Ini Akibatnya Jika Berkomunitas

in #indonesia7 years ago (edited)

Melihat pengumuman soal kontes menulis yang di selenggarakan @levycore, saya merasa sayang sekali jika tidak ikutan. Kontes ini saya rasa penting ditengah hiruk-pikuk #promo-steemit yang dilakukan oleh banyak steemians. Terserah apapun motivasinya, namun satu hal yang menjadi modal para promotor ialah pemahaman soal platform steemit. Jadi adanya kontes ini saya rasa bisa sebagai bahan pelajaran bagi siapa saja yang mau. Juga menambah informasi soal steemit bagi para steemian baru. Baiklah, tulisan berikut ini saya beri judul Ini Akibatnya Jika Berkomunitas, Selamat membaca!


Image Source

Dalam postingan @levicore yang berjudul Empat Prinsip Bertahan di Steemit Ala Levycore, ada satu hal penting yang saya catat mutlak harus di lakukan oleh para steemians. Sebenarnya ke empat hal yang disebutkannya memang penting, namun satu hal ini saya rasa kadar kepentingannya sudah pada tataran mutlak.

Sebelum kita masuk kepada hal yang mutlak harus dilakukan steemian tersebut, kali ini saya akan coba memulainya dari soal Meningkatkan Pemahaman. Seringkali saya melihat beberapa steemians baru yang harus melalui masa inkubasi yang cukup panjang justru setelah mendapatkan akun di steemit. Euforia saat pertama sekali mendaftarkan akun seolah sirna begitu saja begitu kolom tulis postingan terhampar di depan mata. Saya tahu beberapa teman yang membiarkan akunnya terbengkalai hingga berminggu lamanya setelah punya akun. Mereka ini biasanya mengetahui steemit secara tak langsung seperti dari pemberitaan media massa atau karena melihat link postingan yang bagikan di beranda media sosial sebelah. Jikapun mereka mengetahui secara langsung dari temannya yang steemian, maka bisa saja orang seperti ini adalah mereka yang sok cuek padahal nafsu, lalu diam-diam buka baju. Maaf, maksud saya buka akun. Haduh, susah juga kalau sudah lama tidak menulis serius begini.

Sebahagian lain memecah kebekuan first post tersebut dengan postingan perkenalan atau istilah beken-nya Introduce My Self. Orang-orang yang memperkenalkan dirinya ini pada umumnya adalah mereka yang mengetahui steemit dari sumber langsung misalnya dari teman atau saudara. Para promotor steemit pasti tak akan pernah lupa menyarankan hal ini kepada mereka. Meski bukan sesuatu yang wajib hukumnya, Postingan Introduce My Self ini seakan sudah menjadi hukum tak tertulis di semesta steemit. Lebih kepada etika untuk memperkenalkan siapa orang di balik akun tersebut dan sedikit latar belakang. Beberapa orang yang membuat postingan perkenalan ini juga mendapat reward yang lumayan.

Godaan reward yang lumayan ini sedikit banyak memantik rasa penasaran kita, apakah di postingan selanjutnya akan mendapat reward yang sama? Lalu mulailah satu persatu postingan nangkring di blognya. Namun seperti yang pernah saya alami, reward yang diterima hanya 0.00 saja. Berhari-hari lamanya telur itu juga tak kunjung pecah. Ada yang salah?



Image Source

Salah Kaprah Penggunaan Fitur

Disinilah pentingnya memperbanyak asupan informasi soal segala sesuatunya di steemit ini. Beruntung jika steemians sekalian memiliki teman untuk ditanyai. Jika tidak, maka kita harus menyediakan waktu lebih untuk membaca segala informasi untuk menemukan letak kesalahan yang kita lakukan. Contohnya kesalahan dalam menempatkan tanda pagar (#) atau tag.

Istilah tanda pagar menurut yang saya ketahui pertama sekali muncul di media sosial mikroblogging Twitter. Disana, tag befungsi sebagai mengelompokkan twit berdasarkan issue. Dengan menelusuri tag tertentu, kita dapat mengetahui jumlah cuitan netizen tentang issu tersebut. Misalnya tag #bandaacehmasukakal yang sempat menjadi trending nasional tahun lalu. Tag ini saat itu digunakan untuk segala cuitan tentang kota Banda Aceh. Oleh netizen, tag ini disematkan pada cuitan untuk mengkritisi Walikota Banda Aceh yang saat itu mengeluarkan kebijakan larangan keluar malam bagi perempuan tanpa didampingi muhrimnya.

Penggunaan tag dengan fungsi serupa juga kemudian menular ke Instagram. Facebook kemudian hari juga ikut-ikutan menambahkan fitur ini. Di steemit saya memperhatikan bahwa tujuan penyematan tag tersebut berbeda meski fungsinya nyaris sama dengan media sosial lain. Penggunaan tag di steemit selain untuk pengelompokan konten berdasarkan materi, juga digunakan untuk project tertentu. Tag #ocd-resteem misalnya, digunakan agar konten ditemukan dan di kurasi oleh para kuratornya. Lain lagi dengan tag #busy yang digunakan oleh pengembang situs pihak ketiga dengan nama yang sama sebagai syarat mendapatkan vote dari bot autovote milik mereka. Kurator @levycore dan @aiqabrago sendiri mendapat tugas untuk mengkurasi konten-konten yang menggunakan tag dan berbahasa Indonesia.

Saya sendiri sering menemukan steemian baru yang masih awam dalam soal menggunakan tag di steemit. Kebiasaan dalam menggunakan tag di media sosial sebelah agaknya mempengaruhi kesalahan tersebut. Penggunaan tag secara serampangan ini menurut pandangan saya menjadi salah satu penyebab kenapa konten yang sudah susah payah kita buat tak kunjung mendapatkan apresiasi sesuai ekspektasi kita. Seperti pada contoh di bawah ini. Si kreator konten menggunakan 3 tag yang sebenarnya sia-sia. Penggunaan tag #savehutan, #perambahanliar, serta #maksiat saya rasa akan lebih tepat jika diganti dengan #nature (sebab isi kontennya soal alam), #indonesia (sebab menggunakan bahasa Indonesia), dan #story (karena isinya adalah cerita pengalaman penulis berkunjung ke hutan lindung di kawasan Seulawah).

_20180308_051959.JPG

Oleh karena itu, penting kiranya memahami seperti apa cara kerja platform ini jika memang ingin bertahan dalam bisnis konten digital di steemit. Butuh kerja keras memang, sebab seperti yang di katakan @zeds dalam promo steemit di kelas GSB Yogya, steemit ini bukanlah cara cepat kaya tapi tempat menyalurkan karya. Belum lagi soal bagaumana sikap para steemian dalam menyikapi praktik plagiarism. Semua hal tersebut harus dipahami secara mendalam oleh setiap steemian agar kerja keras kita dalam berkarya mendapatkan hasil yang maksimal.

Segitu banyak konten dan bahan bacaan, pusing lah adek bang… Ga ada cara yang mudah apa?

Berkomunitas

Sudah menjadi tabiat manusia memang untuk mencari yang mudah-mudahnya saja. Tapi beruntung sekali, steemit adalah tempat dimana komunitas menjadi tiang utama yang menjadi pembeda dengan teknologi serupa. Di steemit, peran komunitas begitu besar untuk saling mendukung dan menghargai antar sesama. Komunitas menjadi tempat bagi para steemian berbagi informasi serta perkembangan terbaru soal steemit. Tak sulit menemukan orang-orang rendah hati yang selalu mau berbagi kepada para pemula di dalam komunitas steemit.

Kurator @levycore menggunakan kalimat “Mencari Banyak Teman” sebagai pengganti istilah berkomunitas ini. Ia bahkan menegaskan bila terus memegang prinsip solo karir atau berfikir semua bisa kita lakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, hal itu justru bisa menghentikan perjalanan kita di steemit. Berkomunitas atau dengan kata lain berjejaring denga para steemian lain menurut saya adalah cara yang paling gampang untuk memperkaya pemahaman kita soal platform steemit ini.

Berkomunitas adalah hal yang saya katakan di atas mutlak harus dilakukan oleh steemian. Tanpa bersosialisasi dengan orang lain, maka kecil harapan untuk bisa mendapatkan apresiasi dari banyak steemian. Namun sialnya, tidak sedikit orang-orang yang sebelumnya telah memiliki nama besar di bidangnya mau merendahkan hati untuk berhimpun dalam sebuah komunitas. Mereka terkadang juga enggan mengapresiasi karya orang lain baik dalam bentuk vote, meninggalkan komentar, atau me-reblog postingan milik orang lain.

Kenapa harus begitu? Saya kan punya nama besar. Gengsi dong!

Disinilah letak hebatnya steemit. Tidak peduli seberapa hebat kita atau bagaimanapun berkibarnya popularitas kita, di sini setiap orang dituntut untuk rendah hati dan saling bersilaturrahmi. Anda bisa saja seorang penulis hebat yang telah menelurkan pancaragam buku best seller tapi saat memulai karir sebagai steemian, anda sama saja dengan penulis paling baru sekalipun di sini. Anda tetap harus menjalin silaturrahmi dengan para steemian lain agar seseorang mengetahui keberadaan anda di sana. Jika anda hanya peduli terhadap diri sendiri dan terjebak dengan nama besar anda, maka jangan heran anda akan tertatih dalam menapaki jalan terjal sebagai steemian.

Dengan berkomunitas, maka tiga hal lain yang dibutuhkan untuk bertahan sebagai steemian seperti yang dikemukakan oleh @levycore dalam postingannya yang saya tautkan di atas akan dengan mudah kita peroleh. Tidak akan sulit untuk meningkatkan pemahaman dan mengembangkan pola pikir yang sesuai jika kita berada dalam komunitas. Selain itu, berkomunitas juga membantu kita untuk dapat mengendalikan diri dari hal-hal yang bisa merusak reputasi seperti membeli vote atau mengejar reward dari single voter tanpa mempedulikan kualitas konten yang kita bagikan.

Sekali lagi, berkomunitas atau berjejaring mutlak diperlukan oleh setiap steemian. Berkomunitas menurut saya adalah pintu gerbang utama untuk bisa sukses di dunia bisnis konten digital di steemit. Oleh karena begitu penting, maka tak heran @rismanrachman kembali menegaskan hal ini sebagai salah satu rute jalan sukses di steemit bagi follower-nya. CEO media Acehtrend ini berpendapat bahwa membangun relasi – terutama dengan mereka yang memiliki visi dan minat yang sama- penting untuk membangun kerjasama dan saling mendukung antar sesama pebisnis konten.

Nah, terakhir saya berpesan kepada seluruh steemian untuk saling membuka diri dengan kehadiran orang lain. Tak ada gunanya menutup diri atau menggadang-gadang pencapaian hebat yang sudah kita peroleh jika hal itu bisa menjadi kerikil dalam sepatu bagi perjalanan kita di steemit. Tapi yang lebih penting lagi, seperti pesan @rismanrachman, mari bersilaturrahmi dan berkomunikasi secara konstruktif man menjauhkan diri dari perbuatan provokastif dan saling serang. Sebab dengan saling dukung dan membantu antar steemian, percayalah suatu saat kita semua akan sukses pada waktunya. Sekian dulu dari saya, mohon koreksi jika ada yang tidak sesuai menurut anda sekalian.

Salam Hangat,

@senja.jingga

Referensi:
What Are Tags?: https://steemit.com/faq.html#What_are_tags

What Tag Should I Used?: https://steemit.com/faq.html#What_tags_should_I_use

Empat Prinsip Bertahan di Steemit Ala Levycore: https://steemit.com/indonesia/@levycore/empat-prinsip-bertahan-di-steemit-ala-levycore

Komunitas Penuh Dinamika, Mari Kita Jaga: https://steemit.com/indonesia/@aiqabrago/komunitas-penuh-dinamika-mari-kita-jaga

Rute Jalan Sukses di Steemit untuk Followers @rismanrachman: https://steemit.com/steemit/@rismanrachman/rute-jalan-sukses-di-steemit-untuk-follower-rismanrachman

Sort:  

Benar sekali, saya juga merasa sangat terbantu dengan adanya Komunitas Steemit di Indonesia ini.

Saya juga ka. Dengan berkomunitas kita bisa banyak menggali informasi

Dek bing @senja.jingga, tulisan nya sangat berkualitas, terlepas dari ikut kontes, aku suka.
Izin untuk resteem..

Yuhuu bg jack, mamplam..... Dengan senang hati

Bertus cara menyampaikannya. Aku suka

suka aku? hahaha

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by senja.jingga from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.