Assalamualaikum...

_{Edited by Canva}

SETIAP tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh. Kebetulan tahun ini jatuh pada hari Rabu. Jauh-jauh hari, saya sudah mendapat undangan untuk menghadiri Halal Bihalal dan Silaturrahmi yang digelar Aceh Meupakat Meuseuraya (AMM). Lokasinya di Tibang. Acaranya pukul 10 sampai selesai.

Sebelum ke lokasi acara.
Pagi ini tak ada agenda mengantar anak sekolah. Setelah bersiap-siap dari rumah saya sudah merencanakan untuk mencuci sepeda motor di doorsmeer saja. Bisa sekalian ngopi dan kerja. Begitu saya masuk sekitar jam delapan, pekerja belum datang. Baru 20 menit kemudian muncul.

Baru pukul 10.45 saya pulang dari warung kopi seraya membawa kreta yang sudah kinclong. Setelah mandi dan segera berangkat ke Rumoh Aceh Tibang. Maps. Di sinilah acara AMM berlangsung.

---

---

Acara ini memang dihadiri banyak tokoh. Maka saya pun harus "mendamaikan" diri untuk kembali menyapa banyak tokoh yang saya kenal. Baik sebagai narasumber, kenalan biasa, kolega, kerabat hingga pejabat dan mantan pejabat. Tentu saja termasuk ulama.

Acara ini memang dihadiri pejabat Gubernur Aceh Bustami Hamzah. Ada juga PYM Wali Nanggroe, para rektor, mantan rektor dan belasan guru besar dari kampus Darussalam. Semua berbaur di sini.

Aceh Meupakat Meuseuraya diketuai Abu Razak atau dengan nama asli H Kamaruddin Abubakar. Sedangkan sekretarisnya Achmad Haekal Asri. Rumoh Aceh Tibang ini memang terkenal tempat para tokoh bersua. Apalagi sang pemilik H Sulaiman Abda, mantan Ketua Golkar Aceh, dan mantan Wakil Ketua DPR Aceh.

Meski sudah pensiun dari tugas-tugas kerakyatan, dia masih dipercaya menjadi salah seorang Tuha Peut di Katibul Wali Nanggroe. Pada lebaran lalu, saya juga datang ke sini bersama anak-anak

Acara silaturrahmi Aceh Meupakat Meuseuraya ini memang beda. Boleh dikata Halal Bihalal ini banjir dengan makanan & minuman. Menariknya, semua makanan itu bernuansa lokal, untuk tidak mengatakan tradisional. Sebagai contoh ada mie caluek, ubi reboeh, apam thoe, kacang reuboh. !

Bukan hanya itu, risol dan penganan lokal lainnya juga menghiasi banyak meja. Itu semua semakin lezat dan nikmat karena ditemani kopi dan sanger. Tapi, kata teman saya dalam nada seloroh, "yang paling enak lagi, semua bisa makan gratis..." ujarnya penuh tawa; ha-ha-ha

---

Penganan lokal alias tradisonal itu semua ditempatkan dalam jeue-e. Sebuah rajutan berbagan rotan yang berbentuk segitiga. Ada juga terbuat dari anyaman bambu. Bentuknya tak selamanya segitiga, ada juga yang bundar. Untuk bahan, bisa rotan bisa juga belahan bambu.

Sampai selesai acara saya melihat hanya mie caluek yang terpaksa tertinggal. Melihat dari bentuk dan kombinasinya cukup lezat. Tapi sayangnya, bumbunya duluan habis dilahap pengunjung. Akhirnya tak ada yang tertinggal lagi. Hanya mie-nya saja yang tersisa.

---

Meski begitu, hal ini tak mengurangi nilai silaturrahminya. Setelah Zuhur, satu persatu tokoh pulang. Hingga pukul dua siang, acara benar-benar bubar. Tapi saya masih setia di sini. Sebab, ada banyak kolega yang harus disapa. Saling maaf memaafkan. Apalagi ini masih di bulan Syawal.

Pukul tiga sore saya benar-benar cabut dari lokasi. Pulang ke rumah lalu bersiap-siap membawa anak-anak ke Pulo Kapok, Lhoknga untuk mandi laut. Selepas Magrib dari kami pulang lagi, setelah anak-anak lelah dicolek ombak dan angin Samudra. Terima kasih sudah membaca postingan saya.

*****

10 % payout to @steem.amal

---

Thanks to Steemian friends and the Steemit Team who always support me. I really appreciate it.

*****

Achievement-1

Salam @Munaa

_4/5/2024