The Diary Game | 17 September 2023 | Masih Berlayar ke Makassar dengan Doro Londa

in Steem SEA8 months ago

••• TENTANG GIATKU •••
Adzan subuh terdengar dari pengeras suara KM Doro Londa, beriringan dengan aku bangun. Lalu segera ke kamar mandi yang berjarak puluhan langkah dari tempat tidurku. Disana aku tidak mandi, hanya basuh wajah saja. Kulihat istriku masih lelap terbaring, kubiarkan saja, karena katanya semalam kepalanya pusing. Sedangkan aku beranjak ke dek delapan untuk menikmati matahari terbit sembari menikmati secang kopi yang aku seduh sendiri. Satu jam duduk, jingga mentari pun sudah nampak di ufuk timur. Selain aku, ada sejumlah penumpang yang juga berkeinginan sepertiku.

Begitu hari terang aku pun meninggalkan sisi kapal. Aku masuk ke dek lima dan berencana untuk tidur saja. Rupanya istriku juga sudah bangun. Katanya ia lapar dan sejenak lagi akan pergi mengambil sarapan. Sementara ia pergi untuk ambil sarapan, aku menunggu saja di atas tempat tidur. Berselang menit ia sudah kembali dan seperti tidak sabar untuk menyantap makanan. Namun demikian aku memilih untuk tiduran saja sambil menunggu kapal bersandar di pelabuhan. Dari pusat informasi aku jadi tahu bahwa waktu kapal bersandar hanya tinggal 30 menit ke depan.

Tepat jam delapan pagi, KM Doro Londa pun telah bersandar di Pelabuhan Murhum Kota Bau-Bau setelah menempuh perjalanan panjang dari pelabuhan Namlea. Penumpang yang sudah sampai tujuan pun mulai merapikan barang bawaan untuk di angkut. Di waktu bersamaan pula, buruh-buruh angkut mondar-mandir dalam dek untuk mencari penumpang yang barangnya akan dibawa turun. Satu teman yang bersebelahan dengan tempat tidurku pun berpamitan, karena ia akan turun. Rencananya, kami pun akan turun juga untuk sekedar jalan-jalan ke Kota Bau-Bau, setelah kami tahu bahwa kapal akan bersandar selama lima jam.

Setelah nyaris semua penumpang turun, aku dan istri pun ikut turun lewat tangga yang dipasang di dek empat. Namun kepala masih terasa limbung, mungkin karena kelamaan dalam kapal. Begitu pun istriku. Sekitar seratusan meter berjalan kaki, kami pun tiba di luar pagar pelabuhan di tengah cuaca cerah dan panas. Banyak ojek motor menawari kami untuk diantar, namun aku sendiri pun belum tahu akan tempat tujuan. Yang pasti, aku hanya ingin menikmati segelas kopi. Setelah berjalan sekitar lima menit ke arah kota, seorang pengojek pangkalan pun menanyakan kami sedang cari apa. Spontan aku jawab, aku ingin ke rumah kopi.

Setelah bersepakat harga, dengan dua ojek kami pun diantar ke Rumah Kopi Uncle Bus. Jaraknya sekitar dua kilometer dari pelabuhan. Setiba disana, aku memesan kopi hitam dan semangkuk indomie rebus untuk mengganjal perut.

Menuju dua jam lagi kapal berangkat, kami pun menyudahi minum kopi di Kota Bau-Bau. Kami kembali dengan berjalan kaki sembari menunggu becak motor yang mungkin saja lewat. Sudah sepuluh menit lebih kami berjalan, belum satu pun becak nampak melintas di jalan raya. Tiba-tiba saja istriku melihat ibu penjual kelapa muda di pinggir jalan, dan seketika pula kami berniat untuk membelinya. Maklum, di tengah cuaca panas, tentu kelapa muda setidaknya dapat menjadi pelepas gerah. Semua airnya aku minta untuk dimasukkan ke dalam tumbler milikku.

Usai berbelanja kelapa muda, kami kembali melanjutkan jalan kaki menyusuri jalan raya. Alhamdulillah, satu unit becak motor melintas dan kami memintanya untuk mengantarkan kami menuju pelabuhan. Tawar menawar harga, dan kami sepakat 15 ribu rupiah dengan jarak tempuh sekitar dua kilometer saja. Memasuki pelabuhan, cuaca sepertinya lebih panas lagi, dan jadwal kapal berangkat masih satu jam ke depan. Menunggu jadwal, kami berteduh di bawah pohon kelapa dalam komplek pelabuhan.

Dari tempat kami duduk, nampak kesibukan kapal pengangkut menurun kontainer ke truk pengangkut. Dari sini pula kami dapat melihat sejumlah anak-anak berperahu berlomba merebut uang kertas yang sengaja dilempar oleh penumpang. Setidaknya ini dapat menjadi hiburan sementara kami menunggu jadwal kapal kembali berlayar. Jelang pukul satu siang, suara klakson kapal pun bergema. Pertanda kapal akan segera berlayar, dan kami pun segera menuju tangga yang telah disediakan.

Persinggahan selanjutnya adalah di pelabuhan Kota Makassar. Dari informasi petugas, pelayaran ke kota Pangeran Antasari ini akan ditempuh dalam waktu 12 jam. InsyaAllah.***

@pieasant_belajar sambil berjalan

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.11
JST 0.030
BTC 67808.48
ETH 3831.14
USDT 1.00
SBD 3.55