Konflik dan Mediasi
Dalam hidup ini semua pasti pernah mengalami masalah, begitu juga dalam berkelompok atau berkomunutas, masalah atau punbenturan pasti akan terjadi dan tak bisa di hindari. Ketika benturan ataupun masalah yang terjadi pasti ada faktor pemicunya, dan faktor pemicu ini bisa dari hal yang kecil atau bisa juga dari hal yang besar. Masalah utama ketika saya perhatikan ada pada komunikasi yang kadang-kadang saat membalas komentar atau memberi tanggapan pada postingan orang.
Sumber Foto
Maka ketika kita melihat atau membaca postingan orang, terlebih dahulu kita fahami apa yang mereka sampaikan atau terlebih dahulu kita fahami isi atau makna dari postingan tersebut, baru setelah kita faham arah dari postingan tersebut, kita bisa menambahkan untuk memberi masukan atau pun kita menambahkan apanyang menurut kita masih ada yabg belum lengkap. Jika kita melakukan seperti ini maka, komunikasi atau puninteraksi akan berjalan dengan baik, namun jika kita kita tidak sependapat dengan apa yang dia sampaikan, kita bisa mendebatkan pandangan kita tetapi, dengan bahasa yang santun dan dengan analisa yang menurut kita itu benar.
Sumber Foto
Untuk itu menjadi penting kita perhatikan berbagai hal, yang kadang-kadang kita anggap remeh temeh dalam hal ini. Tetapi hal tersebut bisa menjadi masalah besar. Karena orangnjuga punya prinsip dan ketika prinsip itu kita pertaruhkan maka, konflik akan terjadi. Lalu untuk menyikapi hal tersebut perlu ada para pihak yang bisa, memediasi kan konflik tersebut. Dan perlu orang bijak dalam melihat hal ini.
Semoga konflik segera selesai dan bisa sama membangun untuk kita semua.
Salam
Sebuah pembahasan yang baik brother, dalam hubungan dua arah jika terjadi perselisihan atau konflik maka diselesaikan oleh kedua belah pihak ini disebut penyelesaian secara bipartit dan jika kesalah pahaman tersebut membutuhkan mediasi itu disebut tripartit, pihak yang disetujui oleh kedua belah pihak yang dianggap independent dan troublesolver. Salam perdamaian...
Benar .. maka perlu kepala dingin utk bisa melihat permasalahan ini ..
Saya suka sekali kata-kata @paulag kemaren, "Kita tak seharusnya marah pada orang yang mengatakan hal-hal yang tidak kita suka." Ini menurut saya adalah salah satu punca kenapa kita sering tak bisa menghimdari konflik. Kita cenderung lebih mengedepankan emosi daripada nalar. Pokoknya, "Marah dahulu, malu kemudian," tapi itu mending kalau akhirnya ada malu atau penyesalan.
😀
Hahahah .. itu efek tdk faham apa yang di baca .. ketika kita faham apa yang ditulis maka kita juga akan faham arah nya .. maka kita tidak panik .. meunan tambahan bacut teuk .. 😊😊😊
Bukan Rahasia
Yang menarik dari interaksi antar manusia adalah bahwa banyak hal mempengaruhi bagaimana seseorang bereaksi terhadap sesuatu. Salah satu yang dominan adalah perasaan.
Penulis novel-novel sukses yang beberapa bukunya telah difilemkan, Oom Orson Scott Cards pernah menulis dalam sebuah buku motivasinya, "Setiap orang menjadi orang yang berbeda saat menghadapi orang-orang yang berbeda." Dan itu mungkin sekali dipengaruhi oleh perasaan yang terjalin dalam bentuk hubungan emosional antar pihak-pihak yang terlibat.
Misal begini: kata-kata "Kamu penipu!" akan dianggap sebagai gestur cari-cari perkara ketika itu diucapkan oleh seseorang yang tidak akrab atau lebih parahnya, tidak disukai, tapi jika itu diucapkan oleh seseorang yang disenangi, itu menjadi guyonan yang menggelikan.
Tetapi, perasaan adalah sesuatu bagian yang melekat pada setiap manusia, tak bisa dihilangkan, hanya bisa dikendalikan. Benci dan cinta, kalau tak dikendalikan, sama-sama berpotensi menyebabkan kebutaan. Tapi, menjadi buta bukanlah hal terburuk, melainkan menemukan kenikmatan dalam kebutaan. Dan saya telah menemukan tidak sedikit orang yang demikian. Sangat mungkin juga bahwa saya bagian dari orang-orang buta itu dengan kebutaan spesifik yang menyebabkan saya tak bisa melihat kenyataan bahwa saya sedang buta.
Kembali ke laptop, jadi, menurut saya, memang besar porsi benarnya pada pendapat bahwa tingkat kecerdasan sangat dipengaruhi oleh tingkat kestabilan emosi. Saya tidak bisa menjelaskannya tapi saya percaya itu begitu dalam kadar segitu.
hahahaha ... seb bereh lagou ... pokok jih asai na konflik akan na mediasi .. dan menurut
Mediasi bukanlah sesuatu yang otomatis. Mediasi itu sebuah upaya.
Betul .. upaya mediasi ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang berjiwa besar .. karena yamg mereka mediasi tentunya juga masalah besar
Dan lebih besar kans berhasilnya kalau ketiga pihak masing-masing bisa meraup untungnya, sebagai imbalan bagi pengorbanan-pengorbanan mereka. Sang meunan. Hehe.
Benar ... mundur selangkah .. untuk maju beribu langkah ..
Your Post Has Been Featured on @Resteemable!
Feature any Steemit post using resteemit.com!
How It Works:
1. Take Any Steemit URL
2. Erase
https://
3. Type
re
Get Featured Instantly & Featured Posts are voted every 2.4hrs
Join the Curation Team Here | Vote Resteemable for Witness
MoU untuk menengahi, sepertinya itu nama yg cocok untuk penengah saat mediasi...
Mantap bg ken eheheee...
Kita tunggu saja
Kita harapkan masalah yang tanpa dasar itu bisa menjadi pelajaran bagi kita semua
benar .. maka bek jak peu kabeh atra gob ...