Informasi Hoax Ditengah Pandemi

in Indonesia3 years ago

mural_111914_small.webp


Source

Minimnya kesadaran dalam mengolah kembali sumber informasi yang diterima, menyebabkan hoax tentang kesehatan beredar luas di masyarakat. Jika terus dibiarkan, kondisi ini dapat menimbulkan perselisihan hingga ancaman keselamatan jiwa.

Maraknya hoax atau berita bohong seputar masalah kesehatan yang terus berkembang ditengah masyarakat tidak terlepas dari rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan verifikasi sumber informasi yang beredar di dunia maya.

Berdasarkan data masyarakat hukum Indonesia, tercatat sepanjang Agustus 2019, hingga November 2020, hoax kesehatan menempati posisi ketiga dengan 401 kasus selama hoax politik dan Pemerintahan.

Jika terus dibiarkan, seluruh berita hoax, termasuk berita hoax seputar masalah kesehatan, dapat memicu perselisihan, mempengaruhi kondisi kesehatan, hingga mengancam keselamatan hidup seseorang.

Untuk meminimalisir hal tersebut, diperlukan sanksi tegas bagi oknum yang tidak bertanggung jawab menyebar hoax seputar masalah kesehatan, yang tentunya disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku.

Selain itu pihak terkait juga harus gencar memberikan sosialisasi dan edukasi terkait dampak buruk hoax kesehatan, hingga sanksi hukumnya.

Ditengah angka peningkatan kasus Covid-19, ini penyebaran hoax masing-masing ya, kalau kita berkaca ke belakang, diawal tahun 2020, hingga pertengahan tahun 2021 ini, data dari Satgas Covid-19 menyebutkan sudah ada 8000 lebih informasi hoax yang tersebar melalui media sosial. Mulai dari Instagram, Twitter, WhatsApp, dan berbagai media sosial lainnya.

Nah, muncul pertanyaan, apa yang menyebabkan masyarakat masih sulit menskrining informasi. Apakah masyarakat luas masih minim dengan literasi dunia media sosial dan literasi digital ?

Jadi, kalau saya melihatnya masyarakat di Indonesia ini dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir inikan mulai jatuh karena sosial media. Sedangkan berita yang beredar tidak disertai edukasi pemahaman publik terhadap literasi kesehatan.

Tahun 2018-2019 saja sempat terjadi di tanah air, saya melihat hoax terkait dunia kesehatan itu ketiga terbesar, dibandingkan hoax yang lain. Artinya hoax kesehatan ini memang sudah menjadi penyakit baru ya, bahkan ketika memasuki pandemi, dengan gencarnya informasi-informasi hoax terkait dengan pandemi, terkait dengan virus, terkait dengan vaksin. Sampai-sampai di WHO sendiri mengkategorikannya sebagai kodemi. Jadi, kecepatan beredarnnya informasi-informasi hoax, ini dinilai lebih, bahkan lebih cepat daripada penularan Covid itu sendiri.

Nah, ini kemudian yang saya soroti bahwa kita perlu untuk meningkatkan literasi informasi-informasi kesehatan. Edukasi pun juga harus dilakukan secara masif kepada masyarakat luas, agar kembali lagi tidak termakan oleh informasi bohong atau hoax yang tersebar di media sosial.

Lalu apa saja sebetulnya jenis-jenis hoax yang biasanya tersebar di masyarakat dan impact terbesarnya ketika masyarakat sudah termakan oleh informasi hoax.

Jadi ada tiga tiga motif, yang pertama motifnya adalah kampanye. Jadi ada sekelompok orang atau oknum tertentu yang sengaja menyebarkan informasi ditengah-tengah masyarakat agar percaya dengan kasus Covid pengobatan yang dilakukan oleh kesehatan. Kemudian rujuka-rujukan kesehatan yang disampaikan oleh lembaga-lembaga terkait.

Sampai hari ini saya melihat masih banyak masyarakat yang tidak percaya. Bahkan sampai dengan hari ini saya melihat dari sejak pandemi, bulan Maret tahun 2020, sampai dengan hari ini, masih ada sekelompok masyarakat yang mengatakan Rumah Sakit meng Covid kan pasiennya.

Kemudian yang kedua terkait dengan motif bisnis.

Dan kalau kita melihat di sosial media, penyebaran video, foto dan lain-lain oleh oknum tertentu, juga untuk meningkatkan akses atau rewards dari akun-akun tersebut. Dan kita tau ada beberapa aplikasi sosial media peningkatan akses, peninggkatan subscriber, itu juga bisa meningkatkan pendapatan dari pemilik akun. Itu motif yang kedua sahabat Steemians.

Motif yang ketiga, ini adalah upaya-upaya untuk kritik kebijakan Pemerintah. Jadi apapun kebijakannya, itu dikritik sebagai sebuah upaya yang justru menjauhkan masyarakat dari upaya-upaya penanggulangan rencana. Sebagai contoh misalnya terkait dengan vaksin. Masih saja ada yang mengatakan bahwa vaksin oleh pemerintah itu mengandung bahan berbahaya dan seperti logam magnet. Kemudian mengatakan bahwa vaksin itu haram, padahal jelas-jelas Majelis Ulama Indonesia sudah memfatwakan bisa menggunakan vaksin. Jadi sampai hari ini itu masih terus terjadi.

Jadi ini sangat ironis sekali ya ditengah peningkatan angka kasus yang sangat tinggi, terutama Jakarta juga menjadi zona merah, informasi hoax tersebut justru malah mempengaruhi sebagian pihak dengan motif-motif tertentu yang tadi sudah saya ulas.

Baiklah, moga-moga ada manfa'at yang didapat.

Salam kompak selalu.

By @midiagam

IMG_20210629_205201.jpg