The diary game 23 Maret 2024 (suasana hiruk pikuk di kantor pos, saat pengambilan beras raskin oleh masyarakat)

Berawal aktivitasku di pagi hari aku bangun jam 03:30 seperti biasa aktivitasku adalah makan sahur bersama keluarga mungkin tentang hal ini tidak aku ceritakan lagi disini.

Jam 09:00 pagi kami dikejutkan oleh sebuah pengumuman yang diadakan oleh bapak sekdes (sekretaris desa) beliau bertugas memberitahu kepada seluruh warga yang mendapatkan undangan untuk mengambil beras raskin yang berlokasi di salah satu kantor pos terdekat di Simpang muling syamtalira Aron,dengan suara samar-samar dari kejauhan aku mencoba mendengarkan dengan seksama.

Pengumuman tersebut sebagai pertanda sebuah pengumuman penting, di situ bapak Sekdes (sekretaris desa) berkabar yang bahwa jam 14:00 siang nanti bisa dikatakan sehabis zuhur kami harus segera ke kantor pos untuk pengambilan beras raskin,kami merupakan giliran keempat dari beberapa desa yang lain.

Dalam satu kecamatan, di kecamatan kami memiliki 36 desa jadi kalau harus ambil dalam satu hari agak ribet,apalagi kantor pos letaknya berseberangan dengan jalan raya yaitu jalan Medan Banda Aceh oleh karena itu mereka yang bertugas dan berwenang membagikan beberapa jadwal untuk menentukan hari dan tanggalnya, jadwal di cantumkan dari tanggal 21, 22, 23 dan 24 Maret tahun 2024,desa kami dijadwalkan hari ini 23 Maret 2024.

Jam 12.45 adzan dzuhur dikumandangkan,aku segera berwudhu dan melaksanakan sholat zduhur sebelum sholat aku bersiap-siap untuk mandi agar tidak terlambat sampai di kantor pos ,setelah sholat seperti biasa sebelum bepergian aku merapikan diri terlebih dahulu mulai dari memakai baju hijab dan juga persiapan yang lain termasuk mempersiapkan beberapa lembar fotocopy kartu keluarga (KK) , Kartu Penduduk (KTP) dan juga undangan dari kantor pos, karena itu akan diminta nanti saat melakukan pendaftaran.

Setelah terlihat cantik dan rapi aku segera berangkat dengan menggunakan sepeda motor "hari yang sangat cerah" pikiranku dalam hati,tidak lupa aku memakai kacamata dan juga masker sebagai pelindung dari cahaya matahari dengan langkah pelan tapi pasti aku segera berangkat.

Sampai di kantor pos ternyata sudah banyak dari masyarakat yang datang disana sampai di sana ternyata acara pengambilan beras di cancel tempatnya tidak lagi berada tepat di lokasi kantor pos,akan tetapi acaranya dilangsungkan di sebuah menasah yang terletak di desa meucat bersebelahan dengan keude' Simpang muling.

Begitu padatnya warga di sana wah...penglihatan yang luar biasa, pikirku dalam hati aku mencoba untuk memarkirkan sepeda motorku,aku mencarikan tempat teduh agar keretaku terlindung dari matahari,dengan langkah pelan tapi pasti aku bergabung dengan warga yang lainnya di sana.

Hari ini pengambilan beras terdiri dari entah delapan desa atau lebih mungkin tidak aku sebutkan di sini karena aku kurang perhatikan desa mana saja yang tertera namanya.

Segala perlengkapan sudah aku lampirkan yaitu berupa fotokopi KK ,KTP dan juga undangan Persero dari pos, tidak semudah yang sahabat pikirkan aku harus antri dulu dengan antrian yang sangat panjang dengan keringat yang bercucuran aku berjuang dalam barisan hingga sampai pada tujuan.

Wah sobat tak terbayangkan "sulitnya untuk meraih di posisi barisan terdepan" pikirku dalam hati.Tuhanku.... Ternyata sesulit inikah dulu ibuku mengantri saat mengambil beras yang aku titipkan sebentar undanganku sama dia, jujur sobat ribet banget.

Untuk saat ini ibu tidak mendapatkan lagi undangan dan tidak berjatah lagi untuk mendapatkan beras raskin,karena nama beliau sudah di cancel mungkin sih ditakdirkan tidak lagi mendapat rezeki di sini, sambil menunggu dengan keringat yang bercucuran wah gerah banget sobat apalagi terik matahari yang begitu egoisnya berdesak-desakan dengan banyak warga walah... Kualat banget sobat.

Tanpa melepaskan masker dan kacamata yang masih aku kenakan, kalian tahu nggak entah ini bulan puasa atau enggak, entah karena aku berpuasa perutku mencium aroma yang sangat tidak sedap bermacam aroma bercampur baur disana, pokoknya aku nggak nyaman banget makanya sampai sekarang aku masih mengenakan maskerku tanpa ingin melepasnya.

Setelah ber antrian selama satu jam akhirnya aku mendapatkan posisi di baris terdepan segera aku serahkan semua berkas yang ada di tanganku dan mereka segera memproses dan berfoto sebagai tanda bukti penerapannya bagi kita anggota yang udah siap diperiksa berkasnya.

Setelah mendapatkan data lengkap untuk ambil beras aku segera keluar dari barisan dengan hati yang agak lega aku bergabung dengan mereka yang juga sudah selesai dari tempat pendaftaran.

Malangnya sobat ,ternyata persediaan berasnya ditunda dulu,wualah... Kualat banget akulah sobat apalagi sebelum berangkat aku belum mempersiapkan segala sesuatu di dapur untuk bukaan Ramadhan,karena kehabisan stok beras jadi terpaksa kami harus tunggu dulu untuk jadwal pembawaan beras berikutnya yang dikabarkan selang berapa jam lagi.

Di tengah hiruk pikuknya warga tiba-tiba mataku tertuju pada seseorang ,tahu nggak kalian siapakah itu?dia adalah sahabatku di sekolah menengah pertama dulu aku segera menyapanya "hai sobat syukur alhamdulillah kita jumpa di sini"sapa aku kepadanya dengan memberikan senyuman dan mengulurkan tangan kami bersalaman sambil ngobrol dan bercanda ria.

Kalian tahu nggak siapa namanya dia bernama atmi Laila, ya..cantik sih orangnya, dengan rianh gembira kami bercanda di sana hingga aku hampir lupa kalau kami masih memiliki beban yang belum terselesaikan.

Jam 04.00 sore mobil pembawaan beras sudah sampai, duh... Pikirku di tengah terik matahari yang sangat tidak nyaman dengan menutup kepala yang beralaskan baju jas yang aku bawa ribet banget harus antri lagi antrian yang sa...ngat panjang tapi apa boleh buat tanpa mengantri dan hanya bersantai saja bisa pulang magrib loh.. dengan sabar aku menuju barisan di baris paling belakang agar warga merasa nyaman dan tidak berprotes jika kita memotong barisan.

Jam 17:00 sore acara sudah siap aku segera pulang dengan membawa sekarung beras ukuran 10 kg yach... Lunglai banget lo sobat dengan tubuh yang agak lemah aku menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda motor yang telah aku panjar di sana.

Sebelum sampai rumah aku mampir sebentar di pasar Simpang muling untuk membeli beberapa takjil untuk berbuka puasa setelah merasa semuanya lengkap aku bergegas pulang ,Jam 17.30 aku sampai di rumah gerah banget sobat cuacanya aku segera membersihkan diri kembali dengan keringat yang bercucuran merasa tidak nyaman saat nanti berbuka puasa.

Tidak lama setelah sampai di rumah adzan maghrib sudah dikumandangkan ,Alhamdulillah pikirku dalam hati, dengan langkah yang sangat gembira kuambil segelas minuman dan meneguknya pelan-pelan ,selesai berbuka puasa aku sholat magrib bersama keluarga tercinta ada anak-anak juga.