The Diary Game 27 April 2024 | Memaksakan Diri ke Barbate Hill Park

in Steem SEA20 days ago
Assalamualaikum...

Barbate.png
Edited by Canva

HARI Sabtu kemarin saya masih dalam kondisi belum fit. Sehari sebelumnya, terutama malam diserang meriang. Yaaa, meriang bukan meriam. Lalu esok paginya alhamdulillah sudah lumayan sehat untuk beraktivitas. Lalu saya pun meluncur ke pusat kota untuk bertemu dengan kolega.

Ke pusat kota usai saya mengantar anak-anak sekolah. Tapi sebelum itu singgah sejenak di anjungan tunai mandiri alias ATM. Selesai itu langsung berangkat ke titik sasaran. Peunayong. Saat melewati underpass Beurawe, ada air tergenang. Praktis, ini berita menarik sebagai bagian dari ktitik sosial. Melewati genangan di atas mata kaki, memang belum mengganggu lalu lintas. Pasalnya, kenderaan masih bisa lewat meski harus kurang pedal gas.

20240427_075027.jpg20240427_083335.jpg

Setelah urusan di Peunanyong tuntas sekitaran 45 menit, saya bulan pulang. Saat terperangkap lampu merah alias traffict light, ada seorang pengendara di depan saya memakai baju "KAMI SIAP, KAMI TULUS". Seketika kata-kata ini masuk ke pikiran terdalam saya. Sehingga muncul keisengan.

Rencananya saya ingin menambah, "KAMI SIAP, KAMI TULUS, ASALKAN ADA FULUS". Karena ada banyak pertimbangan, akhirnya batal saya wujudkan menjadi status di WhatsApp. Bukan sekadar tidak enak, juga memang sedang bukan pada tempatnya. Jadi demi kemaslahatan saya abaikan.

Tiba di rumah, perasaan sudah semakin tidak enak. Akhirnya saya kembali tidur. Badan sudah mulai diserbu meriang. Akhirnya saya pun tidur. Apalagi, sedang menjalani ibadah puasa Syawal. Jam 10.30 makin tidak stabil, akhirnya saran permaisuri minum obat saja. Artinya, harus buka puasa. Awalnya agak berat. Namun, karena pertimbangan kesehatan, akhirnya dengan berat hati buka puasa.

Alhamdulillah beberapa jam kemudian, badan sudah mulai baikan. Saat itulah ada janji dengan seorang kerabat. Saya sudah janji dengannya akan segera ke villanya di kawasan Barbate. Khususnya Barbate Hill Park. Awalnya saya janji ke Barbate ini hari Minggunya.

Namun, karena ada rencana perjalanan tugas ke Jakarta akhirnya, mau tidak mau harus segera meluncur ke Perbukitan Barbate. Kawasan ini melewati Blang Bintang ke arah Krueng Raya, Aceh Besar.

Kawasan perbukitan ini memang sangat cocok untuk "mengasingkan" diri. Terutama istirahat di akhir pekan. Mencari udara segar serta mencuci mata dan mendamaikan pikiran.

20240427_184601.jpg

20240427_184558.jpg20240427_182855.jpg
20240427_183115.jpg20240427_182912.jpg

Lalu, setelah Zuhur, saya pun kembali lelap. Badan masih belum begitu fit. Saya istirahat dulu. Akhirnya saya ambil keputusan, setelah Ashar akan bergerak ke lokasi. Baru pukul lima sore saya langsung bergerak ke sana dengan anak-anak. Ghazi dan Gulfam.

Jalanan yang sudah biasa kami lalui. Setelah 40 menit kemudian, kami menyentuh Warung Sangkar. Saya pun mengubungi si kerabat. Ternyata lokasinya ada di 200 meter ke depan. Kami pun jalan, dan langsung naik ke perbukitan. Di sisi kanan tanjakan terpampang pamplet BARBATE HILL PARK.

Saat tiba di sana, suasanya memang cukup indah. Cocok untuk menghirup udara segar. Ada banyak bangunan yang sudah berdiri di sana. Ada kantin, perumahan untuk kemah, serta kebun dan villa. Rata-rata milik pengusaha dan pejabat serta orang berpangkat.

Bukan cuma itu, ada juga mantan pejabat yang punya persil tanah di sini. Ada yang masih bersemak, ada yang sudah berpondasi, ada juga yang sudah punya shelter bongkar pasang, tapi terbengkalai. Sebab, pemiliknya pindah tugas ke luar kota.

20240427_185043.jpg20240427_174935.jpg
20240427_174932.jpg20240427_175115.jpg

Setelah menikmati suasana alam. Dari kejauhan ada pelabuhan Malahayati, Krueng Raya yang sepi aktivitas bongkar. Kami pun naik ke atas bukit yang sedikit lebih tinggi. Melihat ke segala arah. Hanya bukit yang terbentang. Kami pun menghabiskan waktu hampir satu jam lebih di sini.

Setelah itu, kami pun pamit pulang. Sekitar 10 menit kemudian sudah akan turun malam. Kami pun dengan berat meninggalkan Barbate Hill Park. Awalnya saya ingin pulang selepas Magrib saja. Rupanya anak-anak ingin segera pulang. Saya pun ikut perintah mereka. Maka kami pun turun pelan, sebab jalanan belum beraspal. Masih berlapisan batu koral.

Kami pun tiba kembali di rumah sudah pukul 19.27 WIB. Setelah itu, saya segera minum obat lagi. Sebab sejak sore saya sudah memaksakan diri ke Barbate. Akhirnya saat pulang, serangan meriang masih terakhir. Usai empat biji obat masuk ke lambung, saya pun isritahat lagi. Terima kasih sudah membaca postingan saya.

*****

10 % payout to @steem.amal

Thanks to Steemian friends and the Steemit Team who always support me. I really appreciate it.

*****

Achievement-1

Salam @Munaa

29/4/2024

Sort:  

Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
image.png
please click it!
image.png
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)

The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.

Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.

 19 days ago 

Bagus sekali pemandangannya ya

 18 days ago 

iya, terima kasih sudah berkunjung ke postingan ini....

 18 days ago 

waah menarik berita underpasnya hehe. Jika sering terjadi genangan dlm waktu lama di underpass mungkin pemda memonitoring sistem drainase disana. atau bisa dengan pompa smntara.

 18 days ago 

Kebetulan dalam agenda harian dari pagi hingga sore, underpass ini menjadi bagian menarik juga, hehe

terima sudah singgah di postingan ini...

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 66041.52
ETH 3064.94
USDT 1.00
SBD 3.69