Kemerdekaan dan Sepiring Mie Goreng

in #indonesia6 years ago

Hai Steemians...

Upacara bendera dalam rangka memperingati hari kemerdekaan yang ke 73 hari ini di tempatku terkesan lebih sederhana dibanding tahun lalu. Pagi tadi cuaca agak bersahabat namun matahari perlahan terik seiring bendera naik dan serene detik-detik proklamasi dibunyikan. Upacara tidak berlangsung lama, yang lama persiapannya, mengatur barisan yang tidak juga rapi, karena memang lebih mudah mengatur murid SD dan siswa/i SMP dibanding dengan mengatur guru-guru mereka atau ibu bapak mereka yang bekerja sebagai aparatur sipil negara.

Upacara selesai, aku bisa merasakan peluh mengucur, membasahi baju seragam batik biru dongker yang kupakai. Perut juga mulai keroncongan, bunyinya fals, tidak seperti tiupan terompet yang memainkan irama Indonesia Raya. Begitu juga anak lelakiku, yang hari ini turut sebagai peserta upacara memakai seragam pramuka. Mukanya seudong, dingin dan berkeringat. Aku menarik tangannya menuju salah satu kedai kopi, memesan dua botol teh dingin dan dua porsi mie udang. Mie nya lumayan enak, kecuali bagian ekor udang yang tidak dikupas kulitnya.



Seorang pemuda memperhatikan kami dari luar kedai, mungkin tepatnya dia memperhatikan seorang pejabat kementerian kehakiman yang memakai seragam yang lengkap dengan atribut di meja belakang kami, atau mungkin juga sasarannya sekelompok bapak-bapak sepuh, mantan pejabat pemda yang sekarang jadi penasehat kepala daerah dan pimpinan lembaga-lembaga istimewa. Aku terus memperhatikan pemuda itu, hingga ia berbalik membelakangi kami, tangan kanannya memegang rokok dan tangan kirinya disilang ke belakang hingga aku bisa melihat dengan jelas selembar surat lusuh yang dipegangnya, kop surat itu bergambar panca cita, logo Provinsi Aceh. Sepertinya ia sedang menyusun strategi, aku pikir targetnya kali ini pasti bapak-bapak mantan pejabat, dia pasti tidak akan berani mendekati bapak pejabat kehakiman.

Aku tahu betul pemuda itu, sering melihat dia di kantor-kantor pemerintah sejak aku mulai bekerja 12 tahun lalu. Pertama kali aku lihat dia keadaannya memprihatinkan, kemana mana pakai baju putih panjang mirip baju laboran, datang ke kantor minta uang, alasannya tidak ada ongkos pulang. Aku maklum saja, mungkin ia salah satu korban konflik yang terganggu jiwanya. Beberapa tahun kemudian, bajunya sudah mulai bagus dan rapi, omongannya juga sudah mulai nyambung. Masih sering ke kantor dan minta uang, modusnya ia punya proyek yang dijanjikan petinggi GAM di provinsi, tapi dia tidak punya uang untuk ongkos ke sana. Setelah itu sering ketemu dia, masih suka minta uang dengan modus macam-macam, ongkos pulang atau motornya kehabisan bbm.

Setelah menghabiskan rokok, dia berbalik masuk ke kedai. Di luar dugaan, dia menghampiri bapak pejabat kehakiman, dia berdiri tegap di depan beliau, memberi hormat dan mengucapkan "Assalamualaikum komandan" sambil menjabat dan mencium tangan pak komandan. Pak komandan reflek menarik tangannya karena risih dan mempersilahkan dia duduk, entah apa modusnya kali ini.

Aku kembali menatap keluar, seorang kakek pengemis masuk, aku juga sudah hapal raut muka dan "modus" kakek ini. Sementara di seberang jalan, seorang perempuan masuk toko keluar toko, membawa kotak sumbangan. Tiga tiang bendera tertancap di median jalan, tiang bambu bercat putih, bendera merah putih yang sudah lusuh berkibar di tiup angin, sementara burung-burung walet terbang keluar masuk bangunan toko bertingkat, tempat ia bersarang.



Aku meneguk air mineral, tampak Yolla Yuliana, atlet voli cantik itu tersenyum di botol air mineral edisi Asian Games. Aku memanggil pelayan, membayar dan melirik isi dompet yang tebal dengan uang recehan. Jika sering-sering keluar masuk kedai kopi seperti ini, gajiku tak akan sampai pertengahan bulan. Begitulah aktivitasku di hari kemerdekaan yang ke 73 ini. Paling tidak, aku tidak mau khawatir di hari besar ini. Syukuri saja kemerdekaan. Dirgahayu Negeriku.[]

Lhoksukon, 17 Agustus 2018

Sort:  

Ceritanya panjang banget kak. Tapi cerita di bagian seseorang pemuda yang tukang modus tu yang aku suka kak. :)
aku rasa pemuda yang tukang modus tu gangguan jiwa dia.

Yaa.. orang sehat jiwanya gak akan mempermalukan dirinya sendiri, semua orang punya penyakit jiwa, cuma kadarnya beda-beda..

Saya bingung, hubungan dengan mie goreng nya dimana cut kak??
Hahahaha.

Macam2 ide droe neuh peugot postingan. Bereh memang

Di hari kemerdekaan masih bisa makan mie goreng, itu sudah merdeka... hahaha

Apalagi kalau mie goreng gratis, pasti lebih merdeka

Ya pasti.. tidak perlu mengkhawatirkan isi dompet, hahaha

Tadi juga menikmati semangkok mie rebus...17 agustus atau bukan masih di posisi yang sama.. 😊

Hehehe.. merdeka !

Merdeka mbak

Posted using Partiko Android

Nyan brat mardeka teuh

Brat.. hai hana lheuh-lheuh lom urusan ngen cupo cheetah nyan ago.. kiban ka?

Hana ku peurhop le. Bah meunan keudeh nah ngat galak jih.

That parah

Hana ku peurhop le. Bah meunan keudeh nah ngat galak jih.

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 62800.25
ETH 2449.72
USDT 1.00
SBD 2.57