Sebelum Kita Berpisah | PART II

in #indonesia6 years ago (edited)

image

Sources

Tentu saja kami baik-baik saja, tak ada yang menimbulkan masalah. Masih saling memberi kabar meskipun tak sesering biasanya karena kesibukan yang menghalangi. Sampai suatu ketika, malam ini aku memberi tahunya bahwa aku diajak pergi dengan seseorang yang sudah aku anggap sebagai abang angkatku. Ia bilang terserah, tapi aku tahu bahwa itu tanda marah dan tak suka. Aku tetap mencoba untuk meyakininya bahwa ini bukanlah suatu hal besar. Mungkin bisa saja aku tak memberitahunya memang, tapi aku hanya ingin menganggap ia ada. Memberi tahu apa saja yang kulakukan disini. Namun ia tak membalas pesanku, dan aku membiarkannya karena tak ingin menganggunya. Biarkan ia menenangkan pikirannya, pikirku.

Beberapa hari berlalu, saat aku sedang duduk sibuk menonton televisi handphoneku mendapatkan pesan singkat "Kemarin jadi pergi?" Aku senang saat aku tahu siapa pengirimnya, ia menanyakan hal itu padaku, ia mulai menghubungi lagi. Karena aku tahu marahnya takkan pernah lama.

"engga" aku membalasnya

"kenapa?" tanyanya padaku

"aku tahu kamu nggak suka, jadi aku memilih untuk tidak pergi. Aku juga bakal cemburu kalau kamu pergi dengan wanita lain"

"akhirnya kamu mengerti tanpa harus aku bilang"

Kukira setelah itu kami akan baik-baik saja, tapi ternyata tidak. Katanya ia tak percaya dengan ucapanku, aku tak tahu harus berbuat apa lagi. Aku sudah berkata sejujurnya, tapi ia sama sekali tidak menghiraukanku.

"Kamu tahu nggak? Kenapa LDR 90 persen gagal?" Ia bertanya padaku lagi. Sungguh saat aku membaca pesannya, rasanya jantungku berdetak lebih cepat. Perasaanku mulai tak enak.

"Enggak" kataku sambil menetralkan perasaanku.

"Karena dikasih kepercayaan, tapi disia-siain. Bukannya nggak saling percaya. Udah, tapi nggak kamu manfaatkan. Aku jauh, aku cuma bisa titipin kamu ke diri kamu sendiri, Kalau kamu ngga bisa jaga diri, what should I do? Nothing"

Kali ini dia benar-benar marah, entah apa yang membuat ia marah padahal aku sudah berkata jujur. Katanya jika aku ingin mencari kesenangan disini semua sudah terserah padaku. Ah rasanya napasku mulai berat, dan tanpa sadar air mataku mulai menetes meski tidak banyak.

Insiden saat ini cukup membuatku terpukul. Sebenarnya hanya peristiwa sederhana, ia tidak mengangkat panggilan teleponku, mengabaikan semua pesanku dan hanya sekadar dibaca. Kukira ia benar-benar marah sekarang. Tapi aku tetap mengiriminya pesan untuk memberinya perhatian, meski hanya abai yang kudapat. Aku hanya berpikir positif bahwa ia sedang sibuk bukan bermaksud tidak ingin membalas pesanku. Aku berusaha diam dan hanya bisa menunggunya. Tapi, justru kini mulai ragu dengan janjinya pada pertemuan terakhir di terminal kala itu.

Meski aku juga berharap ini bukan pertanda bahwa ia bukan lagi pria yang kukenal. Aku belum tahu apakah semua perubahannya hanya karena ia ingin berpikir sejenak menenangkan hati, atau ia sedang jenuh denganku atau hal terburuk yang kupikirkan ia sudah menemukan wanita lain yang bisa membuatnya merasa nyaman dan utuh. Ah, kutepis segera pikiran burukku


image

Sources

Sampai suatu ketika ia masih bersikap cuek, aku sudah tak tahan lagi, ini benar-benar diluar kemampuanku. Aku mengatakan padanya ingin selesai, ia tak menahanku. Katanya pergilah jika ingin pergi, aku menangis detik ini juga, Untung saja aku tidak bertatapan dengannya, aku tidak ingin ia tahu bagaimana aku begitu hancur. Meskipun aku berharap kita akan bersatu lagi seperti hari-hari biasanya. Karena kami telah berkali-kali berpisah, namun tetap disatukan lagi bagaimanapun caranya.

"Bantu aku menjadi pria baik, Ra. Aku juga ngga mau pacaran, dan ngga ingin memulai lagi" katanya padaku saat aku sedang menunggu kereta jurusan manggarai. Aku menangis tapi sejujurnya aku senang meskipun kami harus memutuskan hubungan ini. Akhirnya ia memilih jalan yang baik. Hari demi hari aku lewati, ia tetap mengirimiku pesan, mengomentari status pada akun whatsappku. Atau dengan memberikanku semangat untuk terus menulis. Aku senang, tentu saja aku senang. Kami terlihat baik-baik saja meskipun sudah memiliki jalan masing-masing. Karena pisahnya kami bukanlah karena mengkhianati satu sama lain dan tidak adanya rasa benci.

BERSAMBUNG

Sort:  

Sepertinya ini Faksi, non fiksi (fakta) rasa fiksi 😅. Masih kepo 🙈✌️

Kita liat lanjutannya besok ya kak hihi

Siyap ✌️

Aduhh makin penasaran 😂😆

Besok lanjutannya ya kak 😂😂

Sudah mulai dibuat kabur hihi

Liat besok ya kak 😝

Aku tak tahu harus berkata apa

Liat bsok aja bun endingnya gmn haha

Kisah cinta.. habis kata2, dek kk tunggu lanjutannya y

Siappp kak

Siip. Keren. Saya tunggu lanjutannya. Hehe.

Selamat lebaran ya, apakabar kakak disana?

Selamat lebaran, Nur. Alhamdulillah baik kok. Kamu gimana?

Alhamdulillah baik kak😚

wah saya tidak sabar lagi menunggu lanjutan cerita ini 😁

Hehehe sudah ada di postingan terbaru