Waliyullah yang Dituduh Berzina dan Pemabuk, Begini Ceritanya

in #indonesia6 years ago (edited)

Selamat malam sahabat-sahabat semuanya, semoga keadaan kalian baik-baik saja dan semoga juga Allah selalu merahmati kalian.

image

Malam ini saya ingin menuliskan sebuah kisah yang terjadi di masa kepemimpinan Sultan Turki yaitu Sultan Murad IV. Kisah ini telah diabadikan oleh Sultan Murad dalam buku hariannya yaitu kisah tentang seorang waliyullah yang dituduh berzina oleh penduduk kampung karena kesalahpahaman mereka dalam melihat tingkah lakunya sehari-hari.

Pada suatu malam Sultan merasakan kegelisahan yang ber sangatan. Ia ingin tahu apa penyebab gelisah yang ia rasakan, yang seolah-olah sultan merasakan ada suatu kejadian yang belum ia selesaikan malam itu. Maka sultan memanggil para pengawalnya untuk memberitahukan Apa yang sedang dia rasakan pada malam itu.

Selesai berbincang-bincang dengan pengawalnya dan memberitahukan apa yang dia rasakan saat ini, kemudian Sultan mengajak para pengawalnya untuk mengelilingi kampung, karena di antara kebiasaan Sultan adalah seringnya melakukan blusukan pada malam hari dengan melakukan penyamaran agar mengetahui bagaimana kondisi rakyat yang dipimpin yang sebenarnya.

Mereka pun pergi hingga tibalah mereka di sebuah lorong yang sempit, tiba-tiba mereka menemukan seorang laki-laki yang tergeletak di atas tanah tanpa seorang pun di sekelilingnya. Sang Sultan menggerakkan badan lelaki itu, ternyata dia sudah meninggal. Tapi, orang-orang yang lalu lalang disekitarnya tidak sedikitpun memperdulikannya, sehingga Sultan merasakan sebuah keanehan, "apa yang sebenarnya terjadi dengan lelaki ini" cetus Sultan kepada pengawal.

Sultan pun memanggil para penduduk kampung untuk menanyakan kejadian itu, sebagian mereka tak menyadari yang bahwa dia yang memanggil mereka itu adalah seorang Sultan sebagai pemimpin mereka. Satu persatu penduduk kampung itu datang memenuhi panggilan Sultan. Mereka pun bertanya kepada Sultan: " apa yang kau inginkan?". Sultan menjawab dengan balik bertanya kepada mereka, " kenapa orang ini meninggal dan tidak ada satu orang pun di antara kalian yang mau mengangkat jenazahnya? Siapa dia? Di mana keluarganya? Apa kesalahannya?. Mereka menjawab: Orang ini zindiq, suka menenggak minuman keras dan berzinah dengan para pelacur".

Sultan menimpali pernyataan mereka dengan berkata: Bukankah ia masih umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam? Ayoo kita angkat jenazahnya, kita bawa ke rumah keluarganya.

Akhirnya, Sultan bersama mereka penduduk kampung mengangkat jenazah lelaki itu untuk diantar ke rumah keluarganya agar bisa diselesaikannya fardhu kifayah. Sesampainya di rumah langsung di bawa masuk ke dalam untuk penyelesaian lebih lanjut.

Ketika istri lelaki tersebut melihat suaminya meninggal, sang istri pun menangis. Orang-orang yang mengantar jenazah tadi langsung pergi, tinggallah sang Sultan dan kepala pengawalnya. Dalam tangisnya, sang istri berucap kepada jenazah suaminya, " semoga Allah merahmatimu wahai wali Allah, aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang Saleh".

Mendengar ucapan itu, Sultan Murad kaget dan bertanya, "bagaimana mungkin dia termasuk wali Allah, sementara orang-orang di luar sana membicarakan tentang dia begini dan begitu, sampai-sampai mereka tidak peduli dengan kematiannya".

Sang istri menjawab: "sudah kuduga akan pasti akan begini, karena setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko-toko minuman keras, kemudian dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh yang ia mampu. Kemudian semua minuman itu dibawa pulang ke rumah, lalu ditumpahkannya ke dalam toilet sambil berkata: " aku telah meringankan dosa kaum muslimin".

"Dia juga selalu pergi menemui para pelacur untuk memberi mereka uang dan berkata: " Malam ini kalian sudah dalam bayaran ku. Jadi, tutup pintu rumahmu sampai pagi. Kemudian dia pulang ke rumah dan berkata kepadaku: "Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa para pelacur itu dan pemuda-pemuda Islam", lanjut istrinya di hadapan Sultan.

"Dari kejadian inilah orang kampung salah paham dengan apa yang dilakukan oleh suamiku, karena mereka hanya menyaksikan bahwa ia selalu membeli khamar dan menemui para pelacur lalu, mereka menuduhnya dengan berbagai macam tuduhan dan menjadikannya buah bibir di tempat-tempat keramaian, hingga pada suatu malam aku pernah berkata kepada suamiku: " kalau suatu saat nanti kamu meninggal, maka tidak akan ada kaum muslimin yang mau memandikan jenazahmu, menshalatimu dan menguburkan jenazahmu".

Ia hanya tertawa dan berkata: " jangan takut, bila aku mati aku akan dishalati oleh sultannya kaum muslimin ini, para ulama dan para Auliya di muka bumi ini".

Maka, Sultan Murad pun menangis dan berkata: " Benar! Demi Allah, Akulah Sultan Murad dan Besok pagi kita akan memandikannya, menshalatinya dan menguburkannya".

Hikmah cerita ini adalah kita, jangan mudah menuduh orang lain hanya karena melihat dengan pandangan lahirnya saja. Tapi, sebelum kita mengatakan sesuatu yang buruk terhadap orang lain, lebih baik kita memeriksa dengan jelas dan meninjau kepastian dulu, apa sebenarnya yang terjadi, untuk menghindari terjadinya rasa buruk sangka terhadap orang lain yang itu merupakan suatu sifat yang sangat dibenci oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Sekian tulisan singkat saya sore ini, semoga menjadi inspirasi bagi kita semua, mohon saran dan kritikan dari para senior-senior, salam Ukhuwah!

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62676.37
ETH 2581.43
USDT 1.00
SBD 2.72