"Pasola" the sensation of ancient war tourism. |"Pasola" sensasi wisata perang jaman dulu. (Bilingual)

in #life7 years ago (edited)

ENG 

There are so many interesting cultures in Indonesia. One of those cultures is Pasola. Originating  from west sumba district of East Nusa Tenggara province which is famous for its natural charm.  

Pasola itself is taken from the word hola or sola, which in sumbawa language means javelin. A javelin made of wood and in use to throw an opponent while riding a horse from the opposite direction. While the word pa means a game. This culture is commemorated every year and is known to foreign countries. No wonder, every time there is a memorial festival pasola culture, there are always tourists from foreign countries come to witness it.  The game of agility dealing in the community of Sumba is also a series of traditional ceremonies commemorated every harvest season arrives. Is a sumba people who still adhere to marapu religion, carry out this activity for generations.  Four villages namely kodi, lamboya, wonokaka and gaura in west sumba in turns to perform this pasola event. From February to March every year, the event is made in every village in turn.  Currently pasola become a festival that is routinely implemented by local government to introduce pasola culture. This festival is the main attraction for the tourists both local and foreign.  

Based on community beliefs and Sumba community stories, pasola is a tradition that begins with the story of a beautiful girl. Beautiful girl named  kaba who came from waiwuang village married with a traditional leader named mbu amahu.  

On one day the axis of amahu and along with two other leaders are ngongo taumasusu and bayang amahu go to sea. Their decision, has been notified to the residents and elders in waiwuang village. But, it turns out they went not to go to sea, but went to take rice in the south. The residents and the elders who waited for their leaders who had not yet returned, were desperate. Finally, the elders decided that their three leaders had died. The decision they took because after waiting for days, their three leaders never arrived. The elders and the residents make a mourning event for their three leaders who are considered dead.  

At the event, unexpectedly the wife of the amahu umbu, who is considered to be a widow, even fell in love with a man from the village kodi teda gaiparona. No doubt, their relationship lasted until the marriage. But, not so easy, the family of the beautiful  kaba even disagree. What can do, Rabu kaba and teda gaiparona were forced to elope. Teda gaiparona also brought the widow of the beautiful flowers to his village.  

Time passed, suddenly the three leaders waiwuang have arrived in his village. From the story of the population ultimately the amahu umbu know that his wife was carried away by teda gaiparona. Umbu amahu did not want to waste time again, finally he followed his wife to the village kodi.  

Arriving in the village kodi, amahu's axis to find his wife rabu kaba. But rabu kaba who was in romance with teda gaiparona not want to go back to the embrace of amahu umbu. Umbu amahu burned jealous fire, until the fight was not inevitable. Finally because they did not want bloodshed, kaba requested to teda gaiparona to replace belis (kind of dowry redemption) for dulla family of axis.  

To entertain the amahu axis, the dulla family of axis makes a party event to entertain the amahu axis. So made nyale party event in the form pasola. Until now nyale party event held in which one of the peak event is pasola. 

Pasola itself is now a customary culture that is always made. Made to entertain an axis amahu who has lost his beautiful beautiful wife.  Pasola itself not only as a celebration party, but also as a form of devotion and obedience to the ancestors. Pasola is also the glue of brotherhood among people. In addition, Pasola is an expression of gratitude to the Almighty over the harvest.  

Now pasola is a tourism milestone that has been known in foreign countries. Pasola became a tourist attraction of sumba, because this culture is very unique. Anyone who witnessed it must have felt a tremendous sensation.

IDN

Ada begitu banyak kebudayaan yang menarik di indonesia. Salah satu kebudayaan itu adalah pasola. Kebudayaan yang berasal dari kabupaten sumba barat Provinsi Nusa tenggara timur yang terkenal dengan pesona alamnya. 

Pasola sendiri diambil dari kata hola atau sola, yang dalam bahasa sumbawa berarti lembing. Sebuah lembing yang terbuat dari kayu dan di pakai untuk melempar lawan sambil mengendarai kuda dari arah yang berlawanan. Sedangkan kata pa berarti sebuah permainan. Kebudayaan ini di peringati setiap tahunnya dan sudah dikenal hingga manca negara. Tak heran,  setiap kali ada peringatan festival budaya pasola,  selalu ada turis dari manca negara datang untuk menyaksikannya. 


Permainan adu ketangkasan yang di lakukan masyarakat sumba ini juga merupakan serangkaian upacara adat yang diperingati setiap musim panen tiba. Adalah orang sumba yang masih menganut agama marapu, melaksanakan kegiatan ini secara turun-temurun. 


Empat kampung yaitu kodi, lamboya, wonokaka dan gaura di sumba barat secara bergiliran melakukan acara pasola ini. Dari bulan februari hingga maret setiap tahunnya, acara ini dibuat di setiap kampung secara bergantian. 


Saat ini pasola menjadi festival yang rutin di laksanakan oleh pemerintah setempat untuk memperkenalkan budaya pasola. Festival ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. 


Berdasarkan kepercayaan masyarakat dan Cerita masyarakat sumba, pasola merupakan sebuah tradisi yang bermula dari cerita seorang gadis cantik. Gadis cantik yang bernama Rabu kaba yang berasal dari kampung waiwuang kawin dengan seorang pimpinan adat bernama umbu amahu. 

Pada suatu hari umbu amahu dan bersama dua pimpinan adat lainnya yaitu ngongo taumasusu dan bayang amahu pergi untuk melaut. Keputusan mereka ini,  sudah diberitahukan kepada penduduk dan tetua di kampung waiwuang. Tapi, ternyata mereka pergi bukan untuk melaut,  melainkan pergi untuk mengambil padi di selatan. Penduduk dan para tetua yang menanti para pemimpinnya yang belum juga pulang, sudah putus asa. Akhirnya, para tetua mengambil keputusan bahwa ketiga pemimpin mereka telah meninggal dunia.

Keputusan itu mereka ambil karena setelah menunggu berhari-hari, ketiga pemimpin mereka tak kunjung tiba. 

Para tetua dan penduduk membuat acara perkabungan untuk ketiga pemimpin mereka yang du anggap sudah meninggal. 


Pada acara tersebut,  tak di sangka sang istri dari umbu amahu,  yang di anggap sudah menjadi janda,  malah jatuh hati pada seorang pria dari kampung kodi yaitu teda gaiparona. Tak ayal,  hubungan mereka pun berlangsung hingga jenjang perkawinan. Tapi,  tidak semudah itu, keluarga sang janda cantik rabu kaba malah tak setuju. Apa lacur,  rabu kaba dan teda gaiparona pun terpaksa kawin lari. Teda gaiparona pun membawa si janda kembang nan jelita ke kampungnya. 


Waktu pun berlalu,  secara tiba-tiba ketiga pimpinan waiwuang telah sampai di desanya. Dari cerita penduduk akhirnya umbu amahu mengetahui bahwa istrinya di bawa lari oleh teda gaiparona. Umbu amahu tak mau membuang waktu lagi,  akhirnya dia menyusul istrinya itu ke kampung kodi. 

Sesampai di kampung kodi,  umbu amahu menemukan istrinya rabu kaba. Namun rabu kaba yang sedang di mabuk asmara bersama teda gaiparona tidak mau kembali ke pelukan umbu amahu. Umbu amahu dibakar api cemburu,  hingga perkelahian pun tak dapat di elakkan. Akhirnya karena tak ingin terjadi pertumpahan darah,  rabu kaba memohon kepada teda gaiparona agar mengganti belis (semacam ganti rugi mas kawin) untuk keluarga umbu dulla. 


Untuk menghibur umbu amahu,  maka keluarga umbu dulla membuat sebuah acara pesta untuk menghibur umbu amahu. Maka dibuatlah acara pesta nyale dalam wujud pasola. Hingga saat ini acara pesta nyale di adakan dimana salah satu acara puncaknya adalah pasola. Pasola sendiri kini menjadi budaya adat yang selalu di buat. Di buat untuk menghibur seorang umbu amahu yang telah kehilangan istri nan cantik jelita. 

Pasola sendiri tidak hanya sebagai sebuah pesta perayaan, tapi juga sebagai wujud pengabdian dan ketaatan pada leluhur. Pasola juga sebagai perekat tali persaudaraan di antara sesama masyarakat. Selain itu,  pasola merupakan ungkapan rasa syukur kepada sang maha kuasa atas hasil panen. 


Kini pasola merupakan tonggak pariwisata yang sudah di kenal di manca negara. Pasola menjadi daya tarik pariwisata sumba, karena budaya ini sangat unik. Siapa pun yang menyaksikannya pasti merasakan sensasi yang luar biasa. 

Image source: 1, 2, 3, 4, 5