29 Tahun Serambi Indonesia

in #history7 years ago

image

Di Aceh, suka atau tidak suka harus diakui yang bahwa, media cetak terbesar adalah Serambi Indonesia (SI). Sebagai sebuah media massa terbesar, wajah Aceh kerap kali terwakili dari setiap headline SI. Mungkin agak berlebihan, namun, fakta di lapangan sungguh agak sulit dinafikkan.

Setiap hari kurang lebih 35 eksemplar koran cetak ini terbit, masuk ke seluruh Aceh sampai ke pelosok-pelosok. Bahkan wilayah pulau Sumatera sekalian. Serambi, boleh dibilang raksasanya media cetak di Aceh.

Dari beberapa sumber yang ada, SI mulanya bernama Mimbar Swadaya, namun karena beberapa faktor, Mimbar Swadaya terpaksa gulung tingkar. Singkat cerita, duet Samsul Kahar dan M Nourhalidyn menjajaki kerja sama dengan Kompas di Jakarta. Koneksi Samsul Kahar yang kala itu adalah wartawan kompas berhasil meyakinkan petinggi Kompas untuk berinvestasi, maka, berubahlah Mimbar Swadaya menjadi Serambi Indonesia. Hingga kini, Samsul Kahar masih terus menjadi boss besar di SI.

Hari ini SI telah mencapai usia 29 tahun. Sebuah usia yang mendebarkan, melewati masa muda dan beranjak tua. Sebagai media yang sudah cukup kenyang makan asam garam, ada banyak kisah yang dapat kita ambil pelajaran. Di antaranya, saat konflik berkecamuk di Aceh, SI bisa melewati cobaan berat tersebut, sekalipun sempat berhenti sejenak, lantaran pihak GAM mengganggap SI lebih menguntungkan pihak TNI.

Lepas dari cobaan tersebut, tepat pada tahun 2004, saat musibah gempa-tsunami meluluhlantakkan Aceh, SI ikut hancur berkeping-keping. Kantor SI yang kala itu berada di kawasan Desa Baet, porak-poranda. Di tengah musibah dan kepanikan yang melanda Aceh, lagi-lagi SI berhasil bangkit dari keterpurukannya. Melalui komitmen serta suntikan dana dari Kompas, media ini kembali tegak dan kokoh memberitakan. Bahkan kantor barunya yang beralamat di Desa Meunasah Mayang, termasuk salah satu kantor berita terelit di Aceh.

image

Dua peristiwa tersebut senantiasa mengisi narasi sejarah SI. Kendatipun sekarang menjadi raksasa, rasanya wajar, mereka telah melewati badai yang amat kuat. Hegemoni SI di Aceh cukup berpengaruh, sampai-sampai, ada celetukan dari teman-teman begini: "Di Aceh, siapa saja bisa mendirikan media (cetak), tetapi, untuk menyalip SI rasanya hampir mustahil".

Statemen di atas jika dirunut lebih panjang, tampak ada benarnya. Kehadiran Harian Rakyat Aceh misalnya, dibawah naungan JPNN, anak dari pada Jawa Pos, yang dianggap salah satu yang paling berpotensi menyanyingi SI, masih juga belum kentara pengaruhnya. SI tak ubahnya raksasa besar yang butuh waktu lama untuk digeser. Manajemen yang jitu, nama pesar, serta hegemoni klasiknya, merupakan sederet modal yang menasbihkan SI sebagai pemain ulung dalam percaturan media di Aceh.

Di umurnya yang ke 29, SI yang saya lihat terus berbenah. Di tengah ancaman media online dan media sosial yang tak dapat dibendung, SI terus bertransformasi. Kehadiran portal online serambi menjadi jawaban atas kebutuhan zaman. Mereka berusaha luwes, karena paham, di zaman yang serba canggih ini, terlalu kaku sungguh akan tenggelam. Era digital perlu disambut, tanpa harus menutup apa yang sudah ada.

Saya berharap, SI terus mewarnai Aceh dengan pelajaran yang mencerdaskan. SI harus mampu menjadi pembendung fitnah di tengah tsunami hoax yang mengancam tatanan dunia jurnalistik kita. Selain itu, saya juga berharap, semoga SI lebih arif dalam membangun hubungan dengan pemerintah. Sebab, ada kesan yang muncul, siapapun rezim yang berkuasa di Aceh, agaknya, sedikit banyak nurut terhadap SI. Hal ini, tidak lepas dari saling menguntungkan. SI untuk secara iklan dan advetorial pemerintah, sedangkan pemerintah mendapatkan manfaat dari pemberitaan yang massif. Sehingga citra pemerintah akan tersampaikan dengan lebih hati-hati.

Di atas segalanya, sebagai penulis, masuk dan dimuat tulisannya di SI sering kali dianggap sebagai tolok ukur, bahwa seorang penulis Aceh levelnya sudah sedikit berkelas. Sekalipun, ada debatable di dalamnya. Bagi saya, menulis di SI merupakan batu loncatan, sekaligus cambuk untuk mempertahankan hingga berusaha lebih dan lebih lagi agar setiap tulisan memiliki nilai yang bermanfaat bagi banyak orang.

Ulang tahun SI yang bertepatan dengan hari pers, besar harapan bersama agar SI mampu memberikan sesuatu yang baru dan terus memperkaya khazanah dunia pers kita. Selamat ulang tahun Serambi Indonesia. Selamat hari pers nasional.

image

Sort:  

Edisi si Gam cantoi yg paling berkesan.

Setuju. Namun, setelah M Sampe Edward meninggal, tidak ada satupun yang berani melanjutkan Gak Cantoi.