THE DIARY GAME [Rabu, 14 April 2021] Aktivitas Tak Boleh Surut, Kening Tak Boleh Berkerut
Macet-macet
Aktivitas di kota sebesar Medan memang tak banyak berubah meskipun pandemik menyerang sejak tahun lalu. Lihat saja begitu padatnya jalanan yang dilalui para pemburu rupiah.
Pemandangan mentari pagi di celah dedaunan
Begitupun saya, tidak kendor mengais rezeki. Saya tetap masuk bekerja, berangkat jam 06.50 agar tepat waktu sampai di tempat kerja sebelum 07.30. perjalanan saya tidak dekat, menempuh jarak 17 km sekali pergi, menjadi dua kali lipat bila dihitung waktu pulang juga. Butuh waktu paling tidak sekitar 26 menit waktu pagi (tanpa ada kendaraan), hingga 1 jam untuk waktu sore (dengan banyak kendaraan).
Gambar jarak rumah-sekolah pada google map
Tidak ada jatah libur walaupun menjelang ramadhan. Sebenarnya bisa dipahami, keberadaan saya benar-benar dibutuhkan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan pokok dan tambahan.
Rapat koordinasi
Adapun pekerjaan pokok saya sebagai pendidik adalah membantu berjalannya proses belajar yang sudah disusun manajemen sekolah. Sementara itu, tugas tambahannya berupa mengawasi siswa/i untuk tetap belajar, dan mematuhi protokol kesehatan.
Peringatan penerapan prokes di depan gerbang sekolah
Gambar siswa/i belajar menggunakan masker
Gambar siswa/i belajar dengan jarak yang diatur
Perjalanan pulang dari tempat kerja (jam 4 sore) lebih unik lagi, bagi sebagian orang. Jika anda menjadi saya, anda akan menyaksikan berbagai kendaraan terjebak di jalanan perkotaan. Pemandangan seperti ini akan terasa lebih luar biasa apabila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kamacetan lebih parah.
Kecelakaan antara colt diesel dengan innova
Macet panjang sepanjang 1,5 km
Pemandangan semrawut, udara panas, kepulan asap kendaraan, polusi akibat klakson para pengendara yang merasa bahwa diri mereka lah yang paling pantas untuk diberi jalan terlebih dahulu. Terlihat seru saat belum merasakan, terlihat jenuh ketika terlalu sering mengalami seperti saya.
Simpang pondok kelapa, depan Manhattan Square
Tapi, tentu saja ghirah ramadhan tak boleh kempis. Supaya dosa-dosa semakin menipis. Saya mencoba tetap menunaikan kewajiban kepada sang Khalik.
Sedang memesan tiket pulang kampung, bukan mudik
Saya sempatkan mampir ke loket Bus tujuan Aceh. Tentu saja, pesan tiket sebelum busnya terisi penuh. Apalagi menjelang lebaran, saya sebagai perantau ini sudah tidak sabar berkumpul bersama keluarga di Bener Meriah, Aceh.
Malam ini, hujan lebat sekali. Petir juga seperti tak ingin ketinggalan menunjukkan eksistensinya. Sungguh, kita bisa melihat keperkasaan Allah dalam fenomena alam ini. Semoga ibadah kita tidak terganggu.
Demikian cerita saya hari ini. Semoga informasi dalam postingan ini bermanfaat. Salam hangat.
SELAMAT
Postingan anda telah mendapat kurasi secara manual dari akun komunitas @steemseacurator.
Terimakasih telah berpartisipasi dalam komunitas Steem SEA
Kami akan sangat berterimakasih jika anda bersedia mendelegasikan Steem Power (SP) anda untuk kemajuan komunitas Steem SEA ini
Salam hangat
Firyfaiz
Link pintas untuk delegasi:
100SP 200SP 500SP 750SP
1000SP 1500SP 2000SP 2500SP 3000SP
Makasi @Firyfaiz, insyaAllah sudah rncn saya akan mendelegasikan SP utk komunitas. Ini sdg proses power down.
Baiklah😀👍👍
Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.
Makasi kak @ernaerningsih 🙏.
Boleh ikutan saya dong kak di komunitas2 yg berkembang.
Silahkan. Dimana yang kira2 cocok, masuk aja.