Sosiologi Aceh, Review Acehnologi (III :17)

Assalamualaikum wr, wb. Kali ini saya akan melanjutkan review buku Acehnologi karya bapak KBA volume 2 bab 17 tentang Sosiologi Aceh. 

Karya-karya pemikir Aceh lebih banyak dihasilkan dalam bahasa Aceh, Melayu/Indonesia, dan dalam beberapa dekade terakhir, sudah muncul dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Belanda. Di Atas itu semua, era Pencerahan atau Kegemilangan, sebagaimana dialami oleh Barat, juga pernah dialami oleh Aceh, dengan kata lain, hal-hal yang mendasari kemunculan era tersebut, paling tidak, juga terjadi di Aceh. 

Bab ini mencoba menelusuri beberapa konsep inti yang muncul di dalam lintasan sejarah pemikiran di Aceh, untuk mencari proses kebertahanan rakyat Aceh dari pengaruh dampak dari teori ilmu pengetahuan dari Barat. 

Paling tidak, di dalam membangun sosiologi Aceh, dapat dilakukan melalui metode perbandingan dan sejarah. Namun, kajian melalui perspektif sosiologi juga perlu digali secara substantif, sebab perubahan masyarakat Aceh yang sedemikian cepat, ternyata juga membentuk cara pandang baru dari masyarakat tersebut. 

Ketika sosiologi ingin dimunculkan, ada tiga hal yang perlu digali, yaitu: pertama, menemukan kembali ruang imajinasi sosial yang bersifat ke-Aceh-an. Ruang imajinasi sosial ini perlu untuk ditelaah secara multi-disiplin. Kedua, menemukan kembali ruang yang aktif dan progresif dalam bidang ruang kesadaran sosial masyarakat Aceh. Ketiga, perlu juga dicari lagi bagaimana format ruang kebatinan masyarakat Aceh yang kemudian memberikan pengaruh pada dua ruang sebelumnya. Tiga hal inilah yang mungkin dapat membantu untuk membangkitkan spirit kajian sosiologi Aceh. Sebab, tiga ruang tersebut telah berjasa di dalam menemukan identitas ke-Aceh-an di dalam konteks kekinian. 

Cukup sekian review dari saya mengenai bab ini, masih ada bab selanjutnya yang akan saya review, semoga teman-teman semua tidak bosan membacanya, wassalamualaikum wr, wb.