Melawan Covid 19, bersama kita bisa

Masih belum lekang dari ingatan, terakhir kali merasakan semilir angin di pantai, anak - anak yang riuh berlarian.

Sebagian dari mereka tampak asyik bermain pasir, bahkan ada yang sudah berada di dalam air di pinggir pantai.

Sorak sorai yang akrab di telinga, kini menjadi kenangan. Pantai itu mulai ditinggalkan sepi. Orang - orang mulai enggan keluar rumah.

Pengumuman pemerintah terkait Covid 19 disertai anjuran untuk tetap di rumah, membuat suara deburan ombak menjadi impian.

Tangisku pecah, tak dapat kubayangkan apa yang akan terjadi, bila Covid 19 berkembang tanpa kendali.

Aku dan tim ICU kini bersiap, membuka lembaran buku elektronik panduan perawatan covid 19, yang dikarang para ahli kesehatan RRC.

Menelaah anjuran dokter ahli dari Italia, menerjemahkan satu persatu kata. Ilmu harus disiapkan untuk melawan penyakit baru ini.

Secara psikologis Covid 19 sudah memasuki alam bawah sadar, membuat kami harus siap lahir dan batin.

Memulai komunikasi dengan orang tua, kekasih, dan si buah hati, bahwa aku dan tim ICU akan menghadapi sesuatu yang berbeda, mungkin tak lama lagi.

Mungkin satu hari, dua hari lagi, bertatap muka saja sudah tak mungkin, apalagi memeluk mereka satu persatu.

Ayolah warga Indonesia tercinta, berhenti berdebat, tolong bantu kami para medis, tetaplah tinggal di rumah.

Mari lakukan apa yang kita bisa mulai sekarang, sekecil apapun pasti akan memberi manfaat untuk negeri, bersama melawan Covid 19,
kita pasti bisa.