Assalamualaikum...

_{Edited by Canva}

Saya masih berkutat dengan keringat yang beraroma obat. Setelah sehari sebelumnya memaksakan diri memenuhi undangan kerabat naik ke Barbate. Akhirnya, Minggu saya istirahat. Siang harinya baru beraktivitas secara normal.

Seharusnya, saya sudah berangkat mengikuti kegiatan kehumasan di KONI Pusat, Jakarta. Senin dan Selasa ada acara di sana. Nyatanya, saya tidak bisa. Badan masih goyang. Lemah. Sehingga istirahat menjadi solusinya.

Usai Zuhur saya baru keluar rumah dan langsung menuju ke Dispora Aceh. Saya ada janji dengan salah satu pengurus cabang olahraga Biliar. Kami harus duduk untuk membahas masalah tersebut secara cepat. Namanya Muksalmina. Biasa disapa Mex.

Usai bertemu dengan dia selama dua jam lebih. Saya pun harus pindah lagi. Sebab ada janji dengan seorang penulis produktif Tabrani Yunis. Dia seorang praktisi pendidikan yang mahir berbahasa Inggris. Sejak dari Dispora saya sudah menghubungi Tabrani yang terjadi juga seorang steemian pasif.

Awalnya saya ingin pulang ke rumah saja untuk istirahat lagi. Nyatanya, feeling saya bilang, sepertinya nanti akan dihubungi lagi oleh Bang Tabrani.

Lalu, saya pun meluncur ke Solong Jepang saja. Selain untuk menunggu dia, juga sekadar ingin menikmati lemon panas. Benar saja, belum lama saya duduk, dia sudah menelepon. Katanya, dia akan ke lokasi yang sama. Tabrani sudah lama tidak aktif di platform ini.

"Saya masih punya akun, tapi passwordnya itu..." kata dia.
Sayangnya, saya tidak mengabadikan pertemuan itu dalam bentuk foto.

Setelah satu jam saja bersama dia, suara azan Ashar sudah terdengar. Kemudian kami bubar. Usai ibadah, saya melanjutkan "kehidupan" kopi di sini. Kali ini bersama para pemain bola yang sudah lama tidak main profesional lagi.

Saya kembali bertemu dengan Abdul Musawir. Biasa disapa Musawir. Dia sendiri tidak keberatan dipanggil MCW. MCW Itu Meucawoe. Di meja kami ada rekan seangkatan MCW, yakni Andrea.

Keduanya memang pemain keren di masanya. Mereka sama-sama gokil. Keduanya dikenal sebagai pemain paling iseng. Tak sedikit pemain yang menjadi korban keisengan mereka. "Biar suasana tim tidak kaku," alasan keduanya pada saya.

Sebagai pemain bola, mereka mengakui tekanan itu tinggi. Mulai dari tensi permainan, sokongan penonton juga terkadang membuat pemain terbeban. Apalagi jika harus main di kandang sendiri. Tuntutan menang itu sudah pasti. Makanya, guna meredakan tensi itu, mereka punya cara sendiri dalam menghadapinya. Salahnya ya, bersikap usil itu.

Musawir yang duduk persis depan saya punya banyak memori di tim sepakbola. Khususnya Persiraja Banda Aceh. Rekannya Andre yang duduk paling tengah dalam foto di postingan ini, juga sama. Keduanya punya naluri tinggi sebagai pemain.

Saat ini Musawir bekerja di Bank Aceh. Sedangkan Andrea awalnya di Bank Aceh juga, tapi dalam hampir 10 tahun terakhir mengundurkan diri. Kini dia menjadi seorang wiraswasta. Selain itu, dia tetap main bola antar kampung alias tarkam.

Duduk dengan mereka memang paling bisa membuat suasana segar dan cair. Sehingga banyak joke-joke yang muncul. Di situ juga saya tahu beberapa cerita unik selama mereka berkarier sebagai pemain bola. Mengingat waktu Magrib sudah turun, kami pun bubar.

Sebelum azan Magrib saya sudah tiba di rumah. Terima kasih sudah membaca postingan saya.

*****

10 % payout to @steem.amal

---

Thanks to Steemian friends and the Steemit Team who always support me. I really appreciate it.

*****

Achievement-1

Salam @Munaa

_1/5/2024