Hunting Foto Siswa BJI
Sabtu 24 Februari 2018 pukul 10.30 wib, siswa Basri Daham Jurnalis Institute (BJI) berkumpul di Waduk Jeulikat Indah. Waduk yang berlokasi di Desa Jeulikat Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe tepatnya di belakang Detasemen Brimob Jeulikat terlihat sedang dalam tahap pembangunan. Beberapa bangunan telah selesai seperti Rumoh Aceh lengkap dengan jeungki dan krong pade memberi kesan etnik yang begitu kental. Di lokasi wisata baru ini juga dibangun menara yang sebenarnya sarang burung merpati. Dilengkapi juga dengan musalla tempat pengunjung menunaikan kewajiban bila waktu shalat tiba.
Titik kumpul di siswa BJI di pondok yang berdekatan dengan kandang Siamang (hewan primata sejenis kera) yang terlihat tidak terurus. Siamang tersebut terus menjulurkan tangannya lewat celah kawat sebagai dinding sangkarnya. Tidak terlihat ada makanan di kandang, sepertinya primata tersebut sedang lapar. Di kandang yang terlihat sangat sederhana siamang terus berayun-ayun sambil menjulurkan tangannya berusaha memegang pengunjung yang sedang lewat.
Sebelum hunting foto dimulai terlebih dahulu bang Saiful Bahri @saifuelbahrie sebagai guru praktek pada pertemuan ke IX memberikan arahan. Seperti sudah pernah dijelaskan pada pertemuan ke VI di Aula Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Lhokseumawe (3 Februari 2018). Ada beberapa bagian yang harus diperhatikan dalam teknik mengambil gambar untuk foto jurnalistik, diantaranya angel atau sudut pandang, objek foto dan komposisi. Foto jurnalistik harus mengandung pesan, tempat dan waktu. Karena ini bukan sebuah foto seni maka pencahayaan termasuk salah satu hal yang harus diperhatikan dan hindari melawan matahari. Selanjutnya kepada siswa BJI ditugaskan mengambil 4 tema foto dalam waktu 30 menit kedepan. Pengambilan foto diseputaran waduk diantaranya bertema wisatawan, kuliner, taman dan hewan yang terdapat di sekitar lokasi.
Selesai arahan siswa BJI dengan penuh semangat mulai hunting foto. Ada yang kepinggir danau, ke jembatan gantung, ke taman, ke rumoh aceh dan tidak sedikit yang menggurubuti kandang Siamang. Siamang menjadi titik konsentrasi para siswa. Menurut pengetahuan kami, Siamang tidak dapat hidup sendiri, mereka hidup berkoloni di habitat aslinya. Siamang termasuk kedalam satwa dilindungi dengan UU No 5 Tahun 1990. Hanya terlihat satu ekor Siamang di lokasi ini dengan bulunya yang tampak lusuh dan wajah yang terlihat sangat memprihatinkan.
Waktu 30 menit telah berlalu, deadline fotopun tiba. Kami para siswa BJI berkumpul kembali sambil membawa hasil hunting dan menunjukkan kepada guru kami. Banyak yang bagus hasilnya dengan sedikit penjelasan tentang foto-foto yang telah diambil. Sebelum kelas dibubarkan bang Saiful Bahri kembali berpesan untuk terus melatih kemampuan baik itu fotografi maupun menulis. Membaca dan membaca terus diulang-ulang supaya kami bisa mempelajari hasil tulisan orang dan melihat hasil pengambilan gambar orang lain juga bisa menambah wawasan, apalagi foto karya jurnalis terkenal.
Beliau sangat berharap siswa BJI Angkatan ke IV ini ada yang berhasil menggantikan posisi jurnalis yang tua-tua. Bagaimanapun tekad dan keinginan yang kuat adalah kunci kesusesan. Semua ilmu yang diberikan berasal dari pengalaman senior-senior anggota dan pengurus AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Kota Lhokseumawe.
Saya merasa ini seperti kumpulan keluarga, kadang kami terlihat serius namun tak kurang juga dari bercanda. Sebagian siswa BJI juga para Steemian diantaranya @zusahali, @lucky22, @aulialiar, @riskasuandi, @ayunadira, @andisalin, @yuli-restiviani, @saifuddin73. Semoga siswa BJI Angkatan IV bisa mengikuti jejak senior dan sukses semua demi mengharumkan nama institute tercinta "Basri Daham Jurnalis Institute"'
Amin....
Mantaaappp bang...😊
This post has received a 6.17% upvote from @aksdwi thanks to: @taslem.