JANGAN TUTUPI LUKAMU, Inspirasi dari Hyde, Jekyll and Me

in Motivation Story4 years ago

Hai Steemian….

Sudah lama sekali saya vakum dalam menulis, bukan hanya di steemit, sekedar update status di media sosial pun sudah begitu jarang saya lakukan. Bahkan harga steem yang kembali meroket pun belum mampu menarik saya untuk kembali aktif secara maksimal di sini. Sebabnya karena terlalu sibuk, tentu saja ini hanya pembenaran saja, mungkin juga karena saya masih merasa kehilangan orang tersayang, ini juga satu alibi lainnya, bukankah rasa sedih, kehilangan justru sedikit terobati dengan menulis curahan hati, ahh.. entahlah. Alasan yang paling rasional adalah saat ini saya kurang membaca. Membaca atau jika tidak punya banyak waktu luang, cobalah menonton, akan memunculkan ide-ide yang menjadi motivasi untuk menceritakan kembali apa yang kamu baca atau tonton, bisa saja dengan cara yang persis sama atau menurut perspektif sendiri. Itu bisa jadi salah satu motivasi dalam menulis.
Tapi…. Tulisan ini bukan tentang motivasi menulis.

hyde and jekyll.JPG


Jekyll and Hyde, Sisi Baik dan Jahat

Beberapa hari lalu saya menonton serial Korea tahun 2015, Hyde, Jekyll and Me yang dibintangi oleh Hyun Bin, Han Ji Min dan Sung Joon. Drama ini mengisahkan tentang Gu Seo Jin (Hyun Bin) yang memiliki kepribadian lain yang bernama Robin. Gu Seo Jin adalah penerus perusahaan taman bermain, ia tampan, kaya dan pintar namun bersifat kaku, tidak mempunyai empati, tidak mempercayai orang lain, tidak pernah tersenyum dan tidak pernah mengucapkan terima kasih. Sebaliknya Robin memiliki kepribadian yang hangat dan suka menolong orang lain. Kondisi mental ini disebabkan oleh trauma masa kecil karena ia bersama temannya Lee Su Hyeon pernah diculik dan disekap. Saat itu Seo Jin berhasil kabur dibantu Su Hyeon namun ia tidak berhasil menarik temannya untuk ikut kabur bersamanya melalui jendela gudang tempat mereka disekap. Ayahnya menolak untuk bernegosiasi dengan penculik, hal ini membuat Seo Jin membenci ayahnya dan merasa bersalah karena menganggap, temannya ikut mengalami penculikan karena berteman dengannya. Rasa depresi membuat Seo Jin “menghapus” sebagian ingatannya saat kabur dan “menciptakan” karakter lain yaitu Robin untuk menutupi kelemahannya. Sementara Su Hyeon "menghapus” sebagian ingatannya ketika ia tidak dapat menerima kenyataan bahwa dalang dari penculikan itu adalah ayahnya sendiri, yang bekerja sebagai supir keluarga Seo Jin.

Berbeda dengan Seo Jin yang menciptakan karakter yang lebih baik, Su Hyeon tumbuh besar menjadi dokter ahli hipnoterapi dengan membawa dendam kepada Seo Jin yang dianggap pengecut karena hanya menyelamatkan dirinya sendiri dan meninggalkan Su Hyeon. Demikianlah sekilas kisah Hyde, Jekyll and Me. Saya tidak akan menulis sampai akhir cerita karena tulisan ini bukan sebuah resensi.


hyde 2.jpg

Hyde, Jekyll and Me

Istilah Hyde dan Jekyll sebenarnya berasal dari Novel Strange Case of Dr. Jekyll and Mr. Hyde yang ditulis oleh penulis Skotlandia Robert Louis Stevenson yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1886. Tokoh dalam novel itu, Dr. Jekyll memiliki kondisi mental yang langka yaitu berkepribadian ganda, di mana orang yang sama memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Jekyll memiliki kepribadian yang baik, sebaliknya Hyde memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Setiap orang memiliki sisi baik (Jekyll) dan sisi jahat (Hyde). Pada kondisi normal kedua sisi ini tidak bisa dipisahkan, hanya saja seperti yang dikatakan oleh orang-orang bijak jika sisi baik dan buruk diumpamakan hewan yang kamu pelihara, maka yang paling sering kamu beri makan akan tumbuh lebih besar. Semuanya tergantung pilihan, Seo Jin terus berusaha menjadi lebih baik melalui tokoh Robin hingga "penyakit"nya sembuh dan Su Hyeon membiarkan sisi jahat berkuasa atas dirinya.

Faktanya, kasus trauma pada anak seperti cerita di atas harus mendapat perhatian lebih dari semua orang, terutama orang tua. Apalagi saat ini kasus kekerasan terhadap anak semakin sering ditemukan, yang paling sering kita dengar adalah kasus pelecehan seksual. Beberapa kasus terungkap karena korban berani melaporkan dan mendapatkan pendampingan oleh psikiater, namun dicurigai tidak semua kasus terungkap dan "lukanya" disimpan oleh si korban sampai ia dewasa. Sebagian korban memilih diam, berdamai, merawat sendiri lukanya dan meneruskan hidup. Sebagian lagi memilih menutup luka dan menyimpan dendam. Luka psikologis yang ditutupi ini berpotensi menyebabkan kelainan mental.


time-heals-all-wounds-1087105_1920.jpg

Jangan Tutupi Lukamu

Akhirnya, pesan penting yang bisa diperoleh dari serial ini adalah “JANGAN TUTUPI LUKAMU, AGAR SEGERA TUMBUH KULIT BARU”. Membuka diri membuat kamu berkesempatan menerima CINTA dari orang-orang tersayang dan membiarkan WAKTU yang akan menyembuhkan.

Terimakasih telah singgah dan membaca dan mungkin mengomentarinya, teman-teman.

Terimakasih.

Sort:  

Halo, Imaaa. Welcome back, sist!
Samaaa, aku juga lama banget vakum dari menulis, baik di steemit mau pun di blog-blog aku lainnya.

Dan sudah harus kembali sih, agar kelincahan jemari menari di keyboard, dan kepiawaian dalam merangkai kata kembali terasah.
Yuk, semangat!

Hai kk.. Welcome back jg..
Apa kabar?
Kalau Kak @alaikaabdullah aku gak ragu sedikitpun, walau sempat vakum, tapi pasti masih lincah.. Yup.. Semangat kk, selamat menunaikan ibadah puasa, salam buat keluarga