Kontes Cerita Ramadhan Saya : Bulan Suci Penuh Warna di ICU
Ramadhan bulan penuh berkah, membuat semua umat Islam berlomba melakukan yang terbaik, agar segala keutamaannya didapatkan.
Menjalani hari sebagai bagian dari tim ICU di sebuah rumah sakit, membuat saya sangat bersyukur, bekerja dengan niat ibadah dalam hati.
Bekerja sebagai tim mengharuskan kami untuk saling mengisi satu sama lain, demi memberikan yang terbaik pada pasien meskipun sedang menjalankan ibadah puasa.Berikut adalah sebagian cerita Ramadhan saya di ICU.
Merawat pasien dengan total care
Saat sedang mengulang materi analisa gas darah, kegiatan ini saya lakukan bersama teman di sela sift malam
Pasien total care adalah pasien yang mempunyai tingkat ketergantungan penuh pada perawat. Kebutuhan dasar seperti oksigen, makan, minum, membersihkan diri dan lain - lain, semua dilakukan dengan bantuan perawat.
Pasien yang kami rawat sebagian besar dengan penurunan kesadaran, suplai oksigen diberikan melalui ventilator, makan dan minum diberikan melalui selang yang dipasang dari hidung, pada jam yang telah ditentukan pasien diberikan asupan nutrisi sesuai kebutuhan masing - masing.
Pasien yang menggunakan ventilator yang terhubung ke pipa endotrakheal, memerlukan kegiatan pengisapan lendir secara berkala, dengan bantuan mesin penghisap khusus, agar pipa tersebut tidak tersumbat dan menggangu aliran oksigen yang diberikan.
Setiap jam saya dan tim menghitung jumlah cairan yang masuk ke tubuh pasien dan cairan yang keluar dari tubuh pasien.
Adakalanya pasien membutuhkan tambahan darah, dan saya harus meminta darah dari bank darah, melakukan pemeriksaan ketepatan pasien dengan sediaan darah dilakukan bersama oleh dua orang perawat, untuk meminimalkan resiko kesalahan saat transfusi.
Semua kegiatan yang kami lakukan pada pasien harus didokumentasikan dengan baik.
Belajar tidak berhenti
Bekerja di unit intensive menuntut kami untuk terus belajar, saya dan teman - teman beruntung mempunyai kepala dan wakil kepala serta para senior yang sangat bersemangat membagikan ilmu.
Disela merawat pasien saya dan teman - teman dipanggil untuk sekedar mengulang pembelajaran dasar ICU.
Minggu ini saya dan teman - teman sedang menyiapkan materi presentasi kasus pasien yang akan kami paparkan dihadapan Ners Spesialis dan Bidang Keperawatan.
Diskusi tentang materi yang akan kami sampaikan nantinya berlangsung alot dari pagi hingga malam di group ICU. Beberapa teman menyiapkan slide, sedangkan yang lain menyiapkan sumber bacaan serta kajian teoritis terbaru menyangkut perawatan pasien yang kasusnya akan kami presentasikan.
Sahur di ICU
Pada suatu malam di awal bulan Ramadhan seorang pasien dengan Sindrom Guillain Barre harus menjalani Therapeutik Plasma Exchange (TPE). Pada jam 23.00 WIB mesin TPE dinyalakan untuk mengganti plasma pasien, dengan harapan keluhan kelemahan anggota gerak pasien dapat teratasi.
Terapi selesai tepat sebelum kumandang azan subuh bergema. Semua tim saling membantu satu sama lain, agar dapat menjalankan sahur secara bergiliran. Cerita seperti ini bukan kali ini saja terjadi, bekerja di unit intensive telah menuntut kami untuk tetap mendahulukan kepentingan pasien.
Tausiah dari ustad
Bersama tim mengikuti tausiah dari ustad
Saya dan tim diberitahukan oleh kepala ruangan untuk menyediakan waktu beberapa menit mendengar tausiah dari ustad, sebagai bagian dari pelaksanaan perawatan berbasis syariah, maka kegiatan ini rutin dilakukan.
Di Nurse Station, semua anggota tim pagi dan tim malam yang baru saja mengakhiri sift mereka berkumpul, kami berdiri untuk mendengarkan tausiah, hal ini kami lakukan agar tetap dapat memantau keadaan pasien selama tausiah berlangsung, Nurse Station berada tepat di depan pasien, sehingga kami dapat melihat keseluruhan pasien dengan jelas saat itu.
Ibadah di sela kegiatan merawat pasien
Bekerja dengan sistem sift dan pemantauan pasien yang kritis, membuat saya dan teman - teman harus pandai memanfaatkan waktu. Pada saat keadaan pasien stabil saya dapat melaksanakan sholat, itupun bergiliran dengan teman yang lain.
Tak jarang, saya bisa menyelesaikan sholat, tetapi teman yang lain tidak karena tiba - tiba keadaan pasien menjadi tidak stabil. Karenanya kami berusaha sholat tepat waktu jika memungkinkan, agar semua dapat bergiliran untuk sholat sebelum waktu sholat berakhir.
Tak hanya untuk sholat fardhu demikian juga untuk ibadah lainnya seperti berbuka dan sahur semua dilakukan bergiliran, agar pasien tetap terpantau.
Berburu libur Idul Fitri
Jadwal jaga bulan Mei baru saja dikeluarkan oleh kepala ruangan, sontak semua memeriksa jadwal jaga masing - masing, untuk memastikan apakah mendapat libur di Idul Fitri nantinya.
Perawat di ruang rawat seperti saya, tidak mendapatkan cuti bersama seperti pegawai lainnya. Oleh karena itu satu - satunya cara untuk dapat berhari Raya bersama keluarga adalah dengan berburu libur.
Biasanya teman - teman yang tidak pulang kampung akan rela memberi liburnya buat mereka yang pulang kampung. Berburu libur hari raya bagaikan bermain cerdas cermat, siapa yang cepat dia dapat. Siapa yang menghubungi teman yang libur lebih dulu, dialah yang kemungkinan besar mendapatkan libur, sedangkan yang telat menghubungi harus rela berlebaran di Rumah Sakit.
Terima kasih kepada @levycore yang telah menyelenggarakan kontes ini. Semoga ibadah puasa kita lancar hingga hari Raya Idul Fitri tiba.[]
Semangat🔛🔥
Terima kasih atas supportnya @zufrizal
Sama-sama...
Sungguh sebuah tulisan kaya nutrisinya, apalagi cara penyampaianya yang tertata rapi. Congres buat sahabat @rikanurrizki
Terima kasih atas supportnya, semoga kita bisa terus semangat y... @nasrol