Best Of Me

in #novel5 years ago

Best Of Me.png

Sinopsis

'Raffael Matteo' salah satu nama dari most wanted di SMA Garuda. Siswa yang sangat brutal dan sering membuat masalah. Baginya, itu adalah membela kebenaran bukan membela kesalahan. Raffa juga mempunyai geng yang bernama "The Bros" terdiri dari raffa, vino, dan kenzie. Mempunyai banyak fans yang selalu mengejar mereka,. Vino dan kenzie selalu bersikap manis kepada para fans nya karena mereka berdua terkenal dengan kata "Playboy". Sedangkan raffa berbalik dari vino dan kenzie, ia pintar namun selalu bersikap acuh kepada para fans nya. Misha, seorang siswi yang sangat beruntung karena raffa merupakan tetangganya saat ia masih kecil. Raffa dan misha sangat akrab di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Membuat para fans raffa menjadi kesal dan sering memberikan tatapan tajam, ucapan kasar dan lain-lain. Misha juga akrab dengan vino dan kenzie. Tentu saja membuat geng "Angelinda" semakin menjadi. Nantikan kelanjutannya 😊

One Sentence

Rabu, di sekolah. Pukul 09.30. Tepatnya di dalam ruang BK/BP. Misha melirik tajam wajah raffa, sementara raffa hanya bisa cengengesan dengan wajah yang memar. Ya, raffa baru saja berkelahi saat pelajaran pertama berakhir. Ntah apa masalahnya, namun raffa selalu menganggapnya dengan keseriusan. Kenapa misha yang menemani raffa? Bukan vino atau pun Kenzie? Karena vino dan Kenzie berbeda kelas dengan raffa. Sedangkan misha-lah yang satu kelas dengan raffa.

“Ini sudah yang keberapa kali kamu melakukannya?” ucap bu janet dengan tegas.
“Ya,.. maaf bu.. habisnya gitulah,”ucap raffa dengan santainya.
“Selalu saja seperti ini,.. kalau kamu masih kelas 10 atau 11 sudah ibu keluarkan dari sekolah ini”ucap bu janet.
“Ibu kan gabisa mengeluarkan saya bu, sekolah ini kan milik kakek saya”ucap raffa lalu menyenderkan kepalanya di dinding.
“Peraturan sekolah tetap peraturan, tidak ada sangkut pautnya dengan hak pemilik. Sebaiknya pergi ke uks dan obati lukamu sekarang!”ucap bu janet dengan tegas.
“Tolong segera bawa raffa ya sha”perintah bu janet kepada misha.
“Iya bu”jawab misha kemudian menarik lengan raffa agar keluar dari ruangan bp.

Misha terus menggandeng lengan raffa sampai ke uks. Membuat para hatersnya semakin menjadi. Namun misha tak sadar akan hal itu. Karena setiap hari pun slalu begitu. Jadi, misha selalu menghiraukannya.

Sesampainya di depan ruang uks.
Raffa hanya tersenyum melihat misha yang memasang tampang kesal.

“Ngapain lo senyum-senyum gitu?”Tanya misha dengan nada ketus.
“Memangnya kenapa? Gaboleh? Bibir-bibir gua, jadi kalau gua senyum terserah gua dong.”Jawab raffa.
“Lo senyum-senyum malah ngebuat haters gua semakin menjadi”ucap misha dengan lirikan tajam.
“Oiya, gua lupa kalau lu punya haters. Perasaan dulu kita sahabatan aman-aman aja ya”ucap raffa sambil terus tersenyum.
“Ngapain sih lo senyum-senyum terus?!”Tanya misha dengan nada kesal.
“Dasar bego.”jawab raffa
“Gua ga bego ya!”ucap misha.
“Ngapain lo terus gandeng gua? Jelas-jelas malah bikin haters lu semakin menjadi lah!”
“Dasar bego” ucap raffa

Misha yang tiba-tiba menyadari hal itu, dengan cepat ia langsung melepas gandengannya.

“Sha, ini bukan mau nyebrang jalan. Jadi mau ngapain ngegandeng?”Tanya raffa
“Ka..kan gua tadi disuruh bawa lu ke uks sama bu janet”Jawab misha dengan terbata-bata.
“Udah sono masuk obatin luka lu!”perintah misha.
“Yah.. gak mau ngegandeng lagi nih?”ucap raffa sambil tersenyum jahil.
“Brisik! Sono obatin sendiri! Gua tunggu disini”Ucap misha dengan wajah yang mulai malu, kemudian mendorong badan raffa agar cepat masuk ke dalam ruang uks.

Namun, karena raffa mempunyai postur badan yang jelas lebih besar dari misha. Alhasil raffa tak terdorong sama sekali.

“Ngapain lo dorong-dorong gua? Jelas-jelas lo gaakan bisa dorong badan gua” ucap raffa dan masih diam di tempat.
“Bodo”ucap misha lalu masuk ke dalam ruang uks.

Karena sebenarnya misha sudah sangat kesal mendengar ucapan para haters yang terngiang-ngiang dalam telinganya.

“Yah.. kok di tinggal sih sha?”Tanya raffa kemudian berjalan menyusul misha ke dalam uks.

Misha tak menjawab perkataan raffa dan terus berjalan.

Didalam ruang uks.
Misha mengobati luka memarnya raffa sambil mengomel karena kesal. Raffa hanya bisa menahan rasa perihnya dan terus mendengar omelan misha.

“Bego sih! Udah tau di sekolah, malah berantem! Eh tapi kan lu mah emang setiap hari begini! Dan gua terus yang nemenin lu!”ucap misha.
“Terusin aja sha, keluarin unek-unek lu. Gua tau lu kesel kan?”Tanya raffa dengan nada pelan.
“Udah tau kesel, malah nanya! Dasar bego!”ucap misha lalu menekan kapasnya ke luka raffa.
“Awww”raffa meringis kesakitan
“Sakit bego! Kalau gamau ngobatin ya gausah gitu juga kali”ucap raffa lalu mengambil alih kapas yang dipegang oleh misha.
“Sorry raf… lagian kapan sih gua bisa ngeliat lu gamasuk ruang bp?”Tanya misha dengan rasa bersalah.
“Tahun depan!”jawab raffa tanpa melirik kea rah misha.
“Tahun depan udah kuliah kali raf! Gimana sih! Kita tuh mau lulus raf! Coba aja lo bisa merubah kebiasaan lu masuk ruang bp karena ada masalah terus.”Ucap misha kemudian duduk disamping raffa.
“Stop untuk ngatur hidup gua sha! Gua punya kehidupan gua sendiri, jadi jangan mikirin gua”ucap raffa.
“Tapi raf..”Ucap misha yang langsung dipotong oleh pembicaraan raffa.
“Sha, biarin orang-orang menilai sikap gua gimana. Mereka ga tau kan kehidupan gua yang sebenarnya”Ucap raffa lalu badannya menghadap ke misha.
“Maka dari itu raf! Gua gamau mereka salah menilai diri lo! Gua pengen yang terbaik buat lo!”ucap misha sambil menundukkan kepalanya.
“Makasih udah merhatiin kehidupan gua sha! Gua senang punya sahabat kayak lo! Tapi keputusan gua tetap begitu sha, gaakan pernah berubah”Ucap raffa lalu memaikan plester pada lukanya.

Misha hanya diam dan terus menunduk, ia tak berani menatap raffa. Karena raffa terkenal dengan kebrutalannya, dan memiliki sifat keras kepala.

“Gua duluan, makasih udah nemenin gua sha”ucap raffa lalu menata kembali barang-barang uks.

Misha masih terus diam dan tak mendongakkan kepalanya sedikit pun.
Dalam hatinya, ia hanya bisa berkata “Gua Cuma mau yang terbaik untuk lo raf”

“Satu kalimat untuk lo sha, Lo adalah sahabat perempuan terbaik gua yang selalu setia menemani gua, lo berhak bahagia.” Ucap raffa lalu pergi meninggalkan misha.

Mendengar itu, misha langsung mendongakkan kepalanya.
Dan, raffa sudah tidak ada dalam ruang uks. Ntah pergi kemana, yang pasti masih dalam sekolah ini.
Misha semakin merasa bersalah karena terus memaksakan kehendak raffa.
“Apa gua terlalu berlebihan? Mikir sha! Lo cuma sahabatnya raffa! Ga lebih!” ucap misha dalam hati.
Misha masih menatap keluar uks, ia masih mempersiapkan diri untuk bertemu dengan raffa. Baginya, ini lebih berat dibanding melawan para haters.
Akhirnya, misha lebih memilih menghabiskan waktu istirahatnya di dalam ruang uks. Ia sangat tak sanggup untuk bertemu dengan raffa.

Sementara di sisi lain.
Cafetaria.
Ada raffa, vino, dan Kenzie.
Raffa hanya mengaduk makanannya.
Tentu saja membuat vino dan Kenzie saling bertatapan karena kebingungan.
Akhirnya vino memulai pembicaraanya duluan.

“Raf! Itu makanan jangan di aduk terus, nanti jadi bubur gimana? Kan ga asik kalau bubur nya terbuat dari pasta”Ucap vino.
“Tau nih, lo kenapa sih raf?”Tanya Kenzie.

Bukannya menjawab ucapan dari vino dan Kenzie. Raffa malah bertanya yang biasanya tak pernah ditanyakan.

“Sikap gua kayak gini emang salah ya?”Tanya raffa lalu melipat kedua tangannya di depan dada bidangnya.

Mendengar pertanyaan itu, vino dan Kenzie menatap satu sama lain kemudian berbicara serempak.

“Lo gila?”Tanya vino dan Kenzie.

Raffa menghela nafasnya.

“Kalian ngedoain gua?”Tanya raffa sambil melirik kedua temannya itu.
“Kok sensi?gua sama vino kan cuma nanya”jawab revan sambil memakan makanannya.
“Taunih, kita kan heran aja gitu. Seorang ‘Raffael Matteo’ jaran-jarang loh kayak gini. Terus kenapa tiba-tiba coba?”ucap Kenzie.
“Jawab aja pertanyaan gua ribet amat sih”ucap raffa.
“Oke-oke, gua jawab ya raf. Tapi, lo jangan tersinggung atau apa nih ya”ucap vino.

Raffa hanya menjawab dengan kata “hm”.
Kemudian vino mulai menjawab pertanyaan raffa tersebut.
Raffa hanya mendengar jawaban itu dengan sedetail mungkin. Bahkan ia tak melanjutkan makannya, karena nafsu makannya yang tiba-tiba menghilang.
Setelah mendengar itu semua, raffa jadi banyak diam. Bahkan fokus nya menghilang.

“Raf! Jangan kebanyakan diem! Ini bukan diri lo yang sebenarnya.”Ujar vino.
“Bener kata shasha vin,ken. Gua udah harus berubah”ucap raffa dengan wajah sendunya.
“Raf! Berubah itu bukan karena ucapan dari orang lain. Tapi tentang bagaimana niat dari diri kita sendiri”ucap Kenzie.
“Gua duluan”Ucap raffa lalu masuk kedalam kelasnya meninggalkan kedua temannya.

Vino dan Kenzie menatap bingung satu sama lain, kemudian melanjutkan jalannya ke kelas masing-masing.

Di dalam kelas.
Misha terus melirik ke arah raffa karena sejak masuk ke dalam kelas mata raffa hanya fokus ke jalan, tidak melirik ke arah yang lain. Rasa bersalah misha semakin menjadi, karena tak biasanya raffa selalu membawa perkataannya ke dalam hati. Biasanya raffa selalu membuang jauh-jauh pendengarannya tentang itu. Saat misha hendak menghampiri raffa, niat itu tiba-tiba terhenti. Karena guru mata pelajaran memasuki kelas. Misha pun langsung duduk kembali di tempatnya, raffa sempat melirik ke arah misha. Namun misha saat itu sedang melihat ke arah pintu kelas. Sejujurnya, raffa juga ingin meminta maaf karena perkataannya saat di uks. Namun raffa tak tahu caranya, karena dia tak mempunyai teman maupun sahabat wanita selain misha.

-Raffa, andai kau bisa membaca perkataanku lewat pikiranku. Kau adalah satu-satunya lelaki yang mau menerima sikap ku apa adanya. Tak ada lelaki lain yang mau menerima ku apa adanya. Jika seandainya tak ada kau dikehidupanku, mungkin aku tak akan pernah mempunyai sahabat lelaki. Maaf atas perkataanku, maaf atas kecerobohan ucapanku yang tak bisa dijaga. Ku harap kau mau memaafkan ku, aku berjanji tidak akan memaksakan kehendak mu lagi.

Sort:  

The force is with you! You got a 8.72% upvote from @steemyoda courtesy of @mrsimple!