Mimpi Tetangga
Aku dan teman-teman ku bersatu untuk mengejar satu mimpi, mimpi besar, sangat besar. Hari demi hari kami berada dalam mimpi yang sama. Terkadang mimpi terasa sangat dekat, terkadang terasa semakin menjauh, bahkan terkadang kami merasa sudah tak mungkin mengejarnya dan ingin menyerah. Tapi mimpi itu sangat besar, sangat-sangat besar. Kami harus berjuang. Kami terus mengejarnya walau berulang terjatuh.
Suatu hari aku melihat ada yang aneh dengan mimpi ini. Aku tak melihat bayangan ku disana, begitu juga bayangan teman-teman ku. Bayangan ku ada dibalik dinding, dinding yang sangat tinggi. Bayangan ku mampu menembus dinding itu, namun ia seperti tak mau.
Dia memanggil ku, terus memanggil ku. Aku berhenti dan mendekat. Ku dengar ia berbisik dari balik dinding "itu bukan mimpi mu, hancurkan dinding ini. Di balik dinding ini mimpi mu berada".
Aku menjadi heran dan bertanya "jadi mimpi siapa ini?".
"Lihatlah siapa yang masih memiliki bayangan" jawab bayang.
Lalu aku memperhatikan teman-teman ku yang terus berlari walau sangat pelan, mereka sudah sangat kelelahan.
"Semua teman-teman ku tanpa bayangan" ucap ku pada bayang, aku semakin heran dan penasaran.
Bayang pun berkata dengan nada agak tinggi namun tetap bersuara pelan "itu karena kamu kehilangan satu teman mu, lihatlah kebelakang, dia duduk santai disana menatap kalian berlari. Dia hanya pemalas serakah yang memiliki mimpi besar. Dan itu mimpi yang sedang kalian kejar". Aku terdiam sejenak hingga bayang kembali berbisik "hancurkan tembok ini, kejarlah mimpi mu yang sesungguhnya".
Namun aku tidak tau menghancurkannya bagaimana, tak ada apapun yang dapat aku gunakan untuk menghancurkan tembok ini. Bayang pun bingung harus bagaimana.
Tiba-tiba si pemalas serakah pemilik mimpi berada dibelakang ku. Dia menyuruh ku terus berlari. Tak ku ucap satu kata pun padanya. Aku berlari perlahan. Tertinggal jauh dari teman-teman ku yang lain.
Sesekali aku berpaling ke belakang, tampak jauh disana si pemalas serakah sedang bersantai sambil mengisap jempol kakinya, terkadang menjilat pantatnya sendiri.
Aku mulai berjalan perlahan, sambil terus melihat teman-teman ku berlari dari kejauhan. Aku tak peduli dengan teman-teman ku yang lain. Bahkan aku tak tau bayangan mereka ada dimana.
Bayang mengetuk dinding hingga membuat ku terkejut. Bayang menunjuk ke arah atas dinding. Ternyata ada sebuah lubang disana yang muat untuk tubuh ku yang kurus ini. Aku mulai memanjat ke atas sana. Tak begitu sulit untuk memanjatnya.
Aku berhasil keluar dan bayang menyambut ku dengan gembira. Tidak menunggu lama langsung ku kejar mimpi ku. Sesekali ku utus bayang ke balik tembok. Mengintip apa yang terjadi disana. Walau tidak ada gunanya sama sekali, hanya memantau. Apa salahnya mengintip mimpi tetangga tempat ku membuang-buang waktu dulu.
This post has received a 0.74 % upvote from @booster thanks to: @ridhadekgam.
You just planted 0.48 tree(s)!
Thanks to @ridhadekgam
We have planted already 3301.90 trees
out of 1,000,000
Let's save and restore Abongphen Highland Forest
in Cameroonian village Kedjom-Keku!
Plant trees with @treeplanter and get paid for it!
My Steem Power = 20757.31
Thanks a lot!
@martin.mikes coordinator of @kedjom-keku