Menlu Terima Sertifikat Dari UNESCO
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi
menerima sebuah sertifikat dari UNESCO,
sebagai pengakuan terhadap inskripsi dari Pinisi
dalam daftar warisan budaya takbenda.
"Pengakuan Pinisi sebagai warisan budaya
takbenda merupakan sebuah kehormatan besar
bagi masyarakat Indonesia," sebut Retno pada
selasa lalu.
Sertifikat tersebut diberikan oleh Duta Besar
Indonesia untuk Perancis dan UNESCO,
Hotmangaradja Pandjaitan pada
Kementerian Luar Negeri.
"Pinisi: seni perakitan kapal dari Sulawesi Selatan"
diinskripsikan dalam daftar Perwakilan Warisan
Budaya Takbenda Kemanusiaan dalam sesi
ke 12 dari Komite Antarpemerintah UNESCO
untuk pengamanan Warisan Budaya Takbenda
di Jeju, Korea Selatan, pada tanggal
7 Desember 2017.
Retno mengingkatkan masyarakat Indonesia
bahwa pengakuan tersebut bukanlah tujuan
akhir Indonesia, namun sebagai bentuk
penyemangat untuk Indonesia lebih giat
melestarikan budaya nasional.
"Untuk setiap pengakuan dari UNESCO
terhadap budaya Indonesia atau kekayaan alam,
dibutuhkan peraturan tersendiri untuk menjaga
kelestariannya, termasuk edukasi publik,"
tambahnya.
Ia menekankan bahwa kementerian siap untuk
berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk
melestarikan budaya dan kekayaan nasional.
Selain Pinisi, Indonesia memiliki 8 budaya lain
yang masuk dalam daftar UNESCO, seperti
wayang, keris, batik, angklung, tari Saman,
Noken Papua, 3 tarian Bali, serta program
pengajaran batik di Museum Batik Pekalongan.
Pemerintah menargetkan untuk mendapatkan
pengakuan terhadap Pantun (yang dinominasikan
berkolaborasi dengan Malaysia) pada 2018 serta
Pencak Silat pada tahun 2019.
Hotmangaradja menambahkan, Kedutaan
Indonesia di Paris akan mengawasi proses
penominasian untuk Pantun dan Pencak Silat
tersebut.
"Pengakuan UNESCO terhadap elemen budaya
dan kekayaan alam Indonesia merupakan sebuah
penyemangat bagi kita untuk terus menjaga alam
dan budaya kita, disaat bersamaan, hal tersebut
memupuk rasa cinta terhadap bangsa ini,"
tandas Hotmangaradja.