The Diary Game (8 April 2021): Ke Pesta Sahabat "Racun" dan Aqiqah Napezza di Rawa Ular
Assalakumualaikaum warhamatullahi wabarakatuh.
Selamat malam sahabat Steemians. Semoga dalam lindungan Allah subhanawata’ala.
Mengawali aktivitas pagi dengan menyusuri lorong rumah depan, terus ke Jalan Elak dan sampai ke kios sekitar pukul 08.00 WIB. Terus berjualan seperti hari-hari biasa sekitar dua jam. Dalam beberapa hari ini, petani daerah saya mengeluh hama walang sangit, kalau dalam bahasa Aceh namanya geusong.
Hama geusong muncul seiring hujan dalam beberapa pekan terakhir dan tanaman padi mulai keluar malam dan berisi. Selain geusong, petani mengeluh penggerek batang, kalau dalam bahasa Aceh namanya teugeunchot pucok. Namun, katagori hama kedua ini tidak begitu parah seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kembali lagi ke waktu dua jam tadi. Akhirnya, sebagaimana rencana di rumah, bahwa sekitar pukul 10.00 WIB kios harus tutup sementara untuk menghadiri pesta perkawinan seorang sahabat di pesisir laut kawasan Krueng Geukueh. Setelah sampai di rumah, beres-beres sejenak, langsung tancap gas ke rumah dimaksud.
Malangnya, undangan pesta tinggal di kios dan saya pun tidak tahu persis rumahnya di daerah mana. Ketika saya tebak sasaran, nyaris saja mengena, hanya sedikit meleset. Sampai di perempatan jalan, saya turun dari sepeda motor dan bertanya kepada ibu-ibu yang sedang berbelanja sayur-mayur.
“Buk, numpang tanya, di mana rumah pesta di daerah sini. Tidak ada pesta di kampung kami,” jawab ibu berjilbab coklat. Jawaban ini itu bikin jantung saya berdegup. Di dalam hati, saya sudah salah alamat hari ini.
Namun tak begitu lama, ibu berjilbab hitam memotong ibu pertama tadi. “Ada pesta di sini, tapi bukan di kampung kami, tapi kampung sebelah. Jalan aja lurus, nanti ada took-toko di situ, terus belok ke kanan, tak begitu jauh sudah sampai rumah pestanya.
Di rumah pesta Musliadi, hanya bisa memotret papan bunga, karena lintonya sedang penuh sesak dengan tamu dara baro
Sampai rumah pesta, saya lihat begitu banyak papan bunga ucapan selamat kepada Musliadi Salidan, SP dan Aulia Armaya, SP. Sahabat saya adalah pengantin laki-laki. Sejak mengambil magister di USU Medan, dia nyambi di sebuah perusahaan pestisida baru-baru ini.
Istilah bagi sales-sales perusahaan bidang pestisida di Aceh, mereka menyebut pestisda itu dengan racon (racun). Pestisida itu sendiri bermakna bahan kimia untuk menanggulangi organisme pengganggu tanamanan (OPT). Maka bagi mereka, penjual pestisida di kios disebut dengan meukat racon dan diri mereka disebut sales racon.
Di rumah tasykuran aqiqah Aqila Napezza Sandi
Setelah dari rumah pesta, saya bersama istri pergi ke tempat tasykuran aqiqah anak abang sepupu di Paya Uleu, bila diterjemahkan menurut bahasa ke dalam bahasa Indonesia, Paya Uleu itu Rawa Ular. Kisah nama kampung itu sehingga dinamakan Paya Uleu, saya tidak tahu.
Aqiqah itu dilakukan abang sepupu saya untuk anak perempuanya yang kedua yang lahir akhir bulan dua kemarin. Namanya, Aqila Napezza Sandi. Kami doakan, Napezza menjadi anak shalehah dan selalu menjadi cahaya mata bagi kedua orangtuanya secara khusus.
Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.
Salam kembali buk @ernaerningsih
Terima kasih atas dukungannya.