The Diary Game, Wednesday, August 12, 2020, Menyemprot Tanaman Padi Di Sawah
Bangunan gedung tinggi, di Desa saya
Apa kabar anda hari ini ? Saya berharap semua dalam keadaan baik-baik saja, tanpa kurang satu apapun. Saya bersyukur, karena hari ini masih diberi kesempatan oleh Allah SWT, untuk kembali bernafas, sehingga bisa menyapa teman-teman semua yang ada disini. Hari ini saya lebih cepat bangun, bahkan sebelum suara adzan dikumandangkan di Mesjid, ataupun di Menasah. Ini karena saya belajar dari kesalahan kemarin yang bangun kesiangan. Jadi, tadi malam, saat akan tidur, terlebih dulu saya menyetel bunyi alarm pada handphone. Dan, hari ini saya tidak lagi bangun kesiangan, yess 😃
Semua ini saya lakukan karena saya tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Dan, setelah bangun, saya tidak tidur lagi. Sambil menunggu suara adzan, saya mengambil handphone, dan melihat-lihat postingan yang teman bagikan di Steemit, Sembari membaca, dan memberi vote pada setiap postingan yang muncul diberanda. Semua postingan yang saya lihat di beranda, saya vote. Tidak hanya teman dalam negeri, bahkan teman yang saya follow dari luar negeri pun tidak pernah saya lewatkan, selalu saya pencet tanda vote dipostingan mereka. Walaupun ketika saya vote, yang keluar hanya "telur puyuh" alias 0. Namun, selalu saya beri vote. Karena buat saya berbagi itu indah. Setelah menunaikan shalat subuh, saya pergi ke sumur untuk mencuci celana.
Celana yang akan saya cuci pagi ini
Saya selalu mencuci sendiri semua pakaian saya yang kotor. Hari ini saya hanya mencuci 1 celana jeans saja, biasanya saat pakaian kotor sudah menumpuk baru saya cuci. Tapi mulai hari ini kebiasaan itu saya ubah. Jadi, setiap ada pakaian saya yang kotor, saya cuci. Setelah selesai mencuci, saya menghubungi kawan saya Anwar, yang menjual semua perlengkapan petani di Desa Menasah Baroh. Saya ingin menanyakan, apakah ada obat Virtako di tempat ia jualan. Namun ketika saya telpon, tidak bisa terhubung sama sekali ke ponselnya. Sampai 5 kali saya menghubunginya, tapi tidak bisa tersambung. Saya kirim pesan juga gagal, "kenapa ini ?" Gumam saya dalam hati. Lalu, saya pergi ke warung kopi, untuk mencari minuman kopi hangat. Saat saya tiba di warung kopi, ternyata teman-teman saya disitu sedang membicarakan terkait masalah telkomsel yang sedang mengalami masalah jaringan. Dalam obrolan itu saya sempat mendengar katanya Telkomsel lagi lokdown, ada juga yang bilang kalau gedung telkomsel terbakar. Jadi, mungkin karena itulah kenapa tadi saya tidak bisa menghubungi teman saya. Setelah menghabiskan secangkir kopi, saya pergi membeli obat pembasmi hama padi, di kios Usaha Tani. Saat tiba di situ saya ingin memotret pamplet yang bertuliskan nama toko "Usaha Tani," tapi saya gagal, karena situasi yang tidak memungkinkan. Tapi saya berhasil memotret barang dagangan yang ada dalam toko, mari saya tunjukkan gambarnya dibawah ini.
Segala jenis obat semprot padi, dan pupuk tersedia disini
Toko Usaha Tani ini bertempat di Menasah Baroh, jauh dari kampung saya. Sebenarnya di tempat saya tinggal juga ada toko yang menjual keperluan untuk petani, seperti obat semprot hama, pupuk, dan sebagainya. Tapi obat yang butuh tidak ada, karena stoknya telah habis. Jadi, saya harus jauh-jauh pergi ke Desa Menasah Baroh untuk membelinya. Alhamdulillah, sekarang saya sudah mendapatkan obat yang saya cari.
Obat tanaman padi yang saya beli
Obat virtako ini saya beli dengan harga Rp 25.000, jika saya hitung
ke harga steem itu setara dengan 8,01 steem. Sementara untuk obat nutrisi padi, Filla, itu saya beli dengan harga Rp 30.000, apabila saya hitung ke jarga steem, itu setara dengan 30 biji steem. Dan untuk obat satunya lagi yaitu perekat Fast Grow, itu saya beli dengan harga Rp 35.000. Yang apabila saya konvensi ke harga
steem, itu setara dengan 10,0,2 bijo steem.
Obat untuk tanaman padi saya
Setelah membeli obat virtako, dan obat nutrisi untuk tanaman padi saya di sawah. Saya pergi ke rumah Helman. Dia adalah kawan saya yang masih satu kampung dengan saya. Kami juga bekerja di tempat yang sama di usaha kerajinan tas Aceh. Saya ingin memberikan obat tanaman padi yang saya beli tadi kepada Helman, karena teman saya yang satu ini selain ahli membuat tas, dia juga mempunyai pengalaman dalam hal perawatan padi, termasuk dalam urusan menyemprot padi.
Setelah bertemu dengannya, saya segera memberikan obat semprot pembasmi hama yang telah saya beli tadi. Tepat pukul 10.56, kami berangkat menuju sawah. Jarak rumah saya dengan sawah yang lumayan dekat, menguntungkan karena saya bisa menghemat waktu, sehingga waktu yang tersisa bisa saya manfa'atkan untuk melakukan rutinitas saya yang lain. Sekitar 5 menit perjalanan, tibalah kami di sawah. Kawan saya Helman, langsung saja melakukan tugasnya dengan mencampurkan obat hama, dan beberapa obat nutrisi vitamin untuk tanaman dengan air.
Helman, sedang meracik obat untuk menyemprot padi
Sebelum disemprot ke tanaman padi, obat virtako ini harus diaduk sampai rata dengan air, tujuannya adalah agar bisa tercampur rata dengan air, sehingga pada saat disemprot dapat diserap dengan baik oleh tanaman padi. Saya yang sudah siap dengan kamera di tangan, berhasil memotret proses penyemprotan padi yang dilakoni oleh teman saya ini.
Helman, menyemprot padi
Selama proses penyemprotan berlangsung, teman saya ini harus berjalan mengikuti jalur yang sengaja diberi jarak dari tanaman padi satu dengan yang lain. Kalau kami orang Aceh menyebutnya "Rueng angen." Sekarang padi saya telah selesai disemprot oleh kawan saya Helman. Saya merasa sangat lega sekarang, dan Kami sudah bisa pulang karena hari juga sudah mulai sore. Ini bisa ditandai dari arah barat dengan matahari yang mulai tenggelam.
Matahari tenggelam
Saya segera memberinya imbalan dari kerjanya menyemprot padi saya, Rp 25.000. Kalau di hitung ke harga steem itu setara dengan 8,02 steem. Alhmadulillah, sekarang tanaman padi saya sudah disemprot, semoga hama yang menyerang padi saya mati semua, sehingga padi saya dapat tumbuh dengan baik.
Itulah cerita saya hari ini, semoga bisa menginspirasi pembaca semua. Sebelum menutup postingan ini, tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada leader @anroja, juga ibu @ernearningsih, serta kepada semua tim yang terlibat aktif di dalam komunitas ini.
Sampai jumpa lagi.
By @midiagam
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Salam dari @anroja
Terima kasih banyak @steemcurator01, dan juga leader @anroja 😊
Ternyata alarm di smartphone sangat efektif dalam membangunkan kita di waktu pagi..hehehe
Terus terang bang @midiagam, saya paling tidak mengerti tentang sawah, walaupun saya memiliki sawah sendiri yang saya beli dua tahun lalu, tapi bukan saya yang menggarap sawah tersebut, saya serahkan sawah tersebut kepada adik saya untuk di kelolanya.
Tapi jujur saya sangat nyaman saat pergi melihat persawahan yang sedang menghijau atau saat menguning. Dan yang paling saya rindukan adalah saat makan siang di sawah ketika musim panen tiba, karena saat masih kecil sampai Sekolah Menengah Pertama, saya sering melakukannya saat panen di sawah orang tua saya. Tapi saat ini momen tersebut menjadi langka sejak berkembangnya teknologi yang sangat pesat di bidang pertanian. Saat ini hanya butuh 3-5 jam sudah selesai proses memanen padi di sawah, sedangkan dulu paling cepat dua hari, satu hari untuk "angkot nibai lam blang" dan satu lagi lagi untuk "ceumeulhe".
#onepercent
#indonesia
Pengalaman yang bang @anroja ceritakan lebih seru lagi. Ternyata bang @anroja lebih tau banyak tentang sawah, dibandingkan saya. Saya betul-betul gak nyangka, bahwa orang sehebat bang @anroja, ternyata akrab juga dengan dunia yang di geluti oleh petani ini.
Betul sekali, seperti yang disampaikan bang @anroja, sekarang bertani jadi serba instan, saat panen saja sekarang sudah ada mesin pemotong padi. Mungkin tidak lama lagi mesin tanam padi juga sudah beroperasi di sawah. ini sangat memudahkan petani dalam hal pengeluaran, dan bisa menghemat waktu.
Luar biasa, salut sama leader @anroja 😊
Benar sekali, teknologi di bidang pertanian saat ini berkembang dengan sangat pesat di Aceh, dan ini memudahkan petani dalam menggarap sawah sehingga waktu yang dibutuhkan oleh petani sangat cepat dalam menggarap dan memanen padi di sawah. Tapi dengan berkembangnya teknologi tersebut, ada momen-momen saat kita masih kecil yang telah hilang seperti menginap di sawah, menyantap makan siang yang sangat seru dan penuh kenangan di pematang sawah, padahal menunya sangat sederhana, hanya ikan yang diasinkan dan sambal terasi, tetapi lezatnya luar biasa...
#onepercent
#indonesia
Itulah bang, ini salah satu kekurangan dibalik kelebihan kemajuan teknologi. Saya juga kasihan dan sedih saat membayangkan para petani yang biasanya mencari nafkah dari memotong padi, sekarang profesi itu harus terhenti, lantaran jatah mereka telah direnggut oleh mesin pemotong padi. Ini tak adil 😞😥
Iya, ada beberapa profesi yang kehilangan pekerjaan karena tergerus teknologi di bidang pertanian, diantaranya adalah profesi tukang potong padi, profesi operator mesin perontok pagi, buruh pengangkut pagi dari sawah ke tumpukan padi, dan yang terakhir buruh pengangkut padi yang sudah dimasukkan ke dalam karung untuk diangkut ke tepi jalan atau ke rumah.
#onepercent
#indonesia
Betul bang 👍👍👍
100% powered up post - i love it
Great pictures 🙏
Ok,
Btw abg @midiagam
Nyuci sendiri ni....😀😀semangat
#onepercent
#indonesia
@Wira8788
Iya hehehee