-jet May be happy for you and success always

Udang vaname dulu sempat membuat masyarakat aceh timur ketakutan, malah di bantayan, simpang ulim seorang petani tambak udang vaname harus rugi karena vaname yg baru ditaburnya Selama 2 bulan dipaksakan untuk dipanen oleh nelayan setempat dan air kolam dilarang untuk dibuang kealur krena ditakutkan meracuni udang lokal dan bibit ikan lainnya.

Ya ya ya benar itu @bahtiarlangsa sekarang gimanana di sana?

Semoga kita selamat dunia dan akhirat @jailanmuhammadsalam sukses selalu he he he