Ketika Kau Tak Diterima dalam Sebuah Kelompok, Bukan Berarti Kau Tak Berguna. Kau akan Dieluh-eluhkan Mereka Suatu Saat Nanti. Benarkah?

in #story7 years ago (edited)

kartun-anak2.jpg
sumber: Neni Sholihat

Selain bersekolah formal di SD, sorenya aku ikut sekolah madrasah. Aku tergolong siswa yang tidak terlalu pandai. Meski aku mendapat juara di SD dan juga pernah meraih juara umum di madrasah, bagiku ini bukanlah sebuah prestasi yang menggembirakan. Kupikir ini bisa kudapatkan karena aku bersekolah di kampung. Kalau saja aku bersekolah di kota, bisa-bisa saja aku dapat juara terakhir. Makanya kubilang, tak ada hal yang bisa dibanggakan dari prestasi sekolahku.

Saat di madrasah, aku paling suka belajar Imla’ dan Bahasa Arab. Saat kecil dulu, aku pernah bercita-cita masuk pesantren di Jawa dan menjadi ustaza. Namun, keinginan ini gagal karena ekonomi keluargaku yang pas-pasan. Walhasil, aku masuk SMP negeri biasa dan anehnya aku tetap pernah meraih juara umum kedua di sekolah di kota. Ah, kupikir, seandainya aku masuk ke SMP negeri terbaik dan terfavorit, aku juga takkan bisa meraih juara ini.

Aku ingin mengisahkan kepadamu tentang cerita masa kecilku yang penuh drama. Aku pernah mengurung diri di kamar seharian dan tak mau makan saat libur tiba. Saat itu aku hanya berteman dengan dinding, dan cuma dinding-dinding kamar yang mau mendengarkan keluh kesahku.

“Mengapa teman-teman di madrasah memusuhiku saat aku mendapat hadiah Air zam-zam dari Ustaz Asef?” pikirku.

Aku mendapatkannya dengan susah payah. Saat di kelas pak ustaz menuliskan kalimat dalam bahasa Arab, ustaz menjanjikan akan memberi air zam-zam bagi yang bisa menerjemahkannya dengan tepat. Di kelas hanya dua anak yang mendapatkannya, aku dan temanku, Nur. Dalam beberapa hal dia lebih pandai dariku, misalnya saja tentang Akidah Akhlak atau Sejarah Kebudayaan Islam. Nur juga terkadang memusuhiku dan tak mau menegurku tiba-tiba. Bahkan saat aku berusaha memanggilnya, ia pura-pura tidak mendengar. Ada apa ini?

Saat ibu mengetuk-ngetuk pintu kamarku, aku tetap tidak membukanya. Aku marah pada keadaan. Untuk ukuran anak kecil kelas 5 SD , kupikir aku terlalu ekstrem pada diri sendiri. Aku menyesali segala hal yang kumiliki. Saat kuizinkan kakak pertamaku masuk ke kamar, kukatakan kepadanya aku tidak mau mendapat peringkat sebab aku sering dimusuhi teman-teman.

“Untuk apa berteman pada orang-orang iri? Kau harus berbesar hati karena kau punya kelebihan! Mereka iri karena tak bisa menajdi sepertimu! Abaikan saja mereka, orang seperti itu akan kau temui di mana saja!” kata kakakku.

“Mereka iri padaku? Apa yang harus diirikan dariku kak? Kakak tahu aku tidak punya barang-barang mewah seperti mereka, pakai baju baru saja saat lebaran tiba. Mereka bisa beli baju sesuka hati mereka sementara aku hanya pakai baju bekas, harusnya aku yang iri pada mereka, tapi aku tak hendak memusuhi mereka,” kataku sambil menangis. Kakak berusaha mendiamkanku.

Setelah banyak kejadian yang acapkali menimpaku, aku lebih senang menyendiri, menjaga jarak, dan tak ingin mempunyai teman akrab lagi.


Muaro Jambi, 03 April 2018
Follow my steemit/instagram @puanswarnabhumi

Sort:  

Cerita yang sangat menarik kak...aku terbawa dalam suasana keadaan kakak alami...
Ingin sekali menulis seperti kakak namun belum bisa...salam kenal kakak

Wah trims. Ayoo nulis, bisa bisa! Salam kenal kembali🙏

Bisa kalau kakak yang ajari..
Kalau tak ada guru seperti kakak @puanswarnabhumi mungkin tak bisa

Qiqiqiiqiqiqiq
Ayo nulis ginian coba bsok takkunjungi
Ckckckkck

Namun aku tak bisa seperti kakak..menulis bisa membawa pembaca kedalam suasana tersebut

bisa dek, banyak membaca dan mencoba. ayo semangat!!!!

dari kemaren-kemaren aku tunggu postingannya.... akhirnya tiba juga :)

Wakkakakak jadi GR ni bang😜

Masa kecil rupa-rupa 😁

Masa masa jaman old😂😜

Panjang lebar judulnya @puanswarnabhumi. Btw, masak suka menyendiri, hehehehe.... Nanti nggak ada yang balas komentar lagi.

Kikikikik..sengaja panjang bang. Biar lain dari yg lain😜😜😜

Teman yang memusuhi kita adalah seorang teman yang telah mendorong kita untuk lebih baik lagi