The Diary Game, 6 November 2024 | Lelaki Itu Pun Pergi Menghadap Ilahi
Assalamualaikum... |
---|
Edited by Canva
NAMANYA Misbahuddin. Pria berkulit cerah ini baru lima tahun terakhir menetap di kampung kami. Gla Meunasah Baro, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar. Sebelumnya dia tinggal di Beurawe, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Semaca dirinya sehat, ia pria taat. Muzzin tetap di Masjid Al-Furqan Beurawe. Praktis dia menjadi jamaah subuhnya. Sehari-hari dia pengumpul barang bekas. Dia pendatang di sana.
Dia tinggal di sepetak tanah yang dia sewa untuk usaha barang bekasnya. Belakangan dia sakit. Darah manis. Diabetes. Menurut Polem Google, diabetes mellitus itu begini:
Diabetes mellitus atau diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi. Penyakit ini terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah. Diabetes mellitus merupakan penyakit tidak menular yang dapat disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Di Indonesia, diabetes mellitus merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga setelah stroke dan jantung. source
Dalam beberapa tahun terakhir, saya sering mampir ke tempat Bang Misbah. Dari situlah, dia banyak bercerita tentang pribadi dan sedikit tentang keluarganya. Isterinya sudah duluan meninggal dunia. Sebelum Covid-19 melanda. Ia tinggal bersama lima anaknya. Satu perempuan, empat laki-laki. Si sulung yang perempuan dan adiknya nomor dua tinggal bersama dia. Sedangkan tiga lagi, di pesantren.
Saya baru "bersentuhan" dan tau tentang dia menetap di sini, setelah kedatangan Ketua DPRK Farid Nyak Umar beberapa tahun lalu. Saya ikut mendampingi. Dari sinilah saya paham akan sosok pria baik ini. Ceritanya juga saya posting di platform ini. Termasuk cerita dia pindah dari Beurawe ke Aceh Besar. Rumah yang dia tempati sekarang itu sedekah dari Jamaah Subuh pimpinan Tgk Fakhruddin Lahmuddin.
Karena tak ada tanah di Beurawe, maka di bangunlah di Gla Meunasah Baro. Di atas tanah kakaknya. Baru dalam dua tahun terakhir dia mengurus pindah dan ber katepe Aceh Besar. Sebelumnya dia malah sulit mendapat bantuan sosial baik pangan dan bantuan langsung dari Kantor Keuchik setempat. Karena kendala administrasi kependudukan. Karena bantuan diberikan kepada warga setempat. Bang Misbah bantuannya masih di Beurawe.
Akhirnya, beliau pun mengurus surat pindah. Maka dalam setelah terakhir lebih ini menjadi warga Gla Meunasah Baro. Kemudian, bantuan untuk fakir miskin dan anak yatim pun disalurkan. Selain beberapa pribadi yang ikut memberi sedekah kepada dia sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Pada 1 Oktober lalu, saya singgah ke rumahnya. Membawa sedikit buah tangan serta bingkisan yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan itu. Kecuali itu, dia juga kerap berkeluh kesah dan meminta bantu untuk urusan di sana, seperti saat listrik mati, kulkas rusak serta lainnya. Alhamdulillah, selama itu bisa dan ada tentu dengan senang hati. Dalam postingan terakhir, saya berusaha untuk menggalang bantuan kepada Bang Misbah dari @steem.amal, siapa tahu bisa membantu.
Ternyata belum ada respon dari pengelola. Akhirnya saya pun memilih diam. Satu bulan lima hari kemudian. Rabu pagi (6-11-2024) pengumuman terdengar dari Toa Meunasah Gla Mns Baro kami. Innalillahi wainnailaihi rajiun, Misbahuddin bin Bukhari meninggal dunia. Kata putra keduanya, sudah seminggu lebih menjalani perawatan di rumah sakit. "Selasa lalu masuk rumah sakit," ujar dia.
Sementara Khairil, seorang penjual bubur yang rutin menyambangi Bang Misbah juga punya cerita sama. Dia tak tahu kalau alhmarhum masuk rumah sakit. "Jumat lalu saya datang mengantar bubur. Saya lihat pintunya di kunci,". Selesai pemakaman pukul 11.25 Wib. Saya duluan pamit. Menjemput anak-anak pulang sekolah. Karena ada janji dengan teknisi komputer juga, makanya saya pamit lebih cepat.
Warga Gla Mns Baro bergotong royong dalam | pemakaman Bang Misbah di kuburan umum |
Saya baru balik ke rumah sudah pukul 13.20 Wib. Setelah menjemput dan menyelesaikan urusan perkomputeran di kawasan Ulee Kareng. Tiba di rumah menyelesaikan tugas-tugas domestik. Menunaikan ibadah dan makan siang. Lalu istirahat. Rencana pukul tiga keluar lagi. Ternyata, Gazhi dan Gulfam (Duo Ge) tak rela tinggal di rumah cuma berdua saja. Sebab, mamaknya belum pulang kerja. Saya pun nurut.
Baru setelah shalat Ashar saya berangkat, sekalian mengantar mereka mengaji. Setelah itu, ke Nyak Mad Kupi. Sebelum magrib saya pulang. Dan selesai magrib menghadiri Tahlilan dan samadiyah di Meunsaha untuk almarhum Bang Misbah. Kebiasaan ini berrlangsung selama tiga malam. Selesai shalat Isya, baru pulang, kemudian menyelesaikan tugas dan istirahat.
Terima kasih sudah membaca postingan saya.
*****
*****
7/11/2024