Silaturahmi Kopi (Silampung Story)
Salam Kasih Sayang
Pernah ga kalian punya sahabat, sangat akrab. Tapi seiring waktu jarak memisahkan. Sebutlah saya pindah ke kota yang lain. Sewaktu awal pindah, komunikasi masih intens. Ada saja yang di ceritakan. Tentunya tentang tempat baru saya dan tanya kabar suasana di sana. Lama kelamaan saya dapat kawan baru. Komunikasi dengan sahabat lama pun lambat laun berkurang, bahkan lupa. Sebagian sudah seperti orang asing. Bahkan menyapa lewat media sosial pun segan. Akhirnya cuma bisa melihat dan memantau saja. Memastikan beliau sehat dengan aktifitasnya.
Karena suatu keadaan, saya kembali pindah ke kota yang dulu. Saya mulai mencari-cari lagi sahabat yang dulu pernah dekat. Tentu tidak semuanya. Karena kami yang sekarang bukan lagi yang dulu. Saya sudah punya istri, yang lain juga. Bahkan ada yang sudah punya anak. Masing-masing punya prioritas. Dan untuk bertemu kembali sekedar bersilaturahmi bukanlah lagi menjadi prioritas.
Singkat cerita, saya mengajak sahabat "lama" saya bertemu. Alhamdulillah ada yang bisa. Ada yang bisa berjumpanya sore hari, ada yang siang hari dan ada yang malam hari. Karena saya yang punya waktu sedikit bebas, maka saya yang mengikuti waktu mereka, yang penting bisa jumpa.
Jumpa Uyak dan Alfred. Dulu kami pernah di atap yang sama saat tinggal di Pematangsiantar.
Jumpa Agus dan Yasir, dengan merekalah saya ngebolang di Sumatra Utara ini.
Adalah kedai kopi. Tempat terbaik menjalin silaturahmi. Kami bernostalgia tentang masa dulu. Berbicara banyak hal tentang masa kini dan berandai-andai di masa mendatang. Jika dulu kami duduk ngopi tanpa ada batas waktu, sekarang tentu berbeda. Ada yang hanya sampai jam 10 malam, karena tak enak dengan mertua. Ada yang hanya bisa sampai ashar, karena harus menjemput istri kerja. Ada yang harus pulang cepat karena punya anak bayi.
Kantin Kimori - Kopi, tempat saya berjumpa Agus dan Yasir.
Bromo Keude Kupie, tempat kami duduk ngopi dengan Uyak dan istrinya. Saya juga mengajak istri saya. Pastinya kami berdua asik bercerita, istri-istri kami sudah ngantuk. Padahal masih pukul 10 malam hehe.
Tidak ada yang salah. Semua adalah manusiawi. Waktu membuat kita menyesuaikan apa yang terbaik buat kita dan orang terdekat kita. Kita tak lagi egois, kita punya prioritas. Dan dengan secangkir kopi, telah terjalin silaturahmi.
Medan, Senin 04 Februari 2019
"Lasaklah ... Sebanyak, Sebisa dan Sejauh Mungkin, Karena Hidup Bukan Diam di Satu Tempat"
Kaki Lasak : The Story, Travel, Photo & Food
Follow Me :
Steemit @kakilasak
Facebook Husaini Sani
Instagram kaki lasak ucok silampung
Whatsapp +6282166076131
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq